- o 0 o -Riuh ramai kendaraan yang terjebak kemacetan terdengar memekakan telinga. Klakson dan teriakan yang saling bersautan membuat siapa saja tak betah terjebak lama-lama dalam kemacetan itu.
Di antara banyak kendaraan yang terjebak itu, mobil Namjoon menjadi salah satu kendaraan yang terjebak kemacetan hingga satu jam lamanya. Entah sudah berapa kali Namjoon mengumpati orang-orang tak sabaran yang membunyikan klakson hingga membuat jalan semakin riuh. Tubuh Namjoon sudah berpeluh sempurna sejak mobilnya terhimpit banyak kendaraan.
Getar ponsel di dasbor mobilnya membuat Namjoon berhenti mengumpat. Dia meraih ponselnya, melihat nama Seokjin tertera diponselnya membuat Namjoon cepat-cepat mengangkat panggilannya.
"Eoh, Seokjin."
"Astaga Namjoon dimana kau! Sudah berapa jam aku menunggumu? Apa kau tahu, aku sampai mengganti jadwal shiftku hanya demi dirimu, dan kau malah membuatku menunggu selama berjam-jam. Apa kau tahu seberapa keras aku meyakinkan petugas polisi disini untuk menunggumu? Oh, bahkan sekretarismu pun sampai tertidur karna menunggumu."
Namjoon mengurut pelipisnya yang berdenyut. Kepala belakangnya mendadak pening mendengar ocehan Seokjin, juga suara-suara berisik pengguna jalan.
"Aku akan datang. Aku sedang terjebak kemacetan. Sebentar lagi aku sampai."
Namjoon memang meminta Seokjin dan sekretarisnya untuk mendatangi kantor polisi saat ia sedang rapat dengan para pemegang saham. Dia meminta Anna, sekretarisnya untuk menemani Seokjin yang sedang dikantor polisi perkara mantan istri Namjoon.
Ya, polisi akhirnya menemukan mantan istri Namjoon dan orang-orang yang menculik Taehyung setelah hampir sebulan laporan yang Namjoon ajukan tak mengalami perkembangan.
"Oh, aku bebas dari macet. Sebentar lagi aku sampai."
Namjoon mulai menjalankan mobilnya pelan-pelan saat jalanan mulai sedikit lenggang. Dia mematikan sambungan teleponnya, memilih fokus pada jalanan, dan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh setelah terbebas dari kemacetan.
Sesampainya di kantor polisi, Namjoon memarkirkan asal mobilnya. Bergegas masuk tanpa memperdulikan pening yang merambat dikepalanya sejak tubuhnya belum sempat beristirahat sejak kemarin.
"Oh, akhirnya kau datang juga." Seokjin berseru lega saat melihat Namjoon datang dengan ngos-ngosan. "Polisi sudah selesai mengintrogasi Sora dan beberapa orang yang terlibat. Mereka juga sudah mengamankan barang bukti."
Namjoon bernapas lega setelahnya. Dia melihat Seokjin dan sekretarisnya bergantian, "Lalu apa yang Sora katakan? Apa dia benar-benar melakukan itu?"
Seokjin menghela napas sejenak, menepuk bahu Namjoon pelan sebelum berujar, "Kau benar Namjoon, wanita itu sudah tidak layak disebut ibu lagi. Dia ... benar-benar menjual Tehyung pada gangster itu. Dia menjual anaknya sendiri demi sekoper uang."
Seokjin masih menatap Namjoon yang tampak memaku di tempatnya. Dia bahkan bisa melihat bagaimana garis wajah Namjoon yang berubah mengeras dengan tangan terkepal hingga buku-buku jarinya memutih.
Kim Namjoon terlihat mengerikan di mata Seokjin.
"Namjoon--
KAMU SEDANG MEMBACA
Mikrokosmos [Twins Brother]✔️
FanfictionKata orang, anak kembar itu berbeda. Mereka akan cenderung merasakan apa yang kembarannya rasakan. Kata orang, anak kembar itu kompak, saling terikat dan memahami perasaan satu sama lain. Tapi semua 'Kata orang' itu tidak berlaku bagi mereka. Nyatan...