EPILOG : Lembar hidup baru

6.2K 798 337
                                    

- ▫️▫️▫️▫️▫️ -

Tidak ada yang bisa menebak bagaimana semesta dan segala isinya bekerja. Pun dengan porsi duka dan haru yang terkadang berat sebelah. Atau dengan akhir cerita yang tidak pernah bisa di terka seperti yang telah di siapkan oleh semesta.

Dalam hal ini, Taehyung merasa porsi bahagia dan duka dalam hidupnya tidak berjalan beriringan, berat sebelah, atau bisa di bilang tidak seimbang. Sebab jika Taehyung melihat kembali ke masalalu, ada lebih banyak tangis daripada tawa dalam hidupnya. Ada banyak sakit daripada senang selama ia hidup.

Bahkan saat untuk terakhir kalinya, Taehyung kembali menggaungkan harapnya pada semesta. Juga untuk pertama kalinya, Taehyung menaruh kepercayaannya pada semesta, saat itu juga semesta mempermainkan perasaannya. Dengan mudah membalikkan hidup Taehyung hingga Taehyung tidak mampu lagi berpijak.

Dunia Taehyung sempat hancur saat semesta merenggut Jimin dari hidupnya. Secara tiba-tiba, bahkan tanpa salam perpisahan.

Tidak ada lagi warna dalam hidupnya. Dunianya kelabu, kosong dan hampa. Setiap langkah yang ia tapaki serasa berat, setiap pagi di esok hari selalu mengingatkannya akan sebuah duka.

Taehyung pikir, ia tidak akan mampu lagi menjalani hari-harinya seperti dulu. Dia pikir, dunianya benar-benar berakhir sejak tubuh saudara kembarnya itu berubah menjadi puing-puing abu sebelum di masukan ke dalam guci keramik.

"Taehyung-ah, kau dan papa harus bahagia mulai sekarang."

Tapi setiap ia mengingat bisik lirih Jimin malam itu, Taehyung seolah di sadarkan akan kehidupannya yang belum benar-benar berakhir. Ia masih di dunia, menginjak bumi yang nyata bersama sang Papa yang berusaha keras untuk menjadi penopangnya.

Taehyung tidak boleh egois dan membiarkan sang Papa berjuang sendirian. Papa juga kehilangan, dunia Papa juga hancur. Tapi Papa masih berusaha untuk bangkit dan bahkan menjadi penopang untuk Taehyung.

Karna itu, setelah tahun demi tahun ia lewati tanpa presensi Jimin di sisinya, Taehyung berusaha bangkit, menyamai sang Papa dan membalas topangan dari Papa.

Sekarang, Taehyung, bersama keluarga barunya berusaha menjalani hari meski tanpa presensi Jimin di sisinya.

"Taehyung! Di mana kaos kaki Papa!"

"Tidak tahu, Pa! Sepatu hitamku mana! Eh! Kemana semua sisir di rumah ini?!"

"Taehyung lihat dasi hitam Papa tidak!!"

"Papa di mana sisir! Rambutku belum di sisir!"

"Taehyung!!"

"Papa diam dulu!"

"KALIAN BISA DIAM TIDAK!!"

Taehyung dan Namjoon sama-sama berjengit kaget saat suara melenggelegar Anna mengalahkan teriakan mereka. Namjoon yang sibuk mencari kaos kakinya pun menoleh, bersama Taehyung yang tadinya sibuk mengobrak abrik laci dengan rambut sarang burung, juga ikut mengalihkan tatapannya pada Anna yang sedang sibuk merias diri di sofa.

Anna-si wanita pemilik suara ultrasonik itu membuang napas kasar sambil meletakkan pensil alisnya. Dia menatap jengah pada Namjoon dan Taehyung bergantian, yang kembali membuat pagi harinya selalu berisik dan ribut.

Mikrokosmos [Twins Brother]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang