Lembar keduapuluh lima

6.8K 962 430
                                    

 
 
Part ini di buat saat saya lagi meraung raung sakit gigi di kamar, dan si adek dengan manusiawinya muter lagu rock gede gede sambil teriak² kayak orang kesurupan^^

Jadi, mohon maaf kalo ambyar manteman. Pas nulis nyut-nyutan rasanya, sambil nyanyiin umpatan buat si adek ^                  ^
.
.
.

- o 0 o -
 


  
  
  

Pertengkaran Namjoon dan Jimin tadi pagi rupanya cukup berdampak besar bagi hubungan Jimin dan sang ayah. Baik Namjoon maupun Jimin sama-sama memilih untuk menjauh satu sama lain. Namjoon yang setelah pertengkaran tadi pagi memilih keluar rumah, dan belum kembali sampai senja menyingsing.

Jimin sendiri tampak murung seharian ini. Wajahnya membengkak terlalu lama menangis. Dia tadi sempat menelfon Hoseok, dan meminta maaf atas apa yang Namjoon lakukan. Tapi balasan Hoseok justru membuat Jimin semakin tenggelam dalam rasa bersalahnya. Hoseok tidak mempermasalahkan hal itu dan meminta Jimin untuk tidak terlalu memikirkannya.

Hal itu membuat Jimin mengurung diri di kamar seharian. Membuat Taehyung cemas bukan main. Sebab anak itu belum menyentuh makanan apapun sejak pagi, belum lagi obat yang harus di minum rutin kembali di abaikan oleh Jimin.

Tapi saat sore tadi Jimin tak kunjung keluar dari kamarnya. Taehyung mendapat pesan dari Jungkook, meminta Taehyung datang ke kampus atas perintah Dekan. Taehyung bingung, Jimin masih belum keluar dari kamar dan ia sendiri harus ke kampus. Taehyung sudah terlalu banyak absen tanpa keterangan yang jelas.

Taehyung memutuskan untuk ke kampusnya sebentar. Berharap saat pulang, Jimin sudah membuka pintu kamarnya dan memakan makanan yang Taehyung letakan di pintu kamarnya.

Tapi yang Taehyung dapati saat pulang masih sama. Pintu kamar Jimin masih tertutup rapat. Makanannya pun kembali dingin tanpa tersentuh.

Kali ini Taehyung kembali mencoba membujuk Jimin lagi. Ia sudah membawa semangkuk bubur dan air di nampan yang  ia bawa. Mengetuk pelan pintu kamar Jimin yang masih terkunci rapat.

"Jimin-ah, ini aku."

Suara Taehyung tidak keras, tapi cukup mampu terdengar oleh Jimin. Meski tidak mendapat sahutan, Taehyung tahu Jimin mendengarnya.

"Jimin, kau belum makan sejak pagi tadi. Kau juga tidak menyentuh obatmu sama sekali. Kau bisa sakit lagi, Jim." Taehyung kembali bersuara. Dia bisa mendengar isakan tertahan Jimin di dalam kamar. Taehyung cemas sekali Jimin tidak berhenti menangis sejak pagi.

"Jim—

"Aku tidak lapar, Taehyung. Biarkan aku sendiri, jangan ganggu aku."

Itu adalah suara pertama Jimin setelah hampir seharian mengunci diri tanpa mengucap sepatah katapun. Tapi kalimatnya pun tidak cukup mampu menghilangkan cemas Taehyung, malah semakin cemas saat suara Jimin terdengar serak dan parau.

"Jimin, kau harus makan meskipun tidak lapar. Kau harus meminum obatmu," ucap Taehyung yang masih berusaha membujuk Jimin.

"Aku bilang aku tidak lapar Taehyung! Pergi dan jangan ganggu aku!"

Taehyung memejam sembari menguatkan genggamannya pada nampan yang ia bawa. Ia kembali membuka mata, menarik napas sebentar sebelum kembali berujar. "Jimin jangan kekanakan seperti ini. Tolong mengerti aku."

Mikrokosmos [Twins Brother]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang