Warn! Unrevisi
Di mohon koreksi typo
.Enjoy~~~
- o 0 o -
Taehyung sebenarnya masih sangat mengantuk saat tidurnya terusik oleh silau matahari menerpa wajahnya. Dia mengerang kesal sambil mendudukan dirinya dengan kantuk yang masih menyelimuti.
Taehyung mengucek matanya sebentar untuk menyesuaikan cahaya. Lalu saat netranya terbuka sempurna, ia mengernyit saat tak mendapati presensi Namjoon ataupun Jimin di sampingnya. Padahal ia ingat betul semalam mereka bertiga tertidur lelap setelah lelah bercanda.
Pyarr
"Jimin!"
Netra Taehyung sempurna membulat saat mendengar suara ribut seperti bantingan di susul teriakan Namjoon setelahnya. Taehyung lekas bangkit dan berlari dengan terburu tanpa peduli dengan kondisi wajahnya yang masih berantakan.
Taehyung menuruni tangga dengan tergesa sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Arah pandang Taehyung terhenti pada satu titik bersamaan dengan langkahnya yang juga memaku di anak tangga terakhir.
Disana Taehyung bisa melihat Papa dan Jimin sedang saling melempar tatapan tajam juga wajah menahan emosi. Dan jangan lupakan ponsel Namjoon yang sudah remuk di lantai.
Ada apa? Seingat Taehyung tidak ada yang salah. Jimin dan Papa masih baik-baik saja, semalam mereka masih saling tertawa sambil menikmati makanan buatannya. Mereka bahkan menghabiskan waktu sampai pukul satu malam hanya untuk menghentikan tawa. Lalu tertidur lelap saat kantuk menyerang.
Lalu kenapa Papa dan Jimin bertengkar pagi ini?
"Aku sudah menuruti semua keinginan Papa. Tapi kenapa Papa melakukan ini ?!"
Disana, marah Jimin tampak tak terbendung dengan tangan terkepal kuat di kedua sisi. Wajahnya tampak memerah, kentara sekali sedang menahan amarah yang meledak-ledak.
"Papa tidak berbuat salah, Jim. Papa bahkan membantu mereka, dan memberi mereka tempat lebih layak." Namjoon juga tak mau kalah menyahut. Keduanya sama-sama meninggikan suara.
"Tempat layak?" Jimin terkekeh sumbang setelah satu tetes airmata membasahi pipinya. "Papa pikir mereka akan senang dengan apa yang Papa lakukan? Sanggar tari itu peninggalan keluarga mereka. Banyak kenangan-kenangan yang tak ternilai harganya. Tempat itu juga sangat berarti bagiku. Tapi Papa justru membelinya dan bahkan berniat menggusurnya."
Jimin tidak habis pikir dengan pemikiran sang ayah. Dia pikir masalahnya sudah selesai setelah semalam ia berhasil menghabiskan waktu dengan bahagia.
Tapi tadi pagi, saat ponsel Namjoon mendapat notifikasi tepat saat Namjoon sedang di kamar mandi, Jimin pun iseng memeriksanya. Tapi saat melihat pengirim pesan tersebut, Jimin lantas terkejut setelahnya. Ia bisa mengeja dengan jelas bagaimana kalimat permohonan Hoseok yang tertera di layar ponsel Papanya.
Mantan guru tarinya itu memohon pada Namjoon untuk tidak menggusur sanggar tarinya. Jimin baru tahu kalau sang ayah ternyata membeli lokasi itu dan berniat menghancurkan bangunan disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mikrokosmos [Twins Brother]✔️
FanfictionKata orang, anak kembar itu berbeda. Mereka akan cenderung merasakan apa yang kembarannya rasakan. Kata orang, anak kembar itu kompak, saling terikat dan memahami perasaan satu sama lain. Tapi semua 'Kata orang' itu tidak berlaku bagi mereka. Nyatan...