Chapter 5

11.6K 1.4K 17
                                    

Han River

Johnny-Jaemin

Johnny benar-benar membawa ke tempat dimana ia dan Yuta pernah pergi bersepeda bersama. Johnny sekali lagi meminjam sepeda untuk dua orang. Dia akan membonceng Jaemin. Tadi manager hyung bilang tak masalah kalau mereka pergi keluar asal tetap hati-hati. Lagipula Johnny dan Jaemin tak akan keluar lama, mereka akan segera kembali setelah Jaemin puas bersepeda di daerah dekat sungai Han.

"Johnny hyung ayo semangattt!!" Jaemin di belakang memberi semangat pada Johnny yang berusaha kuat mengayuh sepeda melewati tanjakkan, sedangkan Jaemin sendiri tak membantu sama sekali, dia hanya membantu dengan ucapan semangatnya saja. Johnny untung sayang semua member Dreamies, mau marah juga ngga tega.

"Jaem! Bantuin hyung dong buat ngayuh!" mohon Johnny dengan nafas tersengal karena lelah mengayuh menaiki tanjakkan sedangkan orang yang ada di belakangnya hanya tertawa menanggapi.

"Hahaha baiklah baiklah, aku kan dongsaeng yang baik, jadi aku bantu." Jaemin mengalah dan akhirnya membantu sang hyung mengayuh, namun karena Johnny sudah lelah, akhirnya mereka memutuskan untuk putar balik saja. Sama seperti saat bersama Yuta dulu, mereka tak sampai melewati tanjakkannya.

"Hyung, Jaemin udah puas sepedahannya, ayo kembali ke dorm." ujar Jaemin setelah mereka berdua mengembalikan sepeda yang mereka pinjam. Johnny yang mendengar itu mengangguk.

"Mau mampir supermarket sebentar Jaem? Ini ada titipan snack dari member lain sama bahan dapur dari Taeyong." Jaemin mengangguki saja ucapan sang hyung, dan kini keduanya berjalan menuju supermarket yang letaknya tak jauh dari sungai han, sebelum nanti menghubungi manager hyung untuk menjemput mereka.

Supermarket

Jaemin merasa tak tenang sejak tadi. Dia merasa seolah mereka berdua sedang diawasi. Jaemin yakin yang mengawasinya bukan manager hyung, karena manager mereka tak ikut mereka sejak tadi, hanya mengantar saja dan nanti akan menjemput jika sudah dihubungi.

Jaemin mengekor dibelakang Johnny dan tak membiarkan dirinya terpisah dari sang hyung. Firasatnya buruk sejak tadi menginjakkan kaki keluar dorm.

'Jeno' hanya nama namja bermata sipit teman satu linenya yang Jaemin pikirkan saat ini.

"Jaemin, mau ambil apa?" tanya Johnny pada Jaemin yang ada di belakangnya. Jaemin menatap hyung bongsornya dan menggeleng.

"Tidak usah saja hyung, aku sedang tak minat juga, ayo segera kembali." Johnny mengangguk, setelah mengecek isi troli mereka, keduanya pun langsung pergi ke kasir dan membayar.

Baru mereka melangkahkan kaki keluar supermarket, suara tembakkan terdengar.

DOR!

PRANG!

Kaca yang tepat berada di belakang Johnny pecah. Kedua idol tersebut terkejut. Jaemin yang sadar duluan segera menarik tangan sang hyung.

'Sialan! Aku tak membawa apapun saat ini!'

Jaemin dan Johnny segera berlari mencari tempat aman dan menghubungi manager mereka. Firasat Johnny mengatakan kalau mereka berdua, atau satu dari merekalah yang sedang diincar. Johnny dengan terburu menghubungi sang manager, sedangkan Jaemin mengawasi keadaan sekitar. Saat ini mereka ada di gang sempit yang letaknya tak cukup jauh dari supermarket.

Jaemin merasa janggal saat dia melirik titik warna merah yang mengacu pada dada kanannya, matanya membulat dan segera dia menarik lengan Johnny dan membawa lari sang hyung.

"Jaemin!"

DOR!

BRAK!

Tembakan tadi mengenai tong sampah tak jauh dari mereka.

'Sniper sialan!'

"Jaem! Ya Tuhan! Sebentar, hyung bawa belanjaan ini!" Jaemin segera berhenti dan mengambil dua kantong kresek lainnya dari Johnny.

"Ayo hyung! Tak ada waktu! Mereka mengincar kita, kita harus segera menemukan tempat bersembunyi!" Johnny sebenarnya tak terlalu paham situasi apa yang sedang mereka hadapi, tapi saat ini firasatnya mengatakan agar mengikuti apapun ucapan Jaemin.

.

.

NCT 127's Dorm

BOOM!

Jeno tersentak kaget saat tiba-tiba ponsel Haechan yang duduk di sebelahnya berbunyi nyaring.

"Ya Tuhan! Haechan! Suara ponselmu!" kesal Jeno. Haechan hanya nyengir polos merasa tak berdosa. Jeno menjitak sayang kepala teman selinenya itu.

"Kenapa harus menggunakan ringtone ledakan sih, Chan?" gerutu Jeno. Dia heran dengan temannya, masih banyak ringtone normal yang bisa digunakan, tapi Haechan malah menggunakan yang ini, ditambah dengan sengaja dia membesarkan volume ponselnya pula.

Sedangkan Haechan yang mendapat pertanyaan dari Jeno masa bodo dan kembali lanjut dengan game diponselnya setelah melihat notifikasi pesan dari sang ibu.

"Jeno, ponsel kamu dari tadi getar terus loh!" Doyoung memberi tahu adik kesayangannya itu karena sejak dua menit yang lalu, ponsel namja bermarga Lee itu terus bergetar. Jeno segera mengambil ponselnya dan terkejut mendapati banyak pesan spam dari Jaemin. Buru-buru Jeno menghubungi nomor Jaemin.

Namun hendak dia menekan tombol ikon telpon warna hijau, pintu dorm terjeblak dengan kencang.

"YAK!" Taeyong yang kaget sontak berteriak.

Jeno segera berdiri dan nyaris berlari ke arah Jaemin, sebelum sebuah pukulan tak terlalu kencang, namun masih meninggalkan rasa sakit dia dapat dari Jaemin.

"SIALAN! AKU SEJAK TADI MENGHUBUNGIMU!" semua member yang ada disana terkejut saat melihat seorang Na Jaemin yang suka menebar senyum dan tawa manis itu tiba-tiba berteriak dan bahkan mengumpat pada Jeno, teman spesialnya.

"JAEMIN! HENTIKAN!" Lucas dan Jaehyun berusaha memisahkan Jeno dan Jaemin. Tepatnya menarik Jaemin dari atas tubuh Jeno, sebelum Jeno makin babak belur dibuatnya.

Mungkin yang lain tak melihatnya, tapi Jeno dengan jelas melihat gurat ketakutan, cemas, marah, kecewa, sedih ada di sorot mata Jaemin.

"Na, udah tenang dulu, kau ini kenapa, hm?" Kun mencoba mendekati Jaemin dan bertanya dengan pelan. Jaemin yang sudah dipisahkan dari Jeno hanya memalingkan wajahnya acuh. Jeno yang paham menghela nafas berat, sudut bibirnya luka.

"Jeno, aku obati dulu lukamu." Jeno ditarik pergi oleh Taeil untuk diobati.

"Jaemin?" panggil Kun sekali lagi, namun tak digubris namja manis itu. Jaemin justru menekuk kedua kakinya dan menariknya lalu memeluknya, dia menenggelamkan wajahnya diantara lututnya. Tubuhnya bergetar karena menangis.

Taeyong menatap Johnny yang sejak tadi diam melihat Jaemin dan Jeno.

"John, ada yang ingin kau katakan?" tanya Taeyong, semua member kini fokusnya kembali pada Johnnya, kecuali Kun yang berusaha menenangkan Jaemin.

"Aku dan Jaemin nyaris terbunuh."

"MWO?!"

.

.

.

-tbc-

[NOMIN] The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang