Chapter 8

11K 1.4K 33
                                    

Dream's dorm

Member 127 dan WayV berkumpul untuk membicarakan kejutan yang akan beri pada Jeno. Namun, diantara mereka semua, Jaemin nampak risau. Perasaan tak tenang menyergapnya sejak tadi. Dia khawatir pada Jeno dan Renjun yang tak kunjung pulang padahal sudah hampir dua jam mereka keluar.

"Na? Gwaenchana?" Tanya Mark pada sang adik yang nampak risau sejak tadi, dan pertanyaan Mark mengalihkan perhatian semua member pada Jaemin.

"Ah hyung, gwaencahana, kalian lanjutkan saja pembicaraannya." Jaemin berdiri dari posisinya dan pergi menuju kamar untuk mengambil ponsel. Dia semakin risau saat ponsel Renjun dan Jeno sama-sama tak bisa dihubungi. Jaemin memutuskan untuk keluar kamar.

"Hyungdeul ada yang bisa menghubungi Jeno atau Renjun?" Tanya Jaemin menginterupsi pembicaraan saudaranya yang lain.

"Ada apa memangnya?" Tanya Jaehyun penasaran terlebih wajah Jaemin nampak risau.

"Mereka sudah keluar sejak dua jam yang lalu dan tak kunjung kembali." Ujar Jaemin. Haechan menatap Jaemin aneh.

"Mungkin sekalian jalan-jalan kan bisa saja Na, kau tak perlu secemas itu." Jaemin melirik Haechan dan pergi dari sana.

"Mungkin aku saja yang terlalu cemas." Ujarnya yang masih bisa didengar yang lain. Johnny bereaksi lebih awal saat menyadari kerisauan Jaemin.

"Hubungi saja keduanya, segera!" Sentakkan dari Johnny membuat yang lain terkejut. Doyoung segera mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Jeno ataupun Renjun, namun sama seperti Jaemin, panggilannya tak diangkat.

"Tidak diangkat hyung." Lapor Doyoung. Haechan menatap Johnny.

"Ada apa sih hyung? Bukannya tak apa mereka jika pergi jalan-jalan sekalian?" Johnny menatap Haechan tajam. Tak pernah namja tinggi itu menatap Haechan dengan tajam.

"Aku tak akan khawatir jika kejadian kemarin tak terjadi, Lee Donghyuck." Haechan diam ditempatnya saat Johnny memanggilnya dengan nama aslinya. Semua member bisa memastikan jika saat ini Johnny tengah tak bisa diganggu dan dalam keadaan emosi. Gerakan tiba-tiba dari Jaemin yang mengambil jaket dan masker juga topi membuat mereka terkejut.

"Mau kemana, Jaemin?" Tanya Yuta. Jaemin menunjukkan tatapan menakutkan yang bahkan Taeil sebagai member tertua merasa menggigil melihatnya, seolah mata itu bisa saja menusuknya.

"Jeno" hanya itu kata yang diucapkan Jaemin sebelum pergi dari sana dengan terburu, panggilan member lain tak ia gubris.

"Ada apa sebenarnya?!"
.
.
.
Di tempat Renjun dan Jeno, namja Cina itu tak bisa tak berdiri dengan ketakutan kala melihat sekitar delapan orang mengepung mereka dengan mengacungkan pistol ke arah mereka berdua. Renjun bahkan bisa melihat jemari orang-orang itu yang siap menarik pelatuknya.

"Sialan, apa mau kalian, hah?!" Jeno berteriak marah. Jumlah orang di hadapannya memang ada delapan, tapi dua lagi ada di gedung yang tak jauh dari sini, dia bisa melihat titik merah itu bergerak mengarah ke dadanya.

"Kau tau benar apa keinginan kami, berikan Lysander Johson kepada kami sekarang juga!" Jeno mengernyit tak senang.

"Aku tak kenal dan tak tahu siapa itu Lysander yang kalian maksud! Lepaskan kami sekarang juga!" Renjun berdiri di belakang Jeno sudah bergetar takut.

"LIAR! YOU ARE THE ONE WHO HIDING LYSANDER!" Jeno menggeram tak senang.

"Berikan saja apa susahnya? Kalian bisa selamat jika memberikan dia pada kami." Jeno tak senang dengan situasi tawar menawar ini.

"Jeno, jika kau memang tahu apa yang mereka inginkan, kumohon berikan saja, supaya kita bisa bebas dan kembali ke dorm." Bujuk Renjun namun bukan respon bagus yang didapat Renjun, Jeno justru menatapnya tajam.

[NOMIN] The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang