Chapter 11

9.7K 1.2K 20
                                    

127 Dorm

Taeyong mengerang pelan, matanya mengerjap dan kemudian namja manis itu bangun dari tidurnya.

"Tengah malam" gumam Taeyong saat melihat jam dinding. Perlahan dia keluar kamar menuju dapur.

Pikiran Taeyong melalang buana, dia memikirkan Chenle dan Jaemin. Ya, comeback NCT Dream dimbubuhi banyak masalah kali ini.

"Mereka bisa menghadapinya, dan aku sebagai hyung mereka hanya bisa membantu dan memberi dukungan pada mereka" gumam Taeyong sesaat pikirannya tak menemukan solusi untuk masalah adik-adiknya.

Ting Tong

Mata Taeyong mengerjap, dia tersentak kaget karena suara bel. Tidak biasanya ada orang yang bertamu tengah malam begini.

"Manager hyung tak mungkin menekan bel, dia kan tau password dorm." Merasa was-was, Taeyong menuju intercom. Namun tidak didapatinya siapa-siapa di sana. Dengan langkah penuh kehati-hatian, Taeyong membuka pintu, dan yang ia temukan adalah sebuah tas yang cukup besar. Namun tas itu tergembok. Tak bisa dibuka dengan mudah. Taeyong niatnya tak ingin membawanya ke dalam, tapi dia juga tidak mungkin membiarkannya.

"Bawa saja lah" gumam Taeyong pada akhirnya dan membawanya masuk ke dalam dorm.

Dia letakkan itu di kursi ruang tengah sebelum memutuskan kembali ke kamarnya dan tidur.

Keesokan paginya, pintu dorm 127 diketuk kencang. Taeil yang sudah bangun segera menuju pintu dan membukanya. Nampak wajah cemas Renjun dan Chenle.

"Kalian kenapa, hm?" Tanya Taeil.

"Hyung, itu Jeno dan Jaemin bertengkar hyung" mata Taeil membulat kaget.

"Mwo?! Tunggu sebentar, kami akan segera ke sana"

"Ppalliwa hyung!"

Taeil menggedor semua kamar.

"YAK! KELUAR KALIAN JAEMIN DAN JENO BERTENGKAR!" yang paling awal merespon adalah Jaehyun, dia segera keluar dan menatap Taeil yang kini panik.

"Taeyongg!!"

Sedangkan di dorm Dream, Jisung berdiri ketakutan di depan pintu dorm. Jeno dan Jaemin saling hantam di ruang tengah. Kekuatannya tak sebanding dengan mereka berdua.

"Jisung!" Maknae NCT itu segera menoleh dan mendapati hyungnya yang lain telah datang.

"Hyung, mereka sudah baku hantam sejak sepuluh menit yang lalu." Jaehyun dan Johnny segera mendekati mereka dan menarik keduanya terpisah. Jaehyun menarik Jaemin, Johnny menarik Jeno.

"Lepas sialan!" Amuk Jaemin pada Jaehyun.

"NA JAEMIN! LEE JENO!" teriakan Taeyong berhasil menghentikan keduanya.

"Apa-apaan kalian, HAH?!" Taeil mendekati keduanya dan memukul kepala keduanya kesal. Doyoung mendekati Jeno dan mendongakkan wajah si namja sipit. Yuta melakukan hal yang sama pada Jaemin.

"Ini masih pagi Ya Tuhan!" Keluh Mark. Dia tak habis pikir akan tingkah kedua adiknya ini.

Baik Jeno maupun Jaemin sama-sama memalingkan muka. Tak mau melihat satu sama lain.

"Ada apa dengan kalian?" Tanya Jungwoo, namun tak digubris sama sekali oleh kedua adiknya.

"Kenapa ini ditutup?" Mark hendak membuka tirai jendela namun tubuhnya dijatuhkan ke samping dengan cepat oleh Jeno sebelum suara benda pecah terdengar.

"Mark...hyung" lirih Jaemin. Itu tadi nyaris jika Jeno tak segera menjatuhkan Mark.

"A-apa itu?" Tanya Yuta terkejut akan suara pecahan, dan sesuatu yang melesat cepat. Haechan segera menutup tirainya kembali. Dia ingat kejadian kemarin.

"Peluru?" Gumam Jaehyun yang mendekati benda kecil bulat yang diyakininya sebagai peluru.

"Aku benar-benar akan menyerahkan diri!" Jaemin beranjak dari tempatnya sebelum akhirnya dibanting jatuh cukup kuat oleh Jeno.

"JENO!"

"JAEMIN!"

"Apa yang baru saja kau katakan, hah?!" Jaemin berusaha mendorong Jeno dari atas tubuhnya.

"Menyingkir Xander! Biarkan aku menyerahkan diri!"

"Tidak akan kubiarkan! Kau mau mengingkari janjimu sendiri?!"

"LALU AKU HARUS APA?! MARK HYUNG HAMPIR JADI KORBAN! MEREKA TAK AKAN PANDANG BULU LAGI!"

"SUDAH KUKATAKAN KITA AKAN MENYELESAIKNNYA BERSAMA! BUKAN HANYA KAU! INI JUGA JADI TANGGUNG JAWABKU!"

Tak ada satu pun member yang berani menyela keduanya. Mereka melihat dengan raut penuh kecemasan.

"Kita akan menyelesaikannya bersama Lysie, jadi jangan berpikiran untuk menyerahkan dirimu pada mereka." Suara Jeno melembut begitu pun tatapannya. Perlahan namja tampan itu menyingkir dari atas Jaemin.

"Tapi mereka sudah hampir mati, mereka ikut terlibat, jika aku tidak menyerahkan diri merek-"

"DIAM! Lysander! Aku tak pernah ingat kau bisa selemah dan semudah ini putus asa!" Jeno menyamakan tingginya dengan Jaemin yang terduduk di bawah.

"Meskipun kau menyerahkan diri, mereka akan tetap menyerang kita. Percuma!" Kedua lengan kokoh Jeno mencengkram bahu Jaemin.

"Dengarkan aku, baik aku dan keluargaku telah bersumpah untuk melindungimu dan keluargamu, dan sumpah itu masih berlaku hingga sekarang, bahkan hingga kau menikah dan memiliki keluargamu sendiri, sumpah itu tetap akan berlaku." Jeno menghembuskan nafasnya perlahan, meredakan emosinya.

"Aku tak mungkin mengingkari sumpah itu, Lysander, aku tidak diajarkan untuk melanggar sumpah. Dengar, kita semua, aku dan yang lain, sedang mencari jalan keluar untuk masalah ini. Kumohon, bersabarlah dan tetaplah bertahan, kita akan hancurkan mereka semua. Mengerti?" Jaemin menitikkan air matanya dan mengangguk. Jeno tersenyum sebelum merengkuh tubuh Jaemin dengan lembut dan penuh kasih.

"Akhirnya selesai" lirih Taeil. Member lain menghembuskan nafas lega.

"Apa yang terjadi pada kalian hingga tadi baku hantam?" Tanya Johnny setelah Jeno dan Jaemin mulai tenang.

"Hal yang sama dengan yang kami perdebatkan baru saja." Jawab Jeno.

"Lalu apa itu tadi?" Tanya Mark.

"Beberapa ratus meter dari sini, seorang sniper telah disiapkan. Setiap tirai itu dibuka, satu tembakan akan dilancarkan. Haechan kemarin nyaris jadi korban. Makanya kami menutup tirainya dan tidak membukanya." Jelas Jaemin.

"Sepertinya mereka benar-benar ingin dirimu ya?" Penuturan Jungwoo diangguki Jaemin.

"Hyung, jika menerima benda mencurigakan dari orang asing, tolong jangan dibawa pulang." Ujar Jeno. Mendengar itu, Taeyong tersentak kaget. Dia ingat semalam dia membawa masuk sebuah tas ke dalam dorm.

"Aku... Menerima itu.." lirih Taeyong.

"Hah? Maksud hyung?" Tanya Chenle.

"Semalam, saat tengah malam aku terbangun karena haus, lalu tiba-tiba bel dorm berbunyi, saat aku mengecek lewat intercom, tak ada siapapun dibalik pintu itu. Aku membukanya dan menemukan tas yang tergembok. Aku membawanya masuk dan meletakkannya di sofa ruang tengah." Jelas Taeyong. Jaemin dan Jeno saling lirik.

"Bisa dibawa kesini hyung?" Taeyong mengangguk dan segera kembali ke dormnya.

Tak lama Taeyong kembali membawa sebuah tas hitam lumayan besar. Jeno mengambilnya. Semua member penasaran dengan tindakan Jeno. Jaemin mendekati Jeno dan ikut mengecek keadaan tas itu.

"Gembok ya?" Jaemin segera bangkit dari posisinya lalu pergi ke kamar. Dia kembali tak lama kemudian dengan sebuah kotak tidak terlalu panjang ditangannya. Jaemin kembali mengambil posisi disebelah Jeno. Dia membuka kotak dan mengeluarkan sebuah alat kecil yang biasa ia gunakan untuk membobol brangkas atau pintu. Jeno tak mengganggu sama sekali kegiatan Jaemin.

"Terbuka" Jaemin segera membua gembok tersebut dan membuka tas nya.

"BOM?!"
.
.
.
-TBC-

*Tinggalkan komen dan vote nya
*Maafkan jika ada typo bertebaran

[NOMIN] The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang