Chapter 18

8.6K 1.1K 23
                                    

Sapporo, Jepang

Renjun nampak terdiam di kasurnya hari ini. Semua member ada di ruang tengah, bersantai menonton tv. Hanya namja kelahiran China itu saja yang mengasingkan dirinya.

Renjun tengah memikirkan perasaannya pada Jeno yang belum bisa hilang. Mungkin di luar sikapnya biasa saja, seolah menerima jika dia telah ditolak, namun di dalam terkadang hatinya masih merasa sakit melihat Jeno begitu dekat dengan Jaemin. Tak sekali dua kali dia pernah memiliki pemikiran untuk menyingkirkan Jaemin dari hidup Jeno, merebut semua atensi Jeno hanya untuknya. Namun, dia tak bisa. Jaemin sangat baik padanya, namja manis bersurai biru itu tak pernah ada salah padanya. Sikapnya bahkan sangat manis pada Renjun, dan juga Jaemin tak tahu menahu mengenai perasaannya pada Jeno.

"Renjuuuuunnnn~" Renjun mendongak saat mendengar suara mendayu Jaemin.

"Kenapa diam di kamar? Ayo keluar, Yuta hyung mengajak bermain ousama game." Jaemin mendekat dan meraih lengan Renjun.

"Malas Na, aku di kamar saja" Jaemin mengerjap. Tak biasanya Renjun menolak. Jaemin mengambil duduk di samping Renjun.

"Kau ada masalah?" Renjun menggeleng.

'tak mungkin kan aku mengatakan masalahku pada orang yang jadi sumber masalahku saat ini?'

"Hanya lelah saja Na, keluarlah, aku ingin tidur lebih cepat" Jaemin nampak ragu sebelum akhirnya mengangguk.

"Selamat istirahat, Renjunnie" Nah? Bagaimana bisa Renjun menyakiti namja manis di hadapannya ini?

"Terimakasih, Na" ujarnya sembari memberikan senyum tipis. Jaemin pun pergi keluar kamar. Renjun menghela nafas setelah pintu kamarnya tertutup.

Sedangkan di luar, kesembilan belas namja itu kini tengah asyik bermain ousama game. Game dimana siapa yang menjadi Raja bisa memerintah dua nomor yang ia inginkan, dan orang dengan nomor yang disebutkan harus menjalankan perintah si Raja hingga Raja berikutnya ditentukan.

Mereka lelah bermain, pukul delapan malam mereka memilih menonton film. Hingga ketukan pintu terdengar. Yangyang yang paling dekat pintu mengecek intercom terlebih dahulu. Dan sosok Jeno ada di depan pintu.

CKLEK

"Masuklah, Jen" namun bukannya disambut pelukan atau sapaan hangat, Jaemin justru menarik Yangyang ke belakang tubuhnya dan menghantam kuat sosok Jeno di hadapannya.

"Keluar dari sini sialan!" Semua member terkejut dan mendekati tiga orang tersebut, Renjun bahkan sampai keluar kamar karena terkejut mendengar suara penuh amarah Jaemin.

"Masuk kamar kalian semua dan jangan keluar sampai aku perintahkan!" Semua menurut tak menolak, meski mereka ingin bertanya kenapa Jaemin memukul Jeno.

"Lepas topengmu dan kita selesaikan ini di luar!" Jaemin mendorong sosok Jeno tersebut hingga terhuyung, namun tampaknya tenga Jaemin kalah besar. Sosok Jeno di hadapannya justru balik mendorongnya. Menduduki perutnya, membuat si manis berontak. Member NCT yang ada di kamar hendak menolong namun mereka ingat bahwa semua keselamatan mereka ada pada Jaemin dan Jeno, terlebih mereka tidak familiar dengan dunia dua namja tersebut. Yang pasti saat ini pilihan yang bisa mereka lakukan adalah menghubungi Jeno dan memintanya untuk segera pulang.

Taeyong menggigit jarinya, baik dia dan member lain bisa mendengar suara benda jatuh dan suara hantaman. Mereka hanya bisa berdoa untuk keselamatan Jaemin.

"Kita baru sehari di sini, Ya Tuhan" lirih Taeyong. Johnny mengepalkan tangannya, ia ingin membantu Jaemin, namun tidak bisa. Hingga- DOR!

Semua member memekik tertahan di dalam kamar mereka masing-masing. Mereka berdoa jika apa yang mereka pikirkan saat ini tidak terjadi.

Dengan tangan bergetar Jaehyun membuka pintu kamar. Mata si namja Jung itu membola kaget, Johnny dan Taeyong pun bereaksi sama. Member lain yang mendengar pintu terbuka ikut membuka pintu kamar mereka. Dan mereka mematung melihat pemandangan di depan mereka.

[NOMIN] The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang