Apakah aku berhak bahagia?
~Leandra NadineAngin berhembus dengan tenang malam ini. Bintang-bintang bertebaran di langit dan rembulan yang selalu memancarkan sinarnya yang indah.
Hal ini membuat Leandra ingat pada ibunya. Ibunya telah meninggal dunia saat ia berumur 10 tahun.
Kini ia tinggal bersama Raden ayahnya dan Leniandra kakaknya.
Ia tinggal di sebuah perkampungan yang kumuh dan jarang di injak oleh orang orang kaya. Ya tentu saja , memangnya untuk apa mereka datang kemari.
............................................................
Ahh sudahlah.Kini Leandra sedang menunggu ayahnya pulang. Biasanya ayahnya pulang sebelum pukul 5 sore. Ayahku bekerja sebagai tukang kebun di rumah seorang pengusaha. Sebenarnya gajinya lumayan besar. Tapi uang selalu dipakai kakakku untuk membeli perlengkapan make up.
Jadinya Leandra hanya bisa bersekolah sampai SMP, padahal dia ingin menjadi seorang dokter.
Tapi sudahlah,mungkin memang sudah seperti ini." Lea...di mana lo? " teriakan kakaknya yang mengagetkanku.
Aku pun langsung menghampiri kakakku yang berada di dapur." Iya kak? Ada apa?" Tukasku
"Nih..ini jatah lo makan! Lo harus makan di depan gue dan harus bersih!" Aku melihat makanan sisa yang di campur itu ada nasi basi, beberapa sayuran sisa kemarin dan masih banyak lagi.Membayangkan saja aku ingin muntah apa lagi memakannya?. Tapi aku lapar jadi aku ya makan saja.Kakakku melihatku dengan puas setelah aku menghabiskan makanan itu. Saat aku ingin beranjak dari kursiku, dia menghentikanku.
" Lea beliin gue camilan pake duit lo! Sekarang! " perintahnya. Aku pun hanya bisa mengganggukan kepalaku, tapi sesaat aku ingat kalau aku tidak memegang sepeser uang pun.
" Kak? Aku sudah tidak punya uang. Aku minta uangnya kak?" Sebenarnya aku tidak berani, tapi karena aku memang tidak punya uang ya harus bagaimana lagi.
Dia tidak menjawab ucapan Leandra. Dia hanya melemparkan selembar lima puluh ribuan dan langsung beranjak pergi.
Leandra pun mengambil uang itu dan segera pergi ke mini market yang letaknya jauh dari rumah.Sesampainya di sana , ia mengambil berbagai macam camilan kesukaan kakaknya. "Semoga saja uangnya cukup" ucapnya dalam hati.
Ia pun pergi menuju kasir dan membayarnya. Dan ternyata uang yang ia bawa kurang untuk membayar.
" Mbak, ini duitnya kurang 100ribu loh? Ini mau dibayar tidak mba? Kalau ngga mampu bayar kenapa beli sebanyak ini mba? " ucap kasir itu padanya.
" Uang saya memang kurang mba, saya lupa bawa duitnya, apa bisa belanjaan ini saya bawa dulu? Besok saya bayar kok mba." Tawarku pada kasir tersebut, tapi sepertinya dia tidak menghiraukanku.Tiba tiba orang yang mengantri di belakangku mengatakan " Mba ini saya bayar kekurangan gadis ini, kembaliannya ambil saja." Sontak saja aku terkejut dengan ucapannya.
" Eh tidak usah om, biar nanti saya bayar sendiri......" belum aku menyelesaikan perkataanku, kasir itu memotong ucapanku.
" Udah deh mba, harusnya di bayarin itu seneng. Gimana sih! Sana pergi!!" Ucapnya sarkas dan penuh penekanan.Aku pun keluar dari mini market itu, dan aku melihat om tadi sedang duduk di halte. Aku pun memberanikan diri untuk menghampirinya.
" Ehm permisi om? Apa saya mengganggu?" Sapaku pada om om itu.
" Tidak. Apa kau ingin menunggu taxi di sini?" Jawabnya sedikit melirikku
"Ehm tidak..aku ingin mengatakan terimakasih pada om karena telah membayarkan belajaanku. Jika nanti kita bertemu kembali aku akan mengganti uangnya om." Ucapku pada om itu." Tidak perlu. Apa kau tidak pulang? Kenapa kau belanja di jam seperti ini? Ini sudah malam bukan? Tidak baik untuk gadis sepertimu."
" Aku juga tidak ingin keluar om. Tapi kakakku menyuruhku untuk membelikan camilan di sini."
" Di mana rumahmu.?"
" Ehm aku tinggal di perkampungan kumuh itu om, kenapa ya? " Om itu terkejut saat aku mengatakannya.
" Saya akan mengantarmu. Jalan di sana ada banyak orang mabuk yang bisa menghalangi jalanmu." Karena memang ucapannya benar atau aku yang terlalu polos, jadi aku mengiyakan ucapannya.Sesaat kemudian ada mobil mewah berhenti di depan kami. Aku pun menyernyit bingung. Sementara om ini malah bangkit dan berjalan ke arah mobil itu.
" Apa kau tidak ingin naik? " ucapannya membuyarkan lamunanku. Sontak aku pun terkejut.
" Wah ini mobil om? Bagus banget." Tanpa aku sadari aku berlari ke arah mobil itu dan duduk di kursi penumpang.
" Om mobilnya sangat bagus. Harganya berapa om?" Celetukku tanpa sadar.
" Aidan Andros Ararya. Kau boleh memanggilku Aidan. Dan ingat umurku masih 20 tahun. Aku kira umur kita tidak berbeda terlalu jauh. Dan yaa kau tidak perlu mengetahui harga mobil ini. Itu tidak penting." Ucapnya panjang lebar membuatku terpana, aku baru sadar kalau dia itu pria tampan dan putra dari seorang pengusaha.
" Aku harap kamu tidak memikirkan hal hal yang aneh." Ucapnya itu mengagetkanku.
" Ehmm Aidan? Bolehkah aku memanggilmu Ai? Aidan terlalu panjang. Kalau boleh sii hhehehe."
" Terserah padamu yang penting masih termasuk di dalam huruf namaku."
" Oh iya namaku Leandra Nadine. Kamu bisa memanggilku Lea."
"Ya. Rumahmu sudah sampai."
" Ah iya terimakasih Ai , semoga kita bisa bertemu lagi."ucapku padanya
Dia hanya mengganggukan kepalanya, lalu mobil itu langsung berjalan dengan cepat.Aku tak menyadari jika ayahku sudah pulang. Dia menungguku di teras depan rumah bersama kakakku.
Aku tersenyum pada ayahku, tapi dia tidak membalas senyumanku.
Aku pun tak masalah dengan itu.
Lalu aku memberikan camilan itu pada kakakku. Tapi respon kakakku membuatku terkejut.
" Masih ingat pulang hah? Keluyuran nggak jelas. Ini udah malam Lea! Ngapain kamu keluar malam malam gini?"" Loh kan tadi kakak yang memintaku ke mini market, ini sudah aku belikan kak." Belaku dan teriakan ayahku membuatku hampir tidak percaya jika itu ayahku.
"SIAPA YANG MENGAJARIMU BERBOHONG LEANDRA?! KAMU DARI MINI MARKET ATAU MENJADI JALANG DI LUAR SANA? BUKANKAH AYAH MELARANGMU UNTUK KELUAR MALAM KECUALI BERSAMA AYAH? APA KAMU TIDAK TAKUT LEANDRA." Deg ucapan, teriakan , kata kasar yang baru pertama kali aku dengar dari mulut ayahku.
" Tidak ayah, tadi kak Leni memintaku untuk membeli camilan di luar ayah. "
" MASIH MAU MENGELAK? JIKA KAMU PERGI KE MINI MARKET KENAPA KAMU PULANG DI ANTAR MOBIL MEWAH HAH? APA DIA LAKI LAKI? KAU SUNGGUH TELAH MENJADI JALANG! KENAPA KAU MEMPERMALUKAN KELUARGAMU SEPERTI INI. APA KAU TIDAK KASIHAN DENGANKU YANG TELAH MEMBESARKANMU ? Aku yakin ibumu pasti sangat kecewa di sana. "
" Aku bersumpah ayah. Dia hanya mengantarkanku karena ini sudah malam yah. "
" Sudahlah, Leni ayo masuk. Biarkan adik jalangmu ini pergi sesuka hatinya."
.....
Menangis. Itu yang aku lakukan sekarang. Mengapa ayah tidak mempercayaiku? Mengapa? Mengapa? Itu yang aku pikirkan sekarang.
Aku tau menangis hanya membuang tenaga. Tapi hanya ini yang bisa kulakukan.
Aku menangis hingga tak sadar aku terlelap di teras rumah.
Haiiiii readers
Jangan lupa vote dan komen ya.
Jangan lupa follow akunku.
Tunggu part selanjutnya yaa❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Leandra
Teen FictionLeandra Nadine seorang gadis piatu, yang kini tinggal bersama dengan ayah dan kakak perempuannya. Gadis sederhana yang selalu di fitnah dan disiksa kakak perempuannya. Pertemuannya dengan seorang Aidan Andros Ararya, membuat kehidupannya sedikit le...