Bab 18

37 5 0
                                    

Happy Reading❤
Jangan lupa voment😉

*****


A

idan mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, menyusuri jalanan berharap nanti akan bertemu Leandra. Dirinya terus memikirkan gadis itu dan kebebasan Raden dan Leni.

"Siapa yang telah membebaskan mereka?" kata Aidan bermonolog.

Aidan mengambil ponselnya, menghubungi salah satu sahabatnya.
Aidan memutuskan untuk bertemu dengan sahabatnya, yang ia rasa dia bisa membantunya.

***


Leandra berdiam diri dalam gudang kotor dan penuh binatang menjijikan itu. Dirinya terus memanjatkan doa pada Tuhan agar ada seseorang yang bisa menemukannya. Leandra melangkahkan kakinya mendekati sebuah sofa kotor yang berada di sana, dibersihkannya sofa tersebut dan Leandra membaringkan tubuhnya di sofa itu. Tak lama alam mimpi menyambutnya.

Pagi sudah tiba, sekawanan burung berkicau di balik jendela gudang itu. Leandra membuka matanya perlahan, jantungnya berdebar kencang setelah mendengar decitan pintu. Leandra menundukkan kepalanya, tatapannya jatuh pada sepatu berwarna hitam putih di depannya.

"Kenapa menunduk? Tatap aku!" suaranya memecah keheningan.

Leandra memberanikan diri untuk menatap pria dihadapannya yang tak lain Rival.

"Keluarkan aku dari sini. Aku ingin pulang, tolong." ucap Leandra yang sudah meneteskan air matanya tanpa sadar.

"Kamu pikir segampang itu untuk keluar dari sini? Hah?! Tujuanku saja belum terwujud bodoh! " sarkas Rival.

"Memang apa tujuanmu? Apa salahku?"

"Kamu memang tidak bersalah, tapi orang yang kamu cintai sudah merenggut semuanya dari ku. Dan aku ingin membalaskan dendamku lewat dirimu." ucap Rival tanpa menatap Leandra.

Seseorang masuk ke gudang itu, berujar, " Rival ikut aku. Dan bawa dia."

" Baik yah." ucap Rival seraya menyeret Leandra tanpa belas kasihan.

"Mau dibawa ke mana aku? Lepaskan aku." Leandra memberontak.

Sementara Rival membiarkan gadis itu terus memberontak, hingga akhirnya mereka sampai di sebuah ruangan yang gelap.
Rival menghempaskan Leandra hingga tersungkur di lantai.

Arion tersenyum senang, ia mengambil sesuatu dari sebuah kotak kuno. Sebuah cambuk.

Leandra menatapnya, ia bangkit dan berusaha membuka pintu ruangan itu.

Sarah yang melihatnya, memberikan kode pada Rival. Rival yang paham akan maksud ibunya, langsung menyeret Leandra.
Mendudukannya di sebuah kursi, mengikatnya dengan tali, menutup matanya dengan kain yang kotor dan berbau amis.

Leandra memberontak, Arion mendekati Leandra, menggertak " Diam! Cukup rasakan saja dan berteriak!"

Arion mulai mencambuk sekujur tubuh Leandra tanpa ampun hingga tubuhnya membiru dan tak sadarkan diri.

"Lemah sekali dia." gumam Rival.

***

Aidan mengendarai mobilnya ke arah kediaman sahabatnya, Davi. Davi adalah sahabatnya yang masih percaya dengan dirinya setelah Izza pergi dan memutuskan hubungan persahabatan mereka hanya karena perempuan.

Sesampainya di kediaman Davi, Aidan menggedor pintu rumah itu tanpa peduli banyak pasang mata yang memperhatikannya.
Hingga pintu akhirnya terbuka.

LeandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang