Bab 4

99 18 5
                                    

Sebelum baca Jangan lupa Vote ya😉


Hari sudah pagi. Leandra mengerjapkan matanya. Setelah sepenuhnya sadar, ia terkejut karena dia berbaring di ranjang yang sangat nyaman.

"Dimana aku ya? Kemarinkan aku pergi sama Aidan." pikirnya.

Ceklek

Pintu kamar itu terbuka dan menampilkan wanita paruh baya dan seorang gadis kecil yang sedang memegang bonekanya.

"Kau sudah bangun Ra? Saya kira kamu masih tidur."ucapnya sambil berjalan ke arah Leandra.

"Aku baru saja bangun tante. Maaf ini, rumah tante?"

"Iya nak. Saya mama Aidan dan ini adiknya. Dek gih kenalan."disambut senyuman manis anindira.

"Hai kak, aku Anindira. Adiknya kak Aidan yang sangat menyebalkan." Leandra tersenyum kikuk mendengarnya.

"Nak, tante udah nyiapin baju buat kamu. Sekarang kamu bersihin diri, terus pergi ke ruang makan ya? Kita sarapan bareng."

"Eh iya tan-te. Makasi banyak tante." Leandra menampilkan senyum kikuknya.

"Kalau gitu tante tinggal dulu ya?" Anggukan Leandra sebagai jawaban

Setelah memastikan Nandira dan Anindira keluar, Leandra masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Kini dia sedang berada di depan cermin sambil menyisir rambutnya.
Di rasa cukup, Leandra keluar menuju ruang makan.

"Hai tante?"ucapnya tersenyum kikuk.

"Sudah selesai? Ayo duduk Ra, kebetulan makanannya baru lagi di tata nih."jawab mama Aidan di sertai senyuman.

"Emm boleh aku bantuin tante?" Dengan senang hati, Nandira mengganggukan kepala tanda 'iya'.

"Tante mau panggil suami dan adik Aidan dulu ya Ra? Bisa tolong kamu panggilkan Aidan? Kamarnya ada di lantai dua, pintu warna putih."

"Iya tante. Baik tante."

Leandra mulai menaiki tangga satu persatu. Akhirnya, dia sampai di depan pintu berwarna putih itu. Leandra mengetuk pintu tapi tidak ada balasan. Sudah beberapa kali ia mencobanya tapi tidak ada tanda-tanda Aidan keluar.

"Apa aku masuk saja ya? Tapi ini tidak sopan. Masuk aja deh." Ucapnya dalam hati.

Ceklek

Pintu terbuka, Aidan yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan lilitan handuk di badannya. Ia menjerit kaget begitupun Leandra yang sama kagetnya.

"Maaf Ai. Aku tidak bermaksud.....Aku akan keluar. Kamu sudah di tunggu untuk sarapan Ai."Leandra menutup mata dengan ke dua tanganya.

"Its okay. Tunggu saja di sini. Aku akan berganti pakaian di walk-in closet. Dan jangan kemana-mana."
Leandra yang mendengarnya mengerjap tak percaya dengan apa yang dikatakan Aidan. Bagaimana bisa dia menyuruhnya untuk tetap di kamar seorang pria yang baru saja dikenalnya ?

Karena bosan duduk, Leandra insiatif untuk mengelilingi kamar Aidan yang luasnya sama dengan rumahnya itu.
Ia melihat banyak foto anak kecil yang sedang memegang piala dan di lemari paling besar ada ratusan piala milik Aidan.

"Wahh dia hebat banget punya penghargaan sebanyak ini."

"Ekhem" suara itu membuat Leandra menatap ke arah sumber suara.
Melihat Aidan, ia terpana dengan ketampanan Aidan. Apalagi dengan rambutnya yang masih basah. Dan jangan lupa, Aidan hanya mengenakan celana pendek dan kaos oblong yang mencetak otot milik Aidan.
 
"Eh Aidan, sudah selesai."sadarnya

"Sudah. Ayo turun." Leandra lalu berjalan di depan Aidan.

Entah lantainya yang licin atau kaki Leandra yang lemas membuat ia keseleo dengan sigap Aidan langsung menangkapnya dari belakang.Karena keseimbangan Aidan goyah, mereka terjatuh di lantai dengan posisi sangat intim.
Mereka bangkit dan suasana hening menyelimuti mereka.

LeandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang