Bab 3

108 22 1
                                    

Haii semuanya
Jangan lupa vote dan komen❤
Happy reading❤❤

                     ~~~~~~~~~~~~~

Bagiku cabe sebanyak apapun tidak akan pedas, kecuali omongan orang. Baru satu kata aja udah menusuk ke hati.
~Leandra Nadine


Siang ini, Leandra dan Aidan masih berada di rumah sakit. Mereka sedang menunggu antrian yang panjang. Meskipun rumah sakit ini milik ayah aidan, dia harus tetap toleransi dengan orang lain.

"Ai? Aku tidak punya uang untuk membayar biaya rumah sakit nanti. Bolehkah ak___"

"Aku yang membayarnya Ra." potong Aidan.

" Terimakasih Ai." Aidan hanya menganggukan kepalanya.

Setelah satu jam menunggu giliran, akhirnya Leandra mendapat gilirannya.

"Ayo masuk."ucap perawat.

Leandra pun masuk dan diperiksa.

"Dokter apa memar itu akan segera hilang?" tanya Aidan.

"Sepertinya membutuhkan waktu 1 minggu lebih nak Aidan, luka memar yang diterimanya itu berasal dari pukulan yang kuat."

Jawaban dokter itu membuat Aidan mengepalkan tangan.
" Ini resep obatnya nak, silahkan di tebus di Apotek."

" Terimakasih dok."

" Ra? Ayo pulang." Leandra langsung bangkit dari ranjang rumah sakit dan mengikuti Aidan. Tidak lupa ia berterimakasih pada dokter dan perawat disana.

                              ~~~

Mereka pergi menuju parkiran di rumah sakit untuk mengambil mobil Aidan.
Sesampainya disana, mereka langsung pergi Apotek di dekat rumah sakit itu.

Mobil berhenti, Aidan turun dari mobil dan masuk ke Apotek. Sementara Leandra, ia duduk manis di kursi mobil.

"Ini obatmu Ra, minum tiga kali sehari. Oh iya sesudah makan."ucap Aidan

"Terimakasih Ai, kamu baik sekali."

"Iya Ra. Apa kau lapar?"

"Iya aku lapar sekali Ai, dari kemarin aku belum makan."

"Belum makan? Kau tinggal dengan siapa di rumah? Apa kau atau ibumu tidak memasak?"

"Aku tidak punya uang buat beli bahan makanan Ai. Ibuku sudah meninggal saat umurku 10 tahun dan aku tinggal dengan ayah dan kakakku."

"Maaf, bukan bermaksud untu__"

"Tidak apa Ai, kau kan belum tahu."
Aidan menoleh sekilas ke arah Leandra yang tersenyum sangat manis padanya. Aidan terpaku dengan senyuman itu.

"Manis sekali." Pikirnya.

"Ai?"

"Eh iy..ya? Jadi mau makan denganku? Kebetulan di dekat sini ada warung nasi goreng enak banget. Ini juga udah jadi langgananku."

"Oke Ai, aku ikut denganmu."

Supir Aidan langsung menjalankan mobilnya menuju ke warung nasgor itu.
Dan ya hanya butuh 10 menit untuk sampai ke sana. Mereka turun dari mobilnya.

"Ra? Apa tidak apa-apa aku ajak kamu makan di pinggir jalan?"

"Tak apa Ai, yang penting makanan itu masih layak dimakan kan."

"Syukurlah kalau gitu."

Mereka masuk ke dalam lalu mencari tempat duduk yang kosong. Karena warung ini sangat ramai.

LeandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang