Bab 17

51 7 0
                                    

Happy Reading❤
Jangan lupa voment😁

*********

Jam dinding telah menunjukan lewat tengah malam, sementara Leandra masih terjaga dari tidurnya. Beberapa kali Leandra mencoba memejamkan matanya, tapi tetap saja dirinya tidak bisa tertidur. Leandra mengambil ponsel yang ada di atas nakas, membuka aplikasi game yang ada di ponselnya.

Ting! Pesan masuk ke ponselnya.

'Siapa yang memberiku pesan tengah malam begini?' batin Leandra.

Leandra menggeser layar ponselnya, menampilkan pesan dari nomor yang tak dikenalnya.

From : 0812923×××××

Hai

"Siapa ini? Aku balas tidak ya?" katanya.

Ting! Pesan dari nomor yang sama.

From : 0812923×××××

Padahal online lho, kenapa tidak dibalas?

Maaf, ini siapa?

Ohh iya aku belum mengenalkan diri.
Aku Rival. Orang yang kamu temui tadi siang.

Rival? Dapet nomor aku dari mana ya?

Itu tidak penting. Simpan nomorku.
 
                                                           Ya.


Setelah membalas pesan singkat dari Rival, Leandra memutuskan untuk mematikan ponselnya dan memilih untuk tidur.

Baru dua jam tertidur, Leandra kembali terjaga. Tapi dirinya memilih untuk tetap memejamkan matanya.

Sinar mentari pagi menelisik ke dalam kamar Leandra, membuatnya membuka matanya perlahan. Leandra pun pergi untuk membersihkan diri.

****

Cahaya yang masuk ke kamar Aidan justru membuat dirinya semakin bergelung pada selimutnya. Aidan baru saja tidur setengah jam yang lalu. Membuat dirinya enggan untuk bangkit dari ranjangnya itu.
Tiba-tiba gedoran pintu terdengar, membuat Aidan berdecak kesal.

Aidan dengan langkah malas membuka pintu yang menampilkan Nandira.  Nandira tidak terkejut dengan penampilan Aidan yang sangat acak-acakan sekarang, apalagi ditambah dengan kantung mata yang semakin menghitam.

"Tidur jam berapa kamu, nak?" tanya Nandira.

"Baru saja aku bisa tidur. Tapi mama menggangguku." racaunya sambil menguap lebar.

"Kamu ini! Ya sudah kamu tidur saja. Nanti akan mama bangunkan lagi." ucap Nandira yang dibalas anggukan pelan Aidan.

Aidan masuk ke kamarnya dan kembali tertidur dengan pulas.

"Selamat pagi." sapa Leandra pada Nandira yang tengah menggunakan celemek dapurnya.

"Pagi juga sayang." balas Nandira seraya tersenyum manis.

"Aku bantu ya, Ma" ucap Leandra yang kini telah menggunakan celemek persis milik Nandira.

Nandira yang sudah hafal dengan Leandra hanya mengiyakan saja.
Entah kenapa, pikiran Leandra tertuju pada ayah dan kakaknya. Leandra ingin sekali menemui mereka. Leandra menatap Nandira yang masih sibuk dengan peralatan dapur, berkata, "Ma? Bolehkah aku pergi mengunjungi ayah dan kakakku?"

Nandira hanya tersenyum manis pada gadis di hadapannya ini, "Tidak ada yang bisa melarangmu untuk bertemu dengan ayahmu, Nak. Kamu pasti merindukan mereka kan?"

LeandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang