Pagi mulai datang, burung burung berkicauan di atas pohon. Leandra kini sedang berdiri di depan cermin kamarnya dan melihat kalung pemberian Aidan. Leandra teringat akan cincinnya. Dia lupa. Dia tidak bisa menjaganya.
Tok tok
Terdengar seseorang mengetuk pintu kamar Leandra dengan amat sangat keras. Leandra yakin pasti itu kakaknya. Dengan cepat Leandra membuka pintunya dan menampakan kakaknya.
"Lama banget sih! Gue mau pergi sama temen gue. Lo jangan lupa masak buat makan siang!"ucap Leni
"Oh iya kak, kaka lama nggak?"
"Kepo banget si. Ya udah gue pergi." ucap Leni berlalu.
Leandra melihat keluar rumahnya, memastikan kakaknya telah jauh dari rumahnya.
"Aku harus cari cincin itu."
Leandra pergi ke kamar Leni dan mencari cincin itu. Tapi tak di temukan sama sekali. Dia sudah mencarinya di manapun bahkan di bawah bantal sekalipun.
"Lah dimana si cincinnya. Ish"
Pandangan Leandra tertuju pada kotak berwarna merah di bawah ranjang kakaknya. Dia langsung mengambil kotak itu dan membukanya. Ya benar saja cincin itu ada di sana.
Tok tok tok
"Duh siapa si yang ketok pintu," Leandra segera mengambil cincin itu dan menyimpannya di sakunya.
Leandra keluar dan membuka pintu yang menampakan pria tampan sedang tersenyum dengan manis.
'Manis ya.'batin Leandra.
Ya pria itu Aidan. Merasa diabaikan, Aidan berkata,"apa aku tidak boleh masuk?" Membuat Leandra tersadar dari lamunannya."Ehh iya-ayo masuk Ai, kamu duduk dulu ya, aku mau buatin kamu minum."
"Tidak perlu Ra. Aku hanya ingin menyerahkan ini," ucap Aidan sambil menyerahkan paper bag itu pada Leandra. Dengan senang hati tentu saja di terima. Leandra lalu membuka paper bag itu."Wah ini beneran buat aku?" tanya Leandra sambil melihat ponsel itu.
"Tentu saja. Di ponsel itu sudah ada nomor ponselku. Jika kamu butuh sesuatu, kamu bisa telepon aku."
"Wah terimakasih Ai,"
"Kamu bisa menggunakannya kan?"
"Ya aku bisa,""Ya sudah. Aku pamit dulu Ra,"
"Yah kok cuma sebentar si?"rengek Leandra.
"Ada meeting di kantor sayang,"ucap AidanBlushh rona merah terlihat pada pipi Leandra. "Ya sudah aku pergi dulu," ucap Aidan
"Baiklah," Leandra mengantar Aidan sampai depan."Oh iya kamu cantik kalau blusshing,"ucap Aidan sambil berlalu dan masuk ke dalam mobilnya dengan cepat.
'Emang aku blusshing ya? Kalau iya aku malu banget,'batin Leandra .
Leandra menatap kepergian Aidan dan mengatakan sumpah serapahnya dalam hatinya.☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Sampai di kantornya Aidan di suguhi pemandangan yang membuat dirinya mual. Bagaimana tidak? Ada seorang wanita yang kini dengan lancang duduk di kursi kebesarannya.
Dengan emosi yang sudah di puncak ubun ubun, Aidan menghampiri wanita itu dan menariknya hingga tergeletak di lantai."Maksud kamu apa Dan!" Kesal wanita itu.
"Harusnya aku yang tanya sama kamu Put! Ngapain kamu ke ruanganku dan duduk di kursiku tanpa izin dariku hah?"Aidan menatap tajam Putri. Ya namanya Putri Mekarsari. Dia adalah teman SMA Aidan, yang sangat terobsesi padanya.
"Aku kan rindu sama kamu Dan. Emang ngga boleh ya?"manja Putri.
"Putri! Kamu sadar ngga si? Kalo kamu itu cuma terobsesi sama aku! Bukan cinta sama aku! Tolong pergi dari ruanganku sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Leandra
Teen FictionLeandra Nadine seorang gadis piatu, yang kini tinggal bersama dengan ayah dan kakak perempuannya. Gadis sederhana yang selalu di fitnah dan disiksa kakak perempuannya. Pertemuannya dengan seorang Aidan Andros Ararya, membuat kehidupannya sedikit le...