24

1.4K 175 28
                                    

Saat ini usia kandungan irene, telah menginjak tujuh bulan dan dapat dilihat dari perutnya yang mulai membuncit.

Selepas joyrene lulus, seulwen memutuskan untuk berhenti menjadi guru dan kini keempatnya memilih mengurus cafe.

Seulwen menerima dan mengantar pesanan sedangkan joyrene berkutat di dapur membuatkan pesanan pelanggan. Atau biasanya mereka akan bertukar posisi, itupun kalau joyrene yang meminta.

"Sooyoung ah, apa kau merasakan apa yang aku rasakan"

"Aku juga merasakannya rene, rasanya panas dan ingin sekali aku mencongkel mata mereka"

Keduanya saat ini melihat dari meja kasir, dimana mereka melihat seulwen menjadi rebutan pelanggan.

Irene meremas celemeknya, joy merobek-robek kertas yang ada disana. Sedangkan seulwen sendiri, mereka sedari tadi bergumam berdoa agar tidak kena amukan kedua wanita yang sedari tadi menatap tajam kearah mereka.

"Mati aku wen, demi tuhan tatapan matanya irene. Aish yang benar saja, aku harus apa son seungwan"

"Kau pikir kau saja, baru kali ini aku melihat joy seperti itu. Aku sangat takut melihat ke meja kasir, seakan-akan ada pencabut nyawa sedang mengawasiku"

"Memang ada pencabut nyawa yang sedang mengawasi. Habislah riwayat kita, kawan"

"Mas udah punya pacar atau istri? Kalau belum, saya siap kok jadi keduanya"

"Mas bule, kerumah yuk dicariin orangtua aku. Katanya kapan ngelamar aku"

Seulwen saling pandang lalu menoleh kebelakang dimana, joyrene menatap mereka sangat horor. Bahkan seulwen berkeringat dingin, melihat kedua wanita mereka.

"Maaf sebelumnya, saya sudah memiliki istri dan sebentar lagi akan memiliki anak, jadi dimohon untuk tidak berkata seperti itu"

"Emm dan untuk anda nona, maaf bukannya saya sok. Tapi saya sudah memiliki tunangan dan tunangan saya yang berdiri disana, yang berambut merah disana"

Seulwen mendengar suara keputus asaan dari para pelanggan yang menggodanya tadi, saat mereka menghampiri joyrene.

"Irene, udah minum.... Akkkk rene sakit, sayang"

Wendy mengindik ngeri melihat irene mencubit perut seulgi.

"Joy ah, kenapa tidak... Huaaa mommy"

Wendy berteriak histeris merasakan telinganya sangat-sangat kesakitan, dijewer joy.

Joyrene menyeret kerah belakang baju seulwen, masuk kedalam dapur.

🐻🐰

Setelah pertengkaran kemarin, seulwen ditempatkan di dapur sedangkan yang mengambil pesanan, bagiannya joy dan yang menjaga kasir adalah irene yang mengambil alih.

Jika wenjoy telah berbaikan maka akan berbeda dengan seulrene, karena itu semua terjadi akibat hormon irene yang sedang hamil. Yang membuat irene amat sangat kesal pada seulgi bahkan kemarin malam, seulgi tidak diijinkan untuk pulang ke rumah oleh irene.

Alhasil, seulgi bermalam di cafe dan tidur di sofa. Dan sampai pagi menjelang siang ini, irene sama sekali tidak menemani seulgi berbicara. Jika seulgi bertanya, irene hanya menjawabnya dengan anggukan ataupun gelengan, hal itu membuat seulgi frustasi.

"Joohyun ah"

Irene hanya diam sambil memainkan ponselnya dan menghiraukan seulgi yang kini terlihat benar-benar putus asa.

"Irene"

"..."

"Baechu"

"..."

"Kang joohyun shii"

"Apa?"

Seulgi menelan ludahnya kasar melihat irene yang menatapnya datar.

"M-maafkan aku, hyun"

"Aku sudah memaafkanmu"

"T-tapi kenapa, dari tadi pagi kamu nyuekin aku?

Irene mematikan ponselnya dan menaruhnya agak kasar, membuat seulgi sedikit melangkah mundur. Saat irene berdiri dan menghampirinya dengan wajah tanpa ekspresi.

"Aku melakukannya karena takutnya para daun muda mu, nanti tau kalau kau memiliki istri yang perutnya buncit"

"Tapi rene, demi tuhan. Kemarin aku malah mengatakan bahwa aku sudah memiliki istri dan sebentar lagi akan memiliki anak. Jadi kumohon maafkan aku, mereka yang menggodaku bukan aku yang melakukannya"

Ekspresi irene masih sama, seulgi hanya bisa menundukkan kepalanya dan memejamkan matanya. Menunggu irene mengeluarkan kata-kata mutiaranya.

"Kamu... Sshhh"

Mendengar irene mendesis, seulgi langsung kaget karena mengira terjadi sesuatu pada irene. Seulgi mendudukkan irene di kursi yang tadi, seulgi berlari ke dapur mengambilkan irene segelas air minum, wenjoy juga menghampiri irene yang duduk di kursi dekat kasir.

"Rene, apa kau merasakan sakit? Cepat katakan dimana, ya kang seulgi cepatlah bawa istrimu ke rumah sakit"

Joy yang sedikit membentak seulgi, sampai membuat seulgi agak ketakutan.

"Joy jangan seperti itu, lihatlah. Irene baik² saja, tanya saja pada irene kalau kau tidak percaya"Ujar wendy mencoba menenangkan joy.

"Aku baik² saja, kalian berdua tidak usah cemas. Sudah ada seulgi, disini menemaniku"

Walaupun agak ragu, wenjoy meninggalkan pasangan seulrene dan kembali ke pekerjaan mereka masing-masing. Seulgi agak berjongkok didepan irene, dengan tampang khawatir.

"Katakan padaku, apa ada yang sakit?"

"Tidak ada, hanya saja tadi baby nya menendang"

"Benarkah?"Tanya seulgi dan sudut bibirnya sedikit terangkat.

"Hmm... Ingin merasakannya?"

Seulgi langsung menganggukkan kepalanya, irene tertawa kecil. Lalu meraih kedua tangan seulgi untuk menyentuh permukaan perutnya.

"Kenapa tidak... Astaga! Hyun,
A-aku, aku merasakannya"

"Kok kamu nangis, sih"

"Hanya terharu saja, sebentar lagi aku akan menjadi seorang ayah"

Senyum pun terukir di bibir irene sedangkan seulgi sendiri, dia masih betah mengajak berbicara, bayinya yang masih didalam perut. Serta memberikan usapan lembut dipermukaan perut irene.

🐻🐰

Butuh saran, ini maunya lanjutin semua ff atau hiatus dulu iya tau di setiap ff disini gak ada adegan NC tapi karena beberapa part ada dengan kiss², atau part itu di hapus aja kali ya.

Ini gimana sih? Tolong sarannya.

I Hate You But I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang