Sosok gadis bersurai hitam itu sibuk menuangkan sesuatu. Membuat sosok pemuda bersurai putih menjadi bertanya-tanya.
"Lu ngapain nuang whiskas sampe kepenuhan gitu?"
"Buat anak-anaknya Byon yang ada dikandungan ca." Kata gadis itu.
Eca menghela nafas pelan. Tak habis fikir batinnya. "Bukannya kenyang. Dia malah mateq kekenyangan eye."
"Jangan panggil gue eye! Nama udah dikasih empat huruf ama emak dipendekin jadi tiga huruf. Mana dikasih nama lain lagi." Celetuk Eye mengelus surai hitam milik Byon.
"Yaudah gue panggil setan."
"Lu minat ambil jalur neraka secara bidik misi ya?"
Eca sudah menyerah. Ia kembali duduk diteras. Memperhatikan gadis yang masih sibuk menyuapi kucing besar itu. "Dasar budak kucing." Gerutunya.
Ia mulai mengeluarkan ponselnya. Menscroll lembaran baru Instragramnya. Benar juga kata Eye kapan-kapan ia harus pasang WhatsApp buat jaga-jaga kalau kuota abis. Ia menscroll sampai seseorang dengan sengaja menDMnya.
AnGans
Ca, lu dicariin ama Rey.. disuruh nabur garem di kolam renang katanya.. buat ngusir setan.Koko
Lu kira gue goblok?AnGans
Lah emang sejak kapan lu pinter?Koko
Yang kemaren nangis-nangis minta dikerjain Laporan Fisikanya siapa?AnGans
Sorry.. salah sambung.. ig yang anda DM sudah kadaluarsa udah read ajaEca kembali menghela nafas. Punya temen dua juga nggak ada yang bener. Ia kembali melirik Eye yang masih sibuk menyisir kucingnya. "Kok gue cemburu ama kucing ya? Apa gue buang aja tuh kucing gede? Tapi ntar dosa mana dia lagi hamil lagi."
Eye yang merasa diperhatikan langsung pergi begitu saja, dengan Byon yang berada digendongnya. "Byon nanti kita main lagi. Aku nggak bakal hianatin kamu kok." Katanya menaruh kucing itu kedalam kandang.
Ia terkekeh pelan dan mulai menaiki tangga. Berapa tahun ya batinnya mengenal sosok Eca yang sedang gabut di teras sana. Ia mulai memasuki kamar dengan pintu putih. Saat pertama kali yang dilihatnya adalah banyaknya angka-angka yang ditempel disetiap dinding.
"Mending juga pajang foto gue anjir. Daripada pajang rumus emteka sama fisika. Bikin otak gue buyat seketika."
Eye merebahkan tubuhnya pada kasur putih dengan selimut bergambar rumus itu. "Gue kenal Eca hampir sepuluh tahun lebih. Kenapa gue masih heran aja sama kebiasaannya ya." Beginilah sosok Eca dimatanya. Sosok yang selalu mengutamakan kebersihan dan angka-angka.
Berbeda dengannya yang menyukai warna hitam dan putih. Gambaran sastra dan beberapa cetakan lukisan kanvas yang terbuang. Eca lebih berfikir spektis mengenai beberapa orang. Bahkan temannya hanya sedikit. Padahal Eye akui Eca lumayan juga.
"Lu ngapain di kamar gue? Dah bosen idup?" Kata Eca saat memasuki kamarnya. Awalnya ia berniat mengganti kaus putih itu dengan sweeter eh malah menemukan makhluk pemuja kucing diatas kasurnya. "Mau mengekspos gambaran kamar seorang Alerscho Wedyautomo pada readers."
"Jangan sebut merk bego!"
"Oke."
Eca tak habis fikir. Ia berjalan mendekati Eye yang masih tertidur dengan ponsel yang dibiarkan bergetar di atas kepalanya. "Itu notif bejibun kenapa nggak dibuka?"
"Males. Irit kuota."
"Lu kira ngetik kata tiap abjadnya ngabisin 1GB?"
"Kalau gue bilang iya. Apa lu bakal tabok gue lagi?"
"Iyasih."
"Yaudah. Jawabannya G."
Eca membuka ponsel yang hanya dikunci dengan kata sandi tanda lahir itu. Mudah sekali batinnya. Tapi tidak untuk sandi aplikasi. Terlalu rumit dan berbelit-belit. "Weh. Ternyata lu punya GC juga di WA, gue kira lu nolep."
"Gue nggak kayak lu ya.. yang cuma instal Instagram sama game doang. Setidaknya gue masih baik-baik diluar gak kaya lu yang jual mahal."
"Mulut lu kapan difilter deh? Padahal masih SD dulu manis-manis kaya esteh."
Eye tak menjawab. Ia merebahkan dirinya dipangkuan Eca. Membuka WhatsAppnya, dan menscroll hal-hal yang menarik. Sampai terhenti pada pesan yang sudah tak dibalasnya tujuh hari.
ReyKepo [77]
Anjir— lu masih marah ama gue?! Ampe tujuh hari tujuh malem nggak bales pesan?Lama-lama gue bikin acara kondangan tujuh harian nih. Bagi-bagi snack
Dey
Kenapa nggak genepin 777 biar gue bisa ambil togel ntar malem?ReyKepo
Dey.. lu masih minat nganggurin malaikat pencatat amal baik ya? Kelihatannya malaikat pencatat amal buruk lu mau resign.Dey
Bcd. Gue maafin asalkan ada jatah whiskas buat Byon 7ton!ReyKepo
Gue doain tuh kucing cepet mati.Tak membalas. Eye mematikan ponselnya. "Temen lu yang ngajakin main ke Starbuck kemaren tapi nggak ngajakin gue.. boleh gue kick dari bumi?"
"Emang lu bisa?"
"Ntar minta bantuan sama Allah."
"Sa ae lu budak kucing. Daripada gitu mending kepoin kamar lu. Biar readers juga tau gimana bentuknya kamar absurd lu."
Eca manarik paksa Eye memasuki kamar disebelah mereka. Terpampang jelas kamar dengan nuansa hitam putih dan beberapa lukisan mahakarya sendiri terpajang. Tak ada yang menarik di kamar itu. Kecuali lemari kaca besar yang sengaja ditaruh untuk koleksi buku-buku tebal.
"Sekarang gue tau kenapa mata lu tambah minusnya."
"Mungkin gara-gara gue sering ngitungin bulunya Byon yang rontok ya? Kapan-kapan kita ke supermarket ya beli shampo kucing anti rontok."
Eca menepuk jidatnya. "Otak lu geser ya hari ini?"
"Nggak kok. Masih ditempatnya. Cuman abis liat kamar lu jadi stres." Kekehnya.
Eca hampir saja membanting dirinya kelantai. Saat mengingat sesuatu. "Ah oke. Sampai disini cerita kami. Mungkin kapan-kapan kita bakal cerita sejarah kita ketemu."
"Dan bakal ngajak Rey dan An buat nimbrung." Lanjutnya.
"Oh yang waktu gue malak kalian bertiga waktu sd buag beli bakso dua rebu?"
"Iya."
"Oke. Akhir cerita wassalam."
"Maafkan kami yang menyela cerita para readers~"
***
Saranin aku cerita, perpustakaanku kosong— help me oey!! -thor eye
KAMU SEDANG MEMBACA
「 Hypmic on Air 」✔
HumorYo yo minna, selamat datang di acara radio kami.. disini kami akan membahas mengenai cerita-cerita dari para pengguna hypnosis mic.. Mendengarkan keluh kesah mereka.. sampai ngakak karena kegabutan mereka.. Yo jadi apa kalian tertarik? Dengan acara...