"Loh mas, ini cenil aku loh !!!"
Teriak gadis cantik berhijab hitam polos itu agak ngotot. Pasalnya, ia yg memesan cenil tapi ketika cenilnya sudah siap dibayar eh malah diserobot seorang lelaki yang entah darimana datangnya.
Lelaki sipit itu dengan santainya memakan sepotong cenil yang sudah dilumuri kelapa parut dan gula jawa itu, yang sebelumnya sudah menyerahkan selembar uang 10 ribuan kepada mbah-mbah penjual cenilnya.
"Emang mbaknya udah bayar ta? Belum to? Jadi ini punya saya, saya yang bayar duluan" jawab lelaki itu enteng.
"Aduh mas bri ini kok jahil men to. Kasian mbaknya iniloh" ucap mbah-mbah penjual cenil itu.
"Gapapa mbah yah, lagian mbaknya belum bayar to" jawab lelaki -yang dipanggil mas Bri- itu enteng.
"Yah, padahal tadi itu yang terakhir loh mas bri" mbah yah alias penjual cenil itu berujar agak sedih.
Gadis cantik berhijab itupun merengut sedih, pasalnya dia ingin sekali memakan jajanan tradisional itu. Apalagi jarang ada yang jual ketika malam-malam begini. Yang ia tau, penjual cenil yang enak ya di alun-alun dengan poster spanduk bertuliskan "CENIL MBAH YAH" di pojok alun-alun depan Masjid Agung.
"Mbah, masa udah abis sih? Yaudah deh saya balik aja kalo gitu" Yeuna bersuara. Kemudian beranjak pergi meninggalkan stan jualan cenil itu.
Sedang lelaki yang tengah asyik memakan cenil dengan duduk sila di depannya itu mengacuhkan ucapan Yeuna yang terdengar menyedihkan."Nduk cah ayu, jangan sedih ya. Besok mbah masih jualan disini kok setiap hari. Atau sampean bisa kerumah mbah aja kalau mau makan cenil. Ndak usah diambil hati ya, mas bri ini emang suka jail anak'e" ucap mbah-mbah penjual cenil itu mencoba menghibur Yeuna yang segera pergi itu.
Ucapan mbah-mbah penjual cenil itu sukses membuat Yeuna tak jadi beranjak. Matanya berbinar kala mendengad penuturan mbah-mbah penjual cenil ini. Sontak ia berbalik menghampiri mbah-mbah penjual cenil itu.
"Beneran boleh mbah? Nanti saya ngerepotin lagi?" tanya Yeuna masih tak percaya
"Ya bener to nduk cah ayu, masa mbah bohong to. Kalo sampean mau kerumah mbah, tanya aja ke mas Bri ini biar sekalian nganterin sampean ke rumah mbah"
Mendengar namanya disebut, membuat lelaki yang dipanggil Mas Bri itu menghentikan acara makan cenilnya. Ia sontak menoleh tidak terima.
"Kok jadi Brian si mbah Yah?" ucapnya dengan nada tidak terima.
"Ya salah kamu sendiri, kenapa ngambil cenilnya nduk ayu ini. Wes to, iku hukuman dari mbah. Bocah kok jahil eram" ucap mbah yah santai
"Tapi aku ndak kenal arek iki mbah, mosok aku kudu nganter dia barang? A-..."
"Yeuna ndak papa kok mbah, besok habis Maghrib Yeuna kesini lagi aja mbah. Tapi sisihin 1 ya mbah. Takutnya gak kebagian kayak ini tadi malah diambil orang" ucap Yeuna menyela perkataan Brian sambil melirik lelaki itu.
"Kalo gitu, Yeuna pamit ya mbah. Assalamualaikum"
Yeuna melenggang pergi tanpa menunggu kejadian apa yang akan terjadi. Dia berjalan menuju zebracross dengan sumpah serapah yang ia tujukan pada lelaki sipit perebut cenil manisnya.
"Awas aja ya, kalo ketemu lagi. Pengen tak cubit pipine sampe bolong"
---------------------
Dikit ya prolognya hehe
Ini murni ide ku ya ching, aku gatau kalo ada cerita atau ff yg mirip dengan cerita ini
Tapi ini bener-bener aku pikirin pake imajinasi aku sendiri ye
Pokonya jangan lupa vote dan comment yeaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Brian Kang - Cenil Alun-Alun
RandomPertemuan tidak sengaja dengan pria sipit yang memberi kesan menjengkelkan bagi Yeuna. Hanya butuh satu kata untuk mendeskripsikan kesannya dengan pria itu lantaran merebut jatah cenil favoritnya di tengah keramaian alun-alun kota. Kampret!!!!! Ini...