14

24 3 1
                                    

Jangan di play dulu mulmednya ye

--------------

"Kok belum tidur Mas?" tanya Yeuna saat terbangun dari tidurnya.

Walau matanya masih setengah terbuka alias riyip-riyip, bisa Yeuna lihat bahwa suaminya itu kini sedang duduk bersandar dengan laptop berada di pangkuannya.
Apa suaminya ini masih memeriksa laporan sampai larut malam seperti ini? Bahkan ini sepertinya ini sudah berganti hari.

Brian menoleh mengelus pelan kepala Yeuna
"Hmm maaf ya, kamu pasti kebangun gara-gara aku ya. Udah kamu tidur aja lagi"

"Jam berapa ini mas?" tanya Yeuna sambil menguap

"Jam 1 kurang 10 menit. Kamu mau minum?" tanya Brian yang beranjak berdiri kemudian menaruh laptopnya diatas nakas.

Yeuna hanya mengangguk, menatap suaminya yang kini mengambilkan air minum untuknya.

Ia pun mendudukkan diri, bersandar di sandaran ranjang hotel.

Ah iya, sekarang mereka memang menginap di hotel, sekaligus Ayah, Ibu dan adik Yeuna.
Mengapa mereka repot-repot menginap di hotel?
Justru agar tidak repot-repot pulang pergi ke gedung resepsi, akhirnya Yeuna dan Brian memutuskan untuk sekalian menginap di hotel yang sama dengan menyewa gedung untuk resepsi mereka.

Brian mengulurkan gelas yang berisi air kepada Yeuna, dan langsung diterima oleh Yeuna.
Ia pun menenggak habis air yang diberikan Brian barusan.

Yeuna pikir, pasti Brian lelah sekali karena seharian ia menyetir kesana kemari tanpa digantikan, belum lagi ia juga masih mengurus persiapan resepsi mereka besok. Dan bahkan saat inipun, ia masih disibukkan dengan kegiatan mengecek laporan.
Kalau saja, Yeuna tidak terbangun, pasti sekarang Brian masih sibuk menatap laptopnya tanpa peduli waktu yang sudah melewati tengah malam.

"Sini mas, duduk disebelah aku sini" ucap Yeuna dengan menepuk-nepuk sisi disebelahnya.

Brian hanya menurut, ia kemudian memeluk mesra istrinya yang bertubuh agak mungil itu.
Mengecup sekilas kening Yeuna dan membiarkan pipinya menempel persis dibagian atas kepala Yeuna.

Yeuna yang sekarang bukanlah Yeuna yang dulu. Buktinya, sekarang ia terang-terangan tanpa malu-malu, memeluk erat tubuh suaminya itu. Seperti sudah tak ada lagi hari esok.

"Kamu kenapa sayang? Kok tiba-tiba jadi manja gini" tanya Brian sambil mengusap-usap rambut Yeuna

"Mas, besok kita tuh nikah loh. Kok mas malah belom tidur sih? Trus k-"

"Loh, kita kan nikahnya udah dari seminggu yang lalu Na" sela Brian

Yeuna terkekeh mendengar ucapan Brian
"Eh iya ya, ralat deh. Maksud aku tuh besok kan kita ada acara resepsi kan, kok sekarang Mas belom tidur? Masih ngecek laporan ya?"

"Iya sayang, tadi mas abis ngecek beberapa laporan. Trus ada dokumen-dokumen yang harus mas kaji ulang juga. Abis ini kayaknya Mas juga bakalan agak sibuk, soalnya mas mau bangun kantor pusat buat Bracoff. Mas khawatir kalo persiapannya belum fix" jelas Brian menyiratkan nada resah

Mendengar nada bicara Brian yang terdengar gelisah, Yeuna mengendorkan pelukannya. Ia menatap manik mata suaminya itu.

"Mas, percaya deh sama aku. Kamu itu punya tim yang luar biasa, dan menurutku mereka semua itu bisa dipercaya. Aku yakin kedepannya pasti bakalan lancar. Aku tau kok, meskipun Mas kayak gapernah kerja kayak pengangguran gitu, tapi sebenernya Mas itu selalu peduli sama tim dan karyawan Mas. Jadi, Mas ga perlu khawatir lagi, ya?"
Ujar Yeuna mencoba menghilangkan kegelisahan suaminya itu

Brian Kang - Cenil Alun-AlunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang