20

31 1 0
                                    

Tadi, sehabis berbincang dengan Pak Yugi, Yeuna langsung menemui Izah di ruang tunggu. Sedikit terjekut dengan kehadiran Teh Wika, Brian juga Dony. Senang sekali, Teh Wika bisa datang di acara sidang skripsinya.

Yeuna langsung memeluk kakak sepupunya itu, sambil tersenyum senang. Ingin sekali Yeuna ngobrol lebih lama dengan Teh Wika, tapi sayangnya Brian mau langsung pulang saja. Sepertinya lagi unmood. Padahal, rencananya Dony ingin merayakan acara lepas sidang Izah dan Yeuna. Tapi ya, mau gimana lagi. Akhirnya mereka berempat (Brian, Yeuna, Dony, and Izah) pulang kerumah. Sedang Teh Wika, katanya masih ada urusan.

"Mas, kok diem aja sih dari tadi?" tanya Yeuna pada Brian yang sedari tadi hanya sibuk pada ponselnya.
Kali ini Dony yang menyetir mobil Brian, dan Izah yang tidur di kursi depan.

Brian melirik Yeuna sekilas, kemudian membuang kembali tatapannya pada ponselnya.

Yeuna mendekatkan tubuhnya untuk condong ke arah Brian.

"Mas ih, kenapa sih? Kok diem-diem bae? Lagi laper ya?" tanya Yeuna lagi.

Brian masih diam, tak menggubris pertanyaan Yeuna.
Yeuna jadi bingung sendiri, kenapa suaminya jadi pundung tak jelas begini. Harusnya Brian memberi ucapan selamat kepada Yeuna karena Yeuna sudah lulus sidang hari ini. Tapi nyatanya, Brian sedari tadi di kampus hanya diam saja dan memberinya buket bunga, tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

Karena sudah kesal, akhirnya Yeuna memilih untuk bertanya saja pada Dony. Kesel sendiri kan, udah nanya-nanya, perhatian gitu tapi malah dicuekin. Sakitnya tuh dimana-mana.

"Mas, iiih. Kenapa sih? Bang, Bang Dony, ini orang kenapa sih bang? Kesambet setan kampus ya?" tanya Yeuna pada Dony,

"Tau Na, daritadi bentukannya udah kaya pantat ayam" jawab Dony asal.

Tak terasa, merekapun sampai di depan kediaman Brian, karena memang Dony mengendarai mobil Brian. Jadi ya di parkirnya di depan rumah Brian.

Mereka berempat pun turun dari mobil, Brian langsung nyelonong masuk ke dalam rumah tanpa menunggu Yeuna dahulu.

"Na, nih kuncinya. Gue balik dulu. Kasian Izah," pamit Dony sambil menunjuk Izah yang berjalan menuju rumah Dony dengan mata terpejam.

Yeuna mengangguk, "Iya bang, makasih ya"

Yeuna melenggang menyusul Brian ke dalam rumah.

Ia lihat Brian sudah duduk manis menonton tv, dan tangannya sibuk memencet tombol remote mengganti channel.

"Aku buatin makan ya mas?" tanya Yeuna, namun tidak mendapat balasan dari Brian.

Habis kesabaran Yeuna menghadapi Brian yang pundung. Daritadi ditanya hanya diam, tanpa memberi respon apa-apa.

"Kalo gamau, yaudah. Beli aja sana" gertak Yeuna sambil pura-pura berjalan meninggalkan Brian.

Brian yang terketuk hatinya, langsung menoleh menatap punggung Yeuna.
"Iya, buatin" ucapnya singkat.

Mendengar jawaban Brian, buru-buru Yeuna menuju dapur, ia cepat-cepat mencuci tangan, dan menyiapkan bahan-bahan masakan dari kulkas.

Tak berapa lama, masakannya pun jadi. Memang dia sengaja membuat sesuatu yang praktis, capcay ala yeuna lah pokonya. Sudah mencakup sayur, sosis, baso, udang dan yang pasti sehat dan bergizi ya.

Yeuna menghampiri Brian sambil membawa piring berisi nasi dan lauk di tangan kanannya, dan segelas air putih di tangan satunya.

Yeuna menghampiri Brian sambil membawa piring berisi nasi dan lauk di tangan kanannya, dan segelas air putih di tangan satunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Brian Kang - Cenil Alun-AlunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang