Di Aula istana Kegelapan, melawan 2 Dewa adalah hal terberat bagi mahluk biasa. Walaupun Heavenly Saint memiliki kemampuan yang sama dengan Gold Saint, tetap mereka terdesak. Semakin lama mereka semua semakin lemah. Kekuatan cosmo yang tak seimbang, membuat mereka semua berjuang mati-matian untuk melewati kedua dewa itu.
"Kita harus bagaimana? Setiap kita menyerang mereka, serangan kita terus berbalik arah menyerang kita", kata Sagitta.
"Kita tak boleh menyerah, demi Athena-sama, demi Aphrodite-sama. Pasti ada jalan, KITA HARUS BERJUANG!!", teriak Pegasus.
Mendengar ucapan Pegasus, semangat semua saints, dan Heavenly saints membara. Mereka berdiri sambil membakar cosmo. Melihat mereka semua bangkit, Thanatos mulai tak bisa menahan emosinya, dan menyerang mereka dengan serangan jarak jauh. Dengan sigap mereka menghindar. Tak lama kemudian, mereka mengabungkan serangan.
"Pegasus Ryuusei Ken", teriak Pegasus.
"Unicorn Gallop!", teriak Unicorn.
"Golden Arrow!", teriak Sagitta.
"Excalibur!", teriak Caprico.
"Stardust Revolution!", teriak Aries Saint.
"Lightning Plasma", teriak Leo Saint.
Hypnos menahan serangan mereka semua, dan mementalkan mereka dengan menggunakan serangan mereka sendiri. Melihat peluang, Thanatos segera menyerang mereka menggunakan Terrible Providance. Mereka semua berteriak kesakitan, hingga teriakan itu sampai ke telinga Laica yang tak terlalu jauh dari aula. Melihat Laica yang hendak pergi, tiba-tiba saja, Pandora tersenyum jahat, dan mengayunkan trisulanya, hingga melukai lengan Laica. Laica memegang lengannya. Rupanya, Pandora cemburu Hades lebih mencintai Laica di bandingkan dirinya.
"Pandora, kenapa?", kata Laica ketakutan.
"Kau, dewi kecil yang menjijikan, berani-beraninya menarik simpati Hypnos-sama, dan Thanatos-sama dengan mudahnya untuk mengelabui Hades-sama. Padahal kau berada di pihak dewi bodoh bernama Athena itu. Aku akan membunuhmu!!", teriak Pandora.
Mendengar teriakkan Laica, Hypnos, dan Thanatos menenggok, begitupun dengan para saint. Mendengar suara Laica, mereka pun berdiri. Di sela-sela itu, Thanatos yang khawatir membalikkan tubuhnya untuk mengecek kamar Laica. Namun, tiba-tiba saja muncul segel Athena yang mengurung mereka semua. Para Saint terkejut melihatnya. Tak lama kemudian, muncullah paus agung membawa Kotak Pandora. Melihat Kotak Pandora, Hypnos terengun.
"Kotak itu?!. Ternyata mereka berhasil mencurinya. Lagipula, segel ini membuat kekuatanku agak menurun", tatap serius Hypnos sambil berbicara dalam hatinya.
"Cih! Padahal Aphrodite-sama sedang dalam bahaya. Tak ku sangka Pandora sialan itu, berani menyerang Aphrodite-sama di saat kami tak ada. Kau akan merasakan akibatnya nanti!", geram Thanatos dalam hatinya.
Akhirnya mereka berdua, terpaksa melayani saint-saint itu beserta paus agung. Geram di sertai khawatir, Thanatos mengamuk, dan menyerang mereka semua. Sagitta membuat pelindung namun ia tak bisa menahan kekuatan Thanatos yang begitu kuat, dan terpental. Paus agung mulai kewalahan untuk mempertahankan segel karena amukan Thanatos. Disisi lain, pergerakan mereka semakin terbatas. Paus agung memberikan kertas segel kepada Pegasus, dan mereka semua. Paus agung memerintahkan agar mereka menyerang kedua dewa itu tanpa henti untuk menempelkan kertas segel pada dahi mereka. Tak lama kemudian, mereka mulai menyerang silih berganti tanpa henti.
"Brengsek, kalian!!", teriak Thanatos.
Sekali lagi, para saint itu terpental, cloth mereka mulai hancur, dan masing-masing mereka mulai muntah darah, serta tubuh mereka mulai penuh dengan luka. Sebagian dari mereka tumbang. Memgambil kesempatan, Thanatos mengerakkan jarinya, dan muncullah teriakan Pandora dari kejauhan. Melihat Kotak Pandora sudah muncul, Hypnos berpikir bahwa keadaan ini bisa sangat membahayakan jika tidak diselesaikan secara cepat. Hypnos akhirnya bergerak. Ia memulai mengambil posisi menembakkan Eternal Drowsiness untuk mereka yang masih sadar. Paus agung yang merasakan posisi ini tak menguntungkan,menaikkan cosmonya untuk menahan lebih lama, ia menaikkan tekanan segel. Di kamar Laica, Pandora tumbang tanpa alasan, dan Laica segera berlari keluar, luka di lengannya sembuh dengan sendirinya. Melihat Hypnos yang masih bisa berdiri, paus agung semakin khawatir, karena cosmo nya hampir mendekati batas hanya untuk menahan pergerakan kaki 2 dewa itu.
"Eternal....."
"Ojii-chan, yamete!!"*
Mendengar teriakkan Laica, Sekali lagi, Hypnos, dan Thanatos lengah, mereka menenggok terkejut. Melihat posisi menguntungkan ini, paus agung berteriak, "Cepat, tempelkan kertas segelnya!". Mendengar ucapan paus agung. Pegasus, dan Caprico segera meloncat sambil menyerang mereka. Kaget, Hypnos, dan Thanatos segera menenggok, wajah mereka terkena masing-masing dari serangan Pegasus, dan Caprico. PLAAAK!! Kertas segel tertempel di dahi mereka. Paus agung segera membuka kotak segel itu, dan menggubah segel itu menjadi segel penguncian. Thanatos, dan Hypnos berteriak. Di saat-saat terakhir itu, mata mereka berdua bertatapan dengan mata Laica. Laica terengun. Thanatos, dan Hypnos menatap Laica dengan tatapan lembut, dan tersenyum. Mereka berbicara kepada Laica melalui telepati untuk yang terakhir kalinya.
"Aphrodite-sama, selamat, ya. Anda sudah berani membuat keputusan sekarang", kata Hypnos.
"Kami bangga padamu, Aphrodite-sama. Sampai jumpa 200 tahun lagi", kata Thanatos.
Thanatos, dan Hypnos tersegel sempurna. Laica pun terjatuh lemas. Cahaya cosmo yang tersisa dari penyegelan, menghujani tubuh Laica Baru saja ia bertemu dengan kedua kakeknya setelah sekian lama, akhirnya ia harus berpisah lagi. Perasaan kehilangan orang yang di sayangi dalam peperangan, perasaan itu terlintas di hati Laica. Ini adalah pertama kalinya ia merasakan demikian.
"Perasaan kehilangan, teriakkan dari seorang istri, air mata anak anak polos yang tak bersalah. Ah, jadi ini rasanya kehilangan orang yang disayangi dalam peperangan. Jadi, perasaan ini yang ingin Athena lindungi", kata Laica dalam hatinya sambil terengun.
Akhirnya, Laica menemukan alasan mengapa dia ingin melindungi Athena dengan di segelnya kedua kakeknya itu. BRUUUK!! Paus agung pun tumbang. Ia telah menggunakan seluruh cosmonya dalam penyegelan. Sebelum ia meninggal, ia memberikan titah terakhir, "Kalian, bawalah kotak ini pada Athena-sama". Melihat Laica yang terdiam, Caprico memegang pundak Laica. Laica terkejut. Sekali lagi Laica memasang wajah sedih sambil menangis. Caprico menyeka air mata Laica.
"Ibunda, ayo kita pulang", ajak Caprico.
Laica mengangguk. Laica merentangkan tangan kanannya, dan muncullah Tongkat Tyche, beserta baju perangnya yang telah membentuk menjadi patung kecil. Mereka yang masih sadar pun menggotong teman mereka yang tidak sadarkan diri. Laica meminta Caprico untuk mengambilkannya Kotak Segel yang di gunakan untuk menyegel kedua kakeknya itu. Laica hanya bisa menatap sedih kotak itu sambil memeluknya. Tak lama kemudian, Laica mengangkat tongkatnya, dan mereka teleport pergi.
Saint Seiya: the Wing of Eternity
Chapter 8
-SelesaiNB
*Translate: Kakek, hentikan

KAMU SEDANG MEMBACA
Saint Seiya: The Wing of Eternity
FanfictionIni adalah rework dari cerita "Saint Seiya: The wing of Eternity " yang sebelah. (Cerita aslinya tetap milik Masami Kurumada-sensei. Karena Author terinspirasi olehnya maka lahirlah cerita ini. Author menggunakan 3 Versi cerita, Saint Seiya Original...