Chapter 9:"Realm Dewi Kecantikan, The Wing of Eternity!"

109 6 0
                                    

Sudah, 3 hari peperangan terus berlangsung. Dan sudah 1 hari, Laica terdiam sambil memegang Kotak itu di Sanctuary. Laica masih terus membayangi rasa sakit akibat kehilangan orang yang disayangi karena peperangan. Tak lama kemudian, Tyche, Eros, dan Harmonia, berubah menjadi wujud dewa, dan dewi mereka. Eros bertanya, apakah Laica masih memikirkan penyegelan kakek buyutnya. Mendengar hal itu, Laica hanya bisa memalingkan wajahnya. Tak lama kemudian, Tyche menghela nafas. PAAAAK!! Ia menepuk pundak Laica agak keras.

"Ibu, ibu tak boleh menyerah. Ibu harus semangat. Kami akan selalu ada di sisi ibu. Peperangan masih terus berlangsung, kita tak bisa membiarkan Kakek Hades mengambil alih dunia ini. Apakah ibu mau, penduduk bumi yang ingin ibu lindungi musnah?", kata Tyche dengan tatapan memohon

"Iya, ibu, yang di katakan Tyche memang benar. Kita harus berjuang demi orang yang kita sayangi. Melihat penyegelan Kakek Buyut memang sangat menyedihkan. Tapi bukankah itu untuk melindungi bumi?", kata Harmonia sambil menyatukan tangannya.

Melihat anaknya memberikan semangat, Laica memeluk mereka semua sambil menangis. Iya, akhirnya ia tersadar, bahwa ia tak sendirian, ia memiliki tanggung jawab untuk melindungi bumi. Laica mengangguk. Akhirnya ia memakai kembali baju perangnya. Tyche, Eros, dan Harmonia mengangguk satu sama lain, dan mereka kembali berubah menjadi wujud mereka semula. Laica memasukkan Kotak itu ke laci kecil.

"Kakek, terima kasih telah mendukungku. Walaupun kita adalah musuh sekarang, aku tetap bersyukur masih bisa bertemu dengan kalian. Aku akan melindungi bumi ini dengan Athena", kata Laica dalam hatinya.

Laica menutup laci kamarnya. Lalu teleportasi menuju medan pertempuran. Di Lapangan, Egidia terlihat sangat terdesak, tenaganya mulai terkuras, dan baju perangnya mulai rusak. saint saintnya banyak yang gugur, sementara itu pasukan specter yang tersisa, masih bisa bertahan di keadaan mereka sekarang karena Hades berada di dekat mereka.

"Athena, akhirnya jadi seperti ini, ya. Saint mu banyak yang gugur sementara...", kata hades yang tiba-tiba saja memotong pembicaraannya.

Dari belakangnya, muncul banyak sekali Specter. Di sekitar Egidia, hanya beberapa saint yang tersisa. Melihat keadaan ini, Athena terdiam. Sementara hades mendekatinya, tak lama kemudian hendak memenggal kepala Egidia. Tiba-tiba saja muncul cahaya emas dengan menghadang, dan Hades terpental.

"Kau, Aphrodite!", seru Hades.

Cahaya itu memudar, dan muncullah Laica lengkap memakai God Clothnya. Melihat Laica di depannya, Egidia terkejut. Tak lama kemudian, Laica mengangkat tongkatnya, dan membentuk pergerakan khusus. Seketika cahaya emas yang murni terbentuk dari bayangan Laica. Tekanan cahaya itu semakin kuat, dan terus menguat hingga sangat memyilaukan. Hades seketika menutup matanya. DIIIING!! Laica mengentakkan tongkatnya.

"THE WING OF ETERNITY!!", teriak Laica.

Tiba-tiba saja, menyebarlah seluruh cahaya emas di lapangan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiba-tiba saja, menyebarlah seluruh cahaya emas di lapangan itu. Sayap-sayap putih nan indah sang merpati menghujani lapangan tempat Perang Suci itu berlangsung. Cahaya itu amat hangat. Para Saint yang terluka menutup mata mereka. Kehangatan menyebar memasuki jiwa, dan raga mereka.  Tak lama kemudian, muncullah para saint, dan Heavenly Saints yang gugur. Mereka di bangkitkan secara berkala. Para Heavenly Sainta, dan Saints berdiri tegak. 

Dunia keabadian, dan penyembuhan yang telah di aliri oleh do'a Dewi Aphrodite yang mengharapkan keselamatan semua mahluk dengan cintanya, itulah "The Wing of Eternity"

The Wing of Eternity telah di lepaskan. Langit yang telah menghitam kelam bagaikan tinta, berubah menjadi seterang cahaya matahari. Para Specter berteriak karena panasnya cosmo tersebut. Sementara itu, Hades terdiam.

"The Wing of Eternity, sudah berapa ratus tahun aku tak melihat dunia buatan ini. Aphrodite, apakah kau benar-benar akan membunuhku?", kata Hades dalam hatinya.

Tiba-tiba, Hades mengangkat wajahnya. Perasaan yang tak bisa ia jelaskan maknanya, memenuhi pikiran, dan hatinya. Perasaan sakit, sedih, sayang, cinta, dan bangga, semua itu memenuhi benak Hades. Namun, di sisi lain, ia masih ingin menguasai bumi. Logikanya mengalahkan perasaannya, Hades segera melakukan teleportasi, dan meloncat. Hati yang Geram memenuhi gemaan suaranya. 

"Aphrodite, kau benar-benar nakal. SEKARANG, MATILAH!!", teriak Hades 

Melihat Hades mengincarnya, Laica terengun, dari matanya mengalir air mata. Melihat ini,  Egidia segera meloncat untuk melindungi Laica. Egidia menahan serangan Hades, dan memeberikan komando agar Laica menengerahkan pasukkan. Sambil menangis Laica berteriak memberikan komando.

"KALIAAAN, MAJU, BUNUHLAH PAMAN!!", teriak Laica di sertai isakan.

"Kurang ajar kalian!! PASUKAN, MAJU!!", teriak Hades.

Sekali lagi kedua belah pihak bertemu, dan melancarkan serangan. Tiba-tiba saja, Hades menghilang dari hadapan Egidia. Egidia berteriak agar Laica berhati-hati. Melihat hades semakin dekat dengannya, laica bertekuk lutut ketakutan. BYAAAAR!! Tiba-tiba saja, terjadi ledakkan, dan Hades agak terpental. Pusaran Debu yang menutupi pun segera mereda. Di lihatnya, cosmo Laica membuat pelindung. 

""Perisai pelindung? Naif sekali, Aphrodite. Bukankah sudah ku bilang dulu, jika kau lengah maka kau akan terbunuh? Kau masih cengeng seperti biasanya", kata Hades dengan wajah tanpa ekspresi sambil berjalan.

"Paman...", kata Laica sambil ketakutan

"Sayang sekali kita berada di pihak yang berlawan. Bagaimanapun, kita adalah musuh. Sekarang, Matilah!!", teriak Hades.

TRAAAAAANG!! Tiba-tiba saja Egidia meloncat, dan kembali menangkis ayunan pedang Hades hingga pedang Hades terlempar, dan wajahnya teriris Tongkat Nike. Melihat ini, Hades tersenyum sinis lalu tertawa. Ia menarik pedangnya yang terlempar. Merasakan Egidia yang dapat menangkis serangannya untuk yang kedua kalinya, Hades memuji bahwa Egidia masih kuat seperti biasanya. Membalas, Egidia berkata bahwa dari ayunan pedang Hades, Hades sebenarnya tidak ingin membunuh Laica. Tiba-tiba saja, muncul beberapa Specter dari belakang mereka berdua. Sekali lagi, Hades tersenyum sinis. Laica, dan Egidia terengun. 

"Pegasus Ryuusei Ken!!" 

Tiba-tiba saja muncul cosmo biru terang. DUAAAAR!! Cahaya itu membunuh Specter yang mencoba membelakangi kedua dewi tersebut. Secara bersamaan, mendaratlah cahaya biru terang di depan mereka. Debu semakin memudar, cahaya The Wing of Eternity memantulkan kilau dari baju jirah saint tersebut. Melihat siapa yang meilindungi mereka, kedua dewi itu terengun.

Saint Seiya: The Wing of Eternity
Chapter 9
-Selesai









Saint Seiya: The Wing of EternityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang