Sebagai pria normal dewasa, pasti merasakan gairah kala melihat wanita yang terlihat menggoda.
Begitupuna dengan Sehun.
Selama ini, dia mungkin terlihat biasa saja ketika menyentuh kulit telanjangnya Lisa, tapi yang sebenarnya terjadi adalah dia harus menahan sesuatu yang bergejolak dibawah sana.
Sehun terlalu munafik untuk mengakui itu. Menyembunyikan gairah yang dia dapatkan dengan mudah begitu saja.
Jujur saja, Sehun bingung pada dirinya sendiri. Kenapa saat menyentuh Lisa, ataupun hanya melihat paha mulus yang terpampang dimatanya bisa membuat miliknya langsung tegang.
Padahal ketika dia bersama Sejeong, dia harus bersusah payah, bukan bersusah payah, maksudnya mereka harus melakukan pemanasan dulu barulah milik Sehun berontak.
Dan saat ini, dimana dia harus merawat Lisa layaknya seorang adik kandung. Dia harus memandikan Lisa, menggantikan pakaiannya, menyuapinya dan membuat makanan dan masih banyak hal lain.
Sungguh itu merupakan kesenangan bagi diri Sehun. Ia bahagia kalau melihat Lisa tersenyum hangat. Dan akhir-akhir ini Lisa terlihat lebih bahagia dan bebas.
Dan itu membuat ia bangga atas usahanya.
Dan ketika Lisa memintanya untuk tidak pergi kerumah Sejeong adalah permintaan tersulit.
Bukan apa-apa, hanya saja Sehun ingin membagi waktu bersama pacarnya. Sehun tidak ingin meninggalkan pacar kesayangannya.
Dan sekarang Lisa memintanya untuk tidak pergi kerumah Sejeong?
"Kalau seandainya aku meminta Mr. Sehun untuk tidak pergi kerumah Sejeong apa Mr. Sehun mau?" tanya Lisa.
Sehun bingung harus menjawab apa. Nyatanya dia juga tidak tega dengan permintaan Lisa. Tapi Sejeong....?
"Lisa, maaf..."
"Tidak apa-apa," potong Lisa. Lisa tidak ingin mendengar ucapan selanjutnya dari Sehun. Karena pada akhirnya Sehun akan tetap meninggalkannya.
Memangnya Lisa siapa? Lisa hanyalah seorang tetangga yang kebetulan ditolong oleh orang baik yang ternyata adalah orang yang Lisa suka.
Suka? Yah, Lisa mulai jatuh cinta dengan pria dewasa ini. Pria dewasa yang sering dia panggil Mr. Sehun.
"Mr. Sehun pergilah. Aku tidak apa-apa sendiri. Lagian aku sudah terbiasa sendiri." ucap Lisa sambil memamerkan senyum manisnya.
Mungkin bagi orang yang baru pertama kali melihat senyum manis Lisa maka mereka berpikir bahwa senyuman itu adalah senyuman cantik, namun nyatanya senyuman itu adalah senyuman penahan rasa sedih.
"Ya sudah, aku pergi dulu." pamit Sehun lalu mengusap puncah kepala Lisa lembut.
Lagi-lagi Sehun membuat Lisa berdebar. Hanya sentuhan lembut seperti itu, mampu membuat Lisa salah tingkah.
Lisa menatap punggung Sehun yang keluar dari kamar pribadi milik Sehun yang kini ditempati Lisa.
Lisa meraih ponselnya, lalu menghubungi seseorang.
"Kirimkan fotocopy bukti padanya sekarang. Dan bukti asli cepat kirimkan pada kantor polisi." setelah mengatakan itu pada anak buahnya Lisa tersenyum miring penuh kemenangan.
"Aku lelah kau berpura-pura polos.."
****
Sehun menjalankan mobilnya pelan. Saat ini hati Sehun benar-benar dilanda kegundahan. Sehun tidak bermaksud meninggalkan Lisa sendirian.