Chapter 18

5.6K 280 0
                                    

Lisa dan Sehun sudah berada dikantor polisi. Lisa ingin menemui kakaknya. Dia ingin bertanya sesuatu pada kakaknya, tidak peduli seberapa besar kebencian dari kakaknya, Lisa tetaplah Lisa. Menganggap semuanya baik-baik saja.

Lisa meraih tangan Sehun dan menggenggamnya erat. "Temani aku." Bisik Lisa.

Sehun mengangguk dan membalas genggaman Lisa. Tidak apa, bukankah selama ini Sehun sering menemani Lisa? Jadi apa yang harus dikhawatirkan? Merasa takut dengan salah satu keluarga Lisa bukanlah hal yang tepat untuk ditakutkan. Sehun merasa ngeri sendiri jika Lisa sendirian menemui kakaknya.

Terakhir kali Lisa menemui kakaknya, berujung Lisa hampir menghabisi nyawanya sendiri. Sehun tidak mau hal itu terjadi lagi. Cukup sekali, jangan sampai ada dua kali, tiga kali dan seterusnya.

Mereka berdua menunggu kedatangan kakaknya Lisa. Lisa menatap Sehun sebentar dan tersenyum kaku. Pertama kalinya Sehun melihat kegugupan pada diri Lisa. Selama ini Sehun hanya melihat sisi hiperaktif dari Seorang Lalisa. Dan sekarang dia terlihat gugup karena keluarganya sendiri? Heol!! Ini sungguh aneh, tapi nyata.

Rose datang dengan wajah tanpa senyum. Tatapan tajam ia berikan pada Lisa.

"Sudah kukatakan jangan datang kalau kau tidak bisa membebaskanku! Kenapa kau datang?!"

"Yak!! Kau harusnya—" Sehun langsung terdiam ketika Lisa menarik tangannya dan menyuruhnya diam. Hampir saja Sehun tersulut emosi.

Bagaimana tidak? Bahkan perempuan itu tidak menyapa dengan baik, terlebih lagi dia terlihat seperti menuntut hal yang bahkan Lisa sedang mengusahakannya.

"Siapa dia?" Tanya Rose menunjuk Sehun dengan dagunya.

"Kenapa dia berani sekali denganku?!"

"Kakak tenang dulu. Aku kesini bukan untuk pria disampingku. Aku kesini untuk membahas hal lain."

"Kalau kau tidak ingin membahas tentang pria ini, kenapa kau membawanya!?" Rose masih meninggikan suaranya. Sehun tampaknya ingin marah, tapi ditahan oleh Lisa.

"Dia bekerja sama denganku, jadi aku membawanya kesini. Kakak, aku ingin kita kerja sama agar kakak bisa keluar dari tempat ini. Jadi kumohon kerja samanya."
"Kau berani memerintahkanku?"

"Bukan seperti itu tapi—"

"Kalau kau tidak ingin diperintah, maka keluar dari neraka ini sendirian. Jangan melibatkan atau menyalahkan orang lain atas kesalahan mu." Sehun tampak ingin memaki lebih banyak lagi, kalau saja Lisa tidak memotong pembicaraannya.

"Jangan dengarkan dia. Kakak, aku minta maaf kalau aku terlihat seperti memerintah. Tapi ini aku lakuin demi kakak. Tidak ada niat sedikitpun untuk memerintah kakak. Jadi Kumohon kerja samanya ya?" Ucap Lisa lembut. Lisa tidak boleh menambah api lagi. Hanya dia yang bisa meredamkan amarah kedua orang ini.

Sedangkan Sehun hanya menatapnya bingung. Beginikah? Jadi Lisa akan terlihat seperti anjing yang selalu mengikuti kemauan majikannya? Bahkan kakaknya yang terlihat salah pun masih dia bela. Bagaimana bisa dia hidup di keluarga seperti ini.

"Aku ingin kakak berkata jujur. Katakan apa yang terjadi terakhir kalinya kakak bisa ditangkap, dan siapa dalang dibalik ini semua?"

"Apa kau seorang polisi? Aku hanya memintamu mengeluarkanku dari tempat sialan ini. Bukan mewawancaraiku."

Sehun mengepal tangan kuat. Sepertinya dia tidak tahan lagi. Dia harus keluar sekarang atau kepala perempuan ini pecah? Jalan keluarnya adalah dia harus keluar dari tempat ini dan memilih menunggu Lisa diruang tunggu kantor polisi tersebut.

Rose tersenyum kemenangan, akhirnya dia bisa membuat seseorang emosi hanya dengan kata-katanya.

"Aku punya rencana untuk membebaskan kakak, tapi aku mohon, tolong ceritakan apa yang terjadi sebelum saat kakak ditangkap?" Lisa memohon, berharap Rose menjawab pertanyaannya.

"Entahlah, aku lupa." Jawab Rose santai.

"Apa kakak tidak ingin keluar dari sini?"

Rose menatap Lisa tajam. "Apa maksudmu? Adik macam apa kau?!"

"Aku hanya ingin kakak keluar dari tempat ini. Dan jalan terakhir adalah kakak harus menceritakan bagaimana kakak berakhir ditempat ini sebelumnya. Hanya itu cara terakhir yang bisa aku lakukan. Kalau tidak jujur, maka sudah pasti aku tidak bisa membantu banyak."

Rose diam sebentar. Menatap jam yang ada dibagian samping mereka duduk. Lalu menatap Lisa dengan wajah serius.

"Dengarkan ini baik-baik. Aku tidak akan mengulangi perkataan ku. Pasang pendengaran mu dan jangan mencoba menyuruhku mengulang." Lisa mengangguk setuju.

"Kai  yang membawa barang haram itu. Mereka punya kamera kecil dibagian bawa meja setiap tamu. Jaehyun yang akan memasukkan barang sialan itu pada setiap minuman. Tapi tidak semua minuman yang dia kasih, hanya sebagian."

Lisa masih diam. Tidak ingin memotong pembicaraan kakaknya.

"Terakhir, jangan pernah temui aku lagi kalau kau gagal mengeluarkanku dari tempat sialan ini." Rose bangkit dari tempat duduknya dan meninggalkan Lisa yang masih duduk memikirkan perkataan Rose.

"Nona, waktu kunjungan sudah habis. Kau bisa kembali sekarang." Lisa bangkit dan membungkuk hormat pada seorang polisi yang menegurnya tadi.

Lisa keluar dan mendapati Sehun yang tengah memainkan ponselnya. Lisa jalan perlahan sambil tersenyum nakal dan mengintip apa yang Sehun lihat dilayar ponsel itu.

"Wah–aku baru tau kalau seorang guru terhormat bisa menonton video po*no. Aku akan melaporkan pada polisi bahwa ada seorang guru mesum disini."

"Yak!! Kau gila?! Aku tidak menonton video seperti itu. Aku sedang menyiapkan materi untuk besok. Bagaimana bisa kau menuduhku seperti itu?"

"Mr. Sehun jangan pura-pura tidak menontonnya. Mungkin tidak disini, tapi dikamar, di toilet, ditempat sepi. Aku yakin Mr. Sehun menontonya." Tuduh Lisa.

"Kenapa aku harus nonton kalau aku sering melakukan itu terhadap istriku."

"Tapi sekarang kau tidak punya istri, dan lagi kau sedang kosong sekarang." Balas Lisa. Ada senyuman nakal  terpatri dibibir cantiknya itu.

Sehun memutar matanya malas, dia tau arah pembicaraan Lisa. Tapi Sehun tidak bodoh, dia akan memukul kepala Lisa kalau gadis nakal itu macam-macam padanya.

Sehun keluar dan Lisa mengikutinya dari belakang. Ketika mereka sudah berada didekat mobil, Sehun berhenti tiba-tiba.

"Ada apa?" Tanya Lisa.

"Aku ingin menemui Sejeong."

"Tiba-tiba?"

"Aku ingin menyelesaikan masalahku dengannya."

"Perlu ditemani?"

"Apa kau mau?"

Lisa mengangguk. Sehun tersenyum lalu menarik tangan Lisa untuk menemuk mantan kekasihnya.

Kini keadaan menjadi terbalik, tadi Lisa yang menggenggam tangan Sehun. Dan sekarang Sehun melakukannya juga untuk Lisa.

Update guys😂.
Lama banget tenggelam dari buminya. Wkwkwk. Maaf ya🙏

Making Love With Teacher (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang