Chapter 36: Hangatnya rintik hujan [END]

1K 156 29
                                    


"Hujan sudah reda, tapi rindunya masih terasa."

###


"Kenapa lo tanya? Mau keliatan sok peduli? Atau mau lo sakitin dia lagi? Nggak usah ngimpi, deh."

Tanjirou mengerutkan dahinya heran. Ia tak paham maksud ucapan Aoi. Bahkan sikap gadis itu pun tampak berbeda, tidak seekspresif biasanya. 

"Maksud lo apa? Kok nyakitin Kanao?" 

Aoi kembali menoleh, lalu terkekeh pelan. "Mau gue rincikan dosa lo? Gini, gue kasih tau. Lo malsuin data olimpiade, biar lo bisa deket sama Kanao. Padahal lo tau, ada Misa yang bakal bahayain peserta lain."

"Gue—"

"Dua, lo baperin dia. Lo tau, Kanao suka sama lo. Iya, dia emang suka sama lo. Tapi bukan berarti lo bisa mainin perasaan dia, apalagi saat lo udah punya pacar." tegas Aoi. "Sekarang dia udah sama El, dan gue harap lo nggak ganggu dia lagi."

Tanjirou terdiam.

Mulutnya ternganga terbuka, ia tersentak tanpa suara. "Pacar? Pacar siapa? Cewek yang deket sama gue bisa dihitung pake jari, Aoi. Itu pun kebanyakan culun dan lebih suka nge-date sama buku fisika. Siapa yang pacaran sama gue? Gue nggak punya pacar."

Astaga.

Apa itu? Aoi tidak salah dengar, kan?

Gadis itu menoleh dengan dahi yang agak berkerut. Ia menulusuri setiap kerut di wajah Tanjirou, mencari kebohongan disana. Tapi sorot mata yang dihadirkan padanya justru menunjukan segala kejujuran.

"Lah? Serius lo?" tanya Aoi.

"Eh, ya iyalah anjir. Gue suka sama Kanao. Kalo gue cuma main-main sama dia, gue nggak bakal senekat itu buat malsuin data kali. Orang gila mana yang mau malsuin data olim sekolah?" 

Giliran Aoi yang ternganga kini.

Ah, benar. Aoi menangkap semua hanya dari sudut pandang Kanao. Jadi tak heran bila ia bisa saja mendengar faktar berbalik dari sudut pandang Tanjirou.  "Anjir," umpatnya.

"Apanya yang anjir, sih? Terus sekarang gimana?"

Aoi menggeram sebal sembari menjambak rambutnya. "Dasar bego! Kalo lo nggak gantungin dia lama, ya dia nggak bakal jadian sama El! Dasar bego!"

"Emang mereka jadian kapan?"

"Hari pertama olimpiade. Pas pagi."

Tanjirou terdiam sejenak. Kini pun giliran pemuda  itu yang menggeram sebal sembari menjambak rambutnya sendiri. "Astaga! Kenapa juga gue mau dibohongin El, sih!?" geram pemuda itu. "El bilang sore sebelumnya dia udah jadian sama Kanao."

Aoi memutar bola matanya. "HIH! Gemes gue sama kalian! Gue cekek juga lo!"

"Aduh gusti," Tanjirou memijat pelipisnya sendiri. "Terus sekarang gimana? Dimana anaknya?"

"Gak berangkat dia," jawab Aoi. "Ini puisinya aja di titipin dari Kak Shinobu."

Tanjirou mendesah lemah. "Terus dia dirawat dimana?"

"Kenapa? Lo mau besuk dia?"

"Ya iyalah. Masa besuk ibunya?"

"Yeee, lawak lo badut." Aoi mendesis sebal. "Gue saran nih ya, mending gak usah lo besuk dulu. Gue yang bakal nyampein kebenarannya ke Kanao. Lo tunggu dia sampe masuk aja, biar dia selesain masalahnya dulu sama El. Demi kebaikan Kanao, kebaikan kalian juga."

Anak Olimpiade |  Tanjikana✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang