Chapter 23: Perwakilan dari provinsi

788 133 8
                                    


"Masalah ada bukan untuk membuatmu lari. Tapi untuk mendewasakanmu."

###


BULIR air jatuh membasahi tubuh Kanao. 

Setiap tetesnya, Kanao berpikir tentang semua masalah yang terus berdatangan di hidupnya. Kamar mandi hotel memang jadi tempat yang baik untuk membersihkan diri, namun sepertinya tidak untuk menangis.

Kanao hanya takut isakkannya terdengar dan membuat orang lain jadi khawatir akannya. Kanao pun menghela nafasnya berat. 

Ia memikirkan semuanya. Ia memikirkan ibunya, Shinobu, Aoi, bahkan ia memikirkan Tanjirou. Kanao tidak paham, kenapa setiap bulir air hanya membuat hatinya kian hampa. Kanao kian tenggelam dalam sepi.

Gadis itu pun mematikan shower. Ia mengambil bathrobe dan membungkus tubuhnya lalu keluar dari kamar mandi. 

"Eh, Kanao udah selesai!" Levy tersenyum lebar. "Liat ini deh!" 

Kanao membuka kecil mulutnya, ia takjub dengan jas biru gelap yang dikenakan oleh dua teman sekamarnya itu. 

"Boros banget dah, anggaran olim kali ini. Udah karantina sampe sebulan, pake dibuatin jas segala, lagi." celoteh Robin sembari mengancingkan jasnya dihadapan kaca.

"Hus! Jangan gitu dong," bibir Levy maju beberapa senti. "Kalo gini kan, lebih keliatan kalo kita mewakili provinsi."

"Keren, kok." sahut Kanao melihat kedua temannya yang nampak cocok itu. 

Levy kembali tersenyum lebar. "Kanao, coba pake punya Kanao, dong! Kita coba bareng-bareng!" ajak gadis itu.

"Eh?" Kanao terdiam sejenak. "Aku belum dapet."

Sontak Robin menoleh. Senyuman di bibir Levy pun pudar seketika. Dan hanya dalam hitungan detik, Robin langsung mendekati Kanao dan menepuk pundak gadis itu.

"Kamu yakin? Udah kamu cek?" tanyanya bak seorang ibu yang khawatir. "Gimana kalo kita tanya dulu ke panitia? Siapa tau jas kamu belum diambil,"

Kanao mengangguk setuju. 

Levy dan Robin pun melepas sejenak jasnya. Sedangkan Kanao segera memakai baju yang pantas untuk keluar. Tak sampai 5 menit, ketiga gadis itu segera meninggalkan kamarnya. 

Dibalik batin kebingungan Kanao, ada Robin yang terus memanjatkan doa dalam hatinya. Ia tidak bisa berbohong, gadis itu benar-benar panik. 

Ini macam deja vu yang paling Robin benci. Semoga saja tidak terulang lagi.

Robin terus berdoa.


— ANAK OLIMPIADE —


"Ternyata gue ganteng ya, pake jas."

Tanjirou reflek menyipitkan matanya dan menoleh kepada El yang sedang mengancingkan jasnya di hadpaan kaca. "Lebih ganteng lagi kalo lo udah mandi, El."

Anak Olimpiade |  Tanjikana✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang