Chapter 13: Ancaman dari sang boneka

861 147 18
                                    


"Rasa cemburu melukai kita dengan belati rasa keraguan diri."

###


"Kok firasat gue nggak enak, ya?"

Tanjirou mengelus dadanya sendiri berkali-kali. Sudah berulang-ulang ia menghela nafasnya. Namun entah kenapa rasanya ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. 

Adiknya? Nezuko? Ah, tidak. Tanjirou mencari alasan lain yang membuat batinnya terasa begitu tidak nyaman. Pemuda itu membenamkan kepalanya di lipatan kedua tangannya, dan di saat yang sama, seseorang terlintas di pikirannya. 

Kanao Tsuyuri...

Pemuda bersurai merah itu seketika tersentak. Ia terbangun dan menatap sekeliling ruang tengah. Jawabannya baru saja terlintas, namun ada apa?

"Astaga, gimana nih?"

Tanjirou mengigigt bibir bawahnya. Sejenak ia berpikir, ia harus melihat Kanao, memastikannya baik-baik saja, namun bagaimana caranya?

"Bodo amat ah," Tanjirou segera bangkit dan menyambar jaketnya. Sembari berlari menuju ujung koridor, Tanjirou mengenakan jaketnya. Entah kenapa Tanjirou merasa ada yang hendak mencelakakan Kanao di toilet wanita yang berada di ujung koridor.


— ANAK OLIMPIADE —


Cantik, batin Kanao. 

Ia diam-diam melirik seorang gadis yang sepertinya sepantaran dengannya. Gadis yang sedang mencuci tangannya di sebelah Kanao itu membuat Kanao terkagum. 

Bagaimana tidak, mata yang bulat besar, bibir yang merah oleh polesan gincu serta rambut pirang itu membuatnya nampak seperti sebuah boneka besar. Ia yakin, lelaki yang melihatnya pun akan memuji dalam hati. 

"Misa Amane," gadis itu tiba-tiba berucap.

Kanao tersentak kecil dan langsung mengalihkan pandangannya. Sepertinya gadis pirang itu sedang bicara padanya. Namun saking gugupnya, Kanao tidak tahu harus mereaksi seperti apa.

"Gue ulangi, Misa Amane— barang kali lo lupa." ujar Misa sembari menutup keran lalu mencipratkan sisa air di tangannya pada kaca di hadapannya. Gadis itu tersenyum tipis, lalu menatap Kanao. "Karena sesaat setelah ini, yang bakal bikin hidup lo lebih asik, itu gue."

Kanao menatap Misa dengan tatapan heran. Ia tidak paham artinya. Kanao hanya bisa bungkam sembari diam-diam meneguk ludah.

Misa pun kembali tersenyum, bahkan kini hingga matanya menyipit. "Kenapa? Udah bisu duluan? Belum gue apa-apain loh,"

Ngeri! Kanao meneguk ludahnya. Ia semakin mematung begitu suara langkah Misa dalam sepatu boot berderap. Gadis itu memang terbilang terlalu rapi untuk seseorang yang akan tidur.

Misa melangkah perlahan mendekati Kanao, membuat Kanao terpojok ke dinding. Misa pun menyeringai. Ia menyentuh dagu Kanao perlahan. "It will be long night, Tsuyuri."

Anak Olimpiade |  Tanjikana✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang