Setelah membereskan tasnya. Ara, Ghea, dan Tania segera menuju ke lapangan futsal. Mereka duduk di salah satu tepi lapangan.
Dengan Ara yang masih membawa buku Darren yang dibuka dalam pangkuannya."Mata lo ngarah ke Fabian terus. Lo beneran naksir ya?" bisik Ara pada Ghea yang sedari tadi seperti memperhatikan Fabian.
"Ck. Soktau," sewot Ghea dan dibalas senyum jail Ara.
"Lihat deh, Radim gue ganteng banget astaga," kata Tania yang melihat Radim juga ikutan bermain futsal.
"Lo mah Radim terus, eh btw lo sama Radim dah berapa lama si?" tanya Ara, kepo.
"Berapa ya, mau jalan empat bulan kayaknya," jawab Tania dan Ara hanya menjawab dengan mulut berbentuk O.
Pertandingan sudah dimulai. Di menit-menit pertama masih sama skor antara SMA Gemilang dengan SMA Wijaya.
Pertandingan mulai panas setelah babak kedua. SMA Gemilang lebih unggul 1 poin daripada SMA Wijaya. Pertandingan semakin panas ketika salah satu pemain SMA Wijaya bermain curang dengan menyenggol kaki Nino-pemain SMA Gemilang yang disambut sorakan dari penonton SMA Gemilang. Hingga pada akhirnya SMA Gemilang unggul 4-2 dari SMA Wijaya."Wahh gila. Panas banget tadi. Tapi untung menang," kata Tania dengan senyum mengembangnya. Ia tersenyum pada Radim yang-mungkin juga memandangnya. Tania mengacungkan jempol pada Radim.
"Gila, sweet banget lo." Komentar Ara melihat Tania dan Radim.
"Iyalah. Iri ya lo? Udah putus dari Rendra kan? Gebet sana salah satu pemain futsal. Ganteng-ganteng kok," kata Tania dan dibalas anggukan Ghea sementara ARa mendengus kasar.
Dikira putus itu gampang apa. Eh putus gampang deng, yang susah move on nya. 7 bulan jadi bucin Rendra tiba-tiba langsung mbablas gitu perasaanya? huhu sepertinya tidak semudah itu ferguso. Batin Ara.
Radim segera mengampiri Tania. Ia tersenyum pada Ara dan Ghea.
"Tania nya gue pinjem dulu ya. Besok gue kembaliin lagi," katanya sambil terkekeh dan menggandeng tangan Tania.
"Enak banget main pinjem-pinjem," kata Ara sembari mendengus kesal.
"Kok sewot Ra, habis putus ya?" Canda Radim dan dibalas tawaan Ghea dan Tania.
"Ejek terosss, gak laki gak bini sama aja," katanya.
"Udah lah udah. Biarin pasutri itu menemukan jalannya," kata Ghea.
"Hahaa... udah dulu ya, gue pamit. Hati-hati kalian," kata Tania dan dibalas anggukan Ara dan Ghea. Setelah itu Tania dan Radim meninggalkan mereka.
"Yok!" Ajak Ghea.
"Kemana?" tanya Ara sembari mengerutkan alisnya.
Gea menggeplak kepala Ara, "nyamperin Darren lah. Lo lupa?"
Ara segera meringis. "Ohiya lupa. Tapi nanti bantuin gue ngomong ya," pinta Ara pada Ghea.
"Iya, iya."
Mereka berdua lalu jalan bersisihan menemui Darren yang masih bersama Fabian, Devin, dan Bimo.
"Ren," Panggil Ghea setelah mereka sampai dihadapan Darren dkk.
"Eiitttsss neng Ghea sama Neng Ara. Tumben nyamperin. Mau ngapel siapa ni? Aren, Abin, Epin atau Aa?" Goda Bimo sambil menaik turunkan alisnya.
"Ngapel pala lo peyang," ketus Ghea. Sementara Ara diam saja.
"Eh nggak boleh galak-galak. Nanti gak ada yang suka," kata Bimo yang dibalas gaplokan di kepala oleh Fabian.
"Kenapa?" tanya Darren sambil menaikkan alisnya dan melirik Ara yang menundukkan kepala sembari membawa yang sepertinya buku miliknya.
"Yok, ah, sekalian keluar. Bang Rehan dah njemput gue di depan," kata Ghea.
"Oke, lo kesana duluan. Gue ngambil motor sekalian," kata Darren.
Setelah itu Ghea dan Ara ke are gerbang depan terlebih dahulu. Tak sampai 5 menit Darren menyusulnya.
"Kenapa?" tanya Darren yang sudah di atas motor dan sempat melirik Ara yang menunduk dan sepertinya membawa bukunya.
"Mau ngembaliin buku fisika lo," jawab Ghea.
"Oh sini," katanya.
Ghea menyikut Ara. Karena Ara yang membawa buku Darren.
Ara mengembalikan buku Darren namun tak berani menatap matanya.
"Nih, buku lo. Tadi gak sengaja nyenggol esteh dan tumpah ke buku lo. Maaf," kata Ara.
Darren menjulurkan tangannya untuk mengambil bukunya. Ia membuka bukunya dan menemukan noda esteh yang mengering di bukunya. Gak masalah selagi tulisannya tak hilang, batinnya.
"Santai, gak papa," jawabnya ramah.
"Noh gapapa Ra. Yaudah thanks Ren," ujar Ghea dan dibalas anggukan Darren.
"Gue pulang duluan," kata Ghea, namun kembali melanjutkan. "Lo pulang sama siapa?" tanya nya pada Ara.
"Gue emm naik ojol. Ya naik ojol." kata Ara. Ia baru tersadar mamanya tidak bisa menjemput sedang ada arisan. Bang Alfa ada seminar. Papa? Mana bisa. Papa bilang malam ini pulang jam 11 nanti.
"Beneran lo?" tanya Ghea sambil memicingkan matanya.
"Hooh, nih mau pesen," jawabnya.
"Bareng Darren aja," kata Ghea. "Ren, anterin Ara sono. Searah kan. Bang Rei bawa motor soalnya." sambungnya.
Ara membelalakkan matanya. "Gausah. Gue naik ojol aja."
"Santai. Ayok. Keburu maghrib," kata Darren menjawab.
"Nah, yaudah gue pulang duluan ya. Ren titip Ara," kata Ghea lalu pamit dan diangguki Darren.
"Lo pulang duluan aja. Gue naik ojol aja," ujar Ara masih menolak.
"Gausah, bareng gue aja. Rumah lo dimana?" tanya Darren.
"Di Perum Permata," jawabnya.
"Deket. Ayok keburu magrib."
Ara akhirnya menurut. Ia akan bersiap naik ke motor besar Darren kembali teringat, bagaimana nasib roknya? Gak lucu kan dia harus bonceng miring di motor sebesar ini.
"Sorry, gue beneran naik ojol aja. Kalo naik motor lo gedhe banget. Rok gue kesingkap nanti," kata Ara berterus terang.
Darren menatap Ara lalu melapas jaketnya dan memberikannya kepada Ara. "Pake aja." katanya.
Ara membelalak, "eh, beneran?" tanya nya hati-hati dan dibalas anggukan Darren.
Ara segera memasangkan jaket Darren ke pinggangnya dan naik ke motor Darren dengan refleks menyentuh pundak Darren.
"Eh, maaf beneran, refleks." katanya pada Darren dan dibalas anggukan Darren.Motor Darren melaju meninggalkan sekolah dengan kecepatan sedang. Ketika sampai di kompleks permata ia menepikan motornya.
"Rumah lo blok apa?" tanyanya."Blok D nomor 6," jawab Ara. Malas ia kalau minta turun disini. Jarak gerbang kompleks dengan rumahnya masih jauh. Sekalian saja mendingan.
Mereka telah sampai di depan rumah Ara. Ara segera turun dan mengembalikkan helm Darren.
"Makasih udah nganterin dan sorry soal buku lo," kata Ara.
"Gak masalah. Gue pamit," ucap Darrenndan diangguki Ara. Darren kembali melajukan motornya untuk kembali ke rumah.
Haloo gaess🤗
Ini cuman satu scene di lap basket aja tapi udah panjang. Jadi sampe sini aja ya hehee. Lanjutannya tunggu di part selanjutnya.Jangan lupa vote dan comment nya🤗
Bantuin koreksi typo boleh ya wkwkPapayyy🙌🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
About Time
Teen Fiction[ ON GOING ] Pertemuan selalu berhubungan dengan waktu bukan? Waktu yang membuat kedua insan saling bertemu, lalu meninggalkan jejak di kehidupannya masing-masing. Entah hanya secuil peristiwa yang berakhir dengan dilupakan atau malah rentetan peri...