Sekarang hari jumat, pukul 09.30 cuacanya sejuk, tidak panas juga tidak hujan. Ara yang tidak mau diajak ke kantin oleh kedua sahabatnya memilih untuk pergi ke taman, sembari membawa bekal sandwichnya.
Sampai di taman, ia menemukan Darren sedang tiduran dengan mata terpejam di kursi panjang di bawah pohon, dengan salah satu tangan ia jadikan bantalan dan tangan yang lain menutupi wajahnya.
Oh ya, jangan kalian berfikir bahwa mereka sengaja ketemuan. Ini tidak sengaja, sodara-sodara.
"Oy," ujar Ara sambil menepuk pelan kaki Darren yang memenuhi bangku.
Darren yang terganggu langsung membuka matanya lalu segera duduk dan mendapati Ara di depannya.
"Ngapain di sini?" tanyanya sambil menyugar rambut.
Ara segera duduk di sebelah Darren. "Bosen di kelas." jawabnya.
"Tumben gak bareng Ghea sama Tania?"
"Mereka ke kantin." jawab Ara.
"Lah tumben, gak diajak?" tanya Darren.
"Diajak, tapi gue males. Udah bawa bekal juga kok," ujar Ara sebelum membuka kotak bekal berisi sandwichnya.
"Mau gak?" tanya Ara sembari menyodorkan kotak bekalnya pada Darren.
Darren menggeleng, "enggak, buat lo aja." katanya.
"Gak habis gue, banyak ini," ucap Ara sembari menyuapkan satu potong sandwichnya pada Darren.
Darren yang terkesiap, langsung memegang tangan Ara. Bagaimana tidak? Sepotong sandwich langsung dipaksa masuk ke dalam mulutnya.
"Pelan dong. Mulut gue gak sebesar itu juga kali?" ujarnya sembari menarik sandwich dari tangan Ara yang sudah ia gigit setengahnya.
"Bodoamat," ujar Ara lalu mengambil satu buah sandwich dan memakannya.
"Kok enak, lo buat sendiri?" tanya Darren.
Ara menoleh, "enak lah, gue yang buat mesti enak."
"Sombong amat," ujar Darren lalu mengacak pelan rambut Ara.
"Anjiir lo Ren, itu tangan lo kotor hiiihhhh," ucap Ara sebelum menabok lengan Darren.
Darren malah tertawa lebar menanggapi Ara dan kembali menepuk pelan puncak kepala Ara menggunakan tangan kanan yang tadi ia gunakan untuk mengambil sandwich.
"Goblok Darren ah," ujar Ara, kesal.
"Heh mulutnya!" peringat Darren, "ini tangan juga bersih lah. Buat makan sandwich doang." lanjutnya.
"Mbahmu ah," ucap Ara kesal sebelum kembali memakan sandwichnya.
"Tinggal segini nih, habisin. Kenyang gue," ujar Ara lalu memberikan kotak bekalnya pada Darren yang masih berisikan dua potong sandwich.
Darren mengangkat alis, "lo makan cuman sepotong? Astaga Ra, badan kecil gini makan dikit banget." ujar Darren lalu mengambil satu potong sandwich yang sudah ia bagi dua dan menyuapkannya pada Ara.
"Apani suap-suap?" ucap Ara.
"Udah A-aaaaa aja." kata Darren.
"Enggak ah, kenyang beneran gue." ujar Ara menggeleng.
"Dikit ini, cuman setengah. Buka mulutnya," ujar Darren kembali.
Ara memutar bola matanya malas, tetapi juga membuka mulutnya dan menerima suapan sandhwich dari Darren.
"Nah gitu dong, biasanya juga makan banyak," ujar Darren.
"Iya biasanya, sekarang lagi gak pengen. Kenyang." jawab Ara sambil membuka ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Time
Teen Fiction[ ON GOING ] Pertemuan selalu berhubungan dengan waktu bukan? Waktu yang membuat kedua insan saling bertemu, lalu meninggalkan jejak di kehidupannya masing-masing. Entah hanya secuil peristiwa yang berakhir dengan dilupakan atau malah rentetan peri...