SEMBILAN

180 41 16
                                    

Darren segera menghentikan motornya di garasi rumah. Ia segera mengajak Ara masuk ke dalam rumahnya, dan disambut dengan salah seorang asisten rumah Darren.

"Mama di mana Bi? masih di rumah atau udah ke rumah sakit?" tanya Darren pada Bi Lati.

"Ibu masih di kamar Mas, tadi mbak Bulan udah minta Ibu ke rumah sakit dianter pak Jaki, tapi Ibu gak mau," jelas Bi Lati.

Darren mengangguk. "Yaudah, Darren ke atas dulu ya Bi,"

"Lo mau ngikut jenguk mama gak?" kata Darren yg menoleh pada Ara yang diam di belakangnya.

"Boleh?" tanya Ara memastikan.

"Boleh." Darren mengangguk, lalu mulai menaiki tangga untuk ke kamar mamanya dan diikuti Ara.

"Ma," kata Darren waktu melihat mama nya sedang minum obat dan ditemani Bulan, adik Darren.

"Baru pulang nak? Gimana sekolahnya?" tanya Mama pada Darren.

"Iya, sekolah Darren baik. Mama masih pusing? Kita ke rumah sakit aja yuk," kata Darren lalu menggantikan Bulan yang tadinya duduk di tepi ranjang samping mamanya.

"Gak usah, mama istirahat di rumah aja," jawabnya sambil tersenyum, wajahnga masih terlihat pucat.

"Tapi Ma, mama tadi ud-" kata Darren terputus ucapan Mama.

"Ga papa, mama ga papa, Nak," jawab Mama. Lalu pandangannya tertuju pada Ara yang diam dekat dengan pintu. "Ini siapa? pacar Darren?" lanjutnya. Bulan yang tadi tak melihat Ara juga langsung menengok ke belakang untuk juga melihat Ara.

Ara lalu berjalan menuju mama Darren dan mencium tangannya. "Halo Tante, saya Ara," kata Ara sambil tersenyum.

"Ara? manis banget namanya, kayak wajahnya," kata Mama Darren.

Ara tersenyum malu. "Enggak lah Tante, Tante malah yang cantik, awet muda hehe,"

"Ah kamu bisa aja," katanya pada Ara. "Ara pacarnya Darren ya?" sambung Mama.

Ara lantas menggeleng cepat, "bukan tante, Ara temen sekolahnya Darren kok, kebetulan tadi Ara nebeng Darren, daripada naik ojek, sekalian hemat hehe,"

Mama Darren mengangguk, "ooooh, udah makan nak?" kata Mama pada Darren dan Ara.

"Tadi Darren udah makan sama Ara," jawab Darren. Ara mengangguk membenarkan.

"Mama beneran udah baikan? Darren mau nganter Ara pulang dulu soalnya. Udah malem. Tadi Darren buru-buru pulang waktu ditelepon Bulan," ujar Darren pada mamanya.

"Iya, mama udah baikan. Kamu nganter pulang Ara dulu sana, nanti dicariin keluarganya," jawab Mama sambil mengangguk dan tersenyum.

"Yaudah Tante, Ara pamit pulang dulu, ya." pamit Ara pada Mama Darren.

"Iya, Sayang, kapan-kapan main ke sini lagi ya? Gak keberatan kan? Nemenin Bulan sekalian. Kasian Bulan jadi gak pernah main waktu tante sakit-sakitan."

Bulan yang mendengar mamanya berbicara seperti itu langsung bersuara. "Gak lah ma, Bulan gak kesepian kok. Tapi kalo kak Ara mau ke sini lagi si gapapa. Biar Bulan berasa punya kakak perempuan hehee."

Ara tersenyum mendengarnya. "Pasti tante, nanti kapan-kapan Ara ke sini lagi. Gak jauh dari sini ada rumah temen Ara, Ara sering main ke rumah Ghea kok hehee."

"Ooo Ara temannya Ghea ya? Ghea itu sepupu Darren sama Bulan juga," kata Mama Darren.

"Iya tante, Ghea udah pernah cerita." ujar Ara sambil mengangguk. Ara lalu mencium tangan mama Darren. "Ara pamit Tante, cepet sembuh ya," katanya sebelum berdiri.

About TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang