#chapter 6

12.1K 417 2
                                    

Happy Reading🦋


Tak terasa hari sudah berganti menjadi pagi, mentari pagi sudah bersinar di upuk sebelah timur. Pancaran cahaya matahari sudah menembus gorden kamar Allea, kamar bernuansa serba biru terlihat indah jika di lihat oleh indera pengelihatan. Allea masih terlelap di tempat tidurnya sedangkan Revan sengaja meninggalkan Allea.

Mata Allea sedikit terbuka dan melihat jam, Allea terkejut karena jam puku 06.30 wib. Allea bergegas menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi karena kalau mandi pasti akan telat. Bagi dirinya tidak mandi tidaklah apa-apa karena masih ada parfume yang membuat badanya wangi. Selang beberapa menit kemudian ia sudah memakai seragam sekolah, hari ini dia tidak sarapan karena waktu kini sudah hampir siang. Jadi Bi Monah membawakannya kotak nasi untuk makan di sekolah nanti.

"Bi Monah, bibii," teriak Allea, nafasnya ngosa-ngosan karena ia berlari dari atas ke bawa.

Bi Monah yang sedang menyapu langsung tersentak kaget saat mendengar suara teriakan Allea, suara gadis itu sangat mengejutkan dirinya.

"Ada apa Non kok lari-lari gitu?" Tanya bi Monah.

"Bang Revan mana Bi? Allea udah telat nih," ia melirik ke sana ke mari, namun nihil dirinya tak menemukan keberadaan Revan.

"Oh iya Den Revan mah udah berangkat atuh Non," jawab Bi Monah.

"Apa?!" Pekik Allea. "Kok abang gak nunggu Allea sih ah!!"

"Kata den Revan katanya Non lama bangunnya."

"Ya udah deh Allea pake angkutan umum aja, bibi udah nyiapin kotak nasi untuk ke sekolah kan?" Tanya Allea.

Bi Monah mengangguk. "Iya Non, ini bibi udah siapin masakan spesial khusus untuk Non Allea."

"Makasih banyak ya Bi, Allea pergi dulu bye."

Karena jarak sekolah dan rumah tidak terlalu jauh hanya beberapa menit perjalanan, hari ini dia memutuskan untuk menaiki angkutan umum saja. Karena abangnya Revan tega meninggalkannya di saat waktu seperti ini.

20 menit kemudian...

Sesampainya disekolah gerbang hitam sudah tertutup, Allea kesal karena Revan tidak membangunkannya. Ada alarm pun itu tidak mempan, bagi dirinya hanya teriakan emak yang paling mempan.

"Ah sial udah di tutup lagi, gara-gara Bang Revan nih gue telat," gerutu Allea.

Allea kebingungan mau lewat mana dia, kalau dia manjat pagar pasti tidak bisa. Dia hanya seorang diri di luar, osis yang menjaga pun tidak kelihatan. Ada pak satpam pun dia tidak membukakan gerbang, tega sekali. Saat berdiri di depan gerbang, mata Allea melihat sosok pria yang sudah tak asing bagi dirinya. Siapa lagi kalau bukan si ketua osis yang menyebalkan itu.

Tiba-tiba Satria yang baru datang memperhatikan Allea dan menghampirinya.

"Telat lo?" tanya Satria.

"Menurut lo?" jawab Allea.

"Ishh anjir nih cowok ganteng banget," batin Allea.

"Lo di hukum lari 10 keliling dan bersihin gudang sekolah," titah Satria.

"Dih anjir emangnya lo siapa? Seenaknya aja ngaasih hukuman," sewot Allea tak terima.

"Gue ketua osis," ujar Satria dan membuat Allea bungkam karena baru tahu bahwa Satria adalah ketua osis.

"Dasar lo, ngeselin!" ketus Allea dan berlari ke lapang.

Daripada terus terusan berdebat dengannya yang justru malah membuang-buang waktu, lagi pula ini memang salah dirinya datang terlambat ke sekolah jadi dia berhak menerima hukuman. Ntah mengapa tidak seperti biasanya, badan Allea tiba-tiba lemas dan pengelihatan pun semakin buram ia lupa bahwa ia belum sarapan tadi pagi, saat berlari di lapangan ketika putaran ke enam tiba-tiba kepala Allea pusing dan seketika dia terjatuh di lapangan dan tidak sadarkan diri. Satria yang memperhatikan Allea dari tadi mekerutkan keningnya, mengapa gadis itu tiba-tiba berhenti.

My Ketos My Husband [TAMAT✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang