#chapter 19

8.6K 273 4
                                    

Gemercik hujan turun menyelimuti bumi, hujan deras di sore hari ini sangat mendukung suasana hati seorang gadis yang sedang bersedih. Allea berjalan sambil terisak dalam tangisnya, membuat air matanya bercampur dengan air hujan.

Suasana hatinya kini tidak karuan, ingin melampiaskan segala yang sedang di rasa. Memang dengan caranya begini tidak akan menyelesaikan suatu masalah, namun inilah satu-satunya cara yang membuat dirinya lega.

Hujan deras di sore ini, air mataku sederas hujan saat ini.

******

Sementara mamah dan abangnya khawatir kepada Allea karena dia pulang telat terlebih lagi di luar hujan sangat deras. Mereka takut terjadi apa-apa dengan Allea, terlebih hujan sangat lebat beserta kisaran petir yang terus bergemuruh.

Dengan perasaan cemas Revan Sudah menelponya berkali-kali tetapi hp nya tidak aktif, tanpa basa-basi Revan langsung mencari Allea. Sambil melihat ke arah kanan dan ke kiri memang sulit menemukan Allea, terlebih hujan tak kunjung reda. Dia sudah mencari ke sekolah bahkan ke halte bus tak di temukan keberadaan gadis itu.

Satu jam sudah berlalu, hujan masih deras. Baju allea basah kuyup tiba-tiba kepala Allea pusing dan pengelihatannya buram.

Hingga seketika dia kehilangan kesadaran.

Bruk

Allea tergeletak pingsan di pinggir jalan, seluruh badannya di basahi dengan derasnya air hujan.

Revan pov

Revan mencari Allea ke tempat yang sering Allea kunjungi, alhasil Allea tidak ada disana. Revan mencari ke seluruh jalanan di kota Bandung tiba-tiba dia melihat cewek yang memakai seragam sekolah tergeletak tak sadarkan diri di pinggir jalan, Revan mencari tahu siapa gadis itu? Sepertinya itu Allea, adiknya. Revan membuka sabuk pengaman, kemudian dia berlari menghampiri Allea dan dugaanya ternyata benar dia Allea. Revan langsung membopong tubuh Allea ala bridle style dan menidurkannya di tempat duduk belakang.

"All bangun All, ini abang..." lirih Revan sambil menepuk pelan pipi gadis itu, badannya panas dan badannya sangat lemas.

****

Sesampainya di rumah mamah terkejut melihat Revan membopong Allea yang tak sadarkan diri, cairan bening mengalir di pipi mamah banyak pertanyaan yang harus di pertanyakan. Ini bukan waktunya, ia langsung berlari menghubungi dokter.

Tak lama kemudian dokter datang, Revan membaringkan tubuh mungil Allea di kasur, wajahnya pucat dan juga badannya semakin demam.

Selama beberapa menit akhirnya dokter datang dan memeriksa Allea.

"Gimana dok keadaan anak saya?" yanya mamah khawatir.

"Anak anda baik-baik saja tidak ada yang perlu di khawatirkan, tetapi dia hanya kecapean dan dia deman akibat hujan-hujanan," jawab dokter.

"Kalo begitu makasih dokter," ujar  mamah.

"Sama-sama, kalo gitu saya pamit dulu," lanjut dokter.

"Mari saya antar dok."

Allea terbaring lemah dengan piyama stich kesukaanya Revan setia di samping adiknya. Baru pertama kalinya dia melihat adiknya terbaring di kasur separah itu, yang ada dalam benak Revan mengapa adiknya seperti itu?

****

Keesokan paginya hari ini Allea tidak masuk sekolah karena keadaanya masih belum pulih. Keadaanya masih sama, tidak ada perubahan cuma dia sudah sadarkan diri sejak malam tadi. Namun dia belum membuka suara saat ini, tatapannya pun kosong.

My Ketos My Husband [TAMAT✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang