#chapter 5

12.5K 440 2
                                    

Happy Reading🦋

Sepulang dari sekolah Satria langsung memarkirkan motor KLX nya di bagasi rumah, ia memilih untuk langsung ke kamar saja untuk melaksanakan mandi dan juga sholat ashar.

Satria membuka helm dan turun dari motor besarnya, ia melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah.

Tok..

Tok..

"Assalamualaikum bunda.." salam Satria.

Ceklek

"Wa'alaikumussalam sayang, udah pulang Nak," jawab bunda, Satria langsung mencium punggung tangan bundanya.

"Satria baru nyampe bund."

"Ya udah sekarang mandi, sholat terus makan ya sayang. Bunda mau masak dulu di dapur."

"Iya bunda."

Meskipun Satria tipe orang yang cuek dan juga dingin, tetapi jika berhadapan dengan bundanya ia akan lembut. Satria berjalan menaiki tangga untuk menuju ke kamarnya.

"Aa udah pulang? Main yuk sama Riyan," ajak Riyan.

Satria langsung mengangkat tubuh adiknya ke dalam pangkuannya.

"Nanti ya mainnya, aa baru pulang Iyan."

"Ya udah Iyan main sendiri aja kalau gitu."

"Aa ke kamar dulu ya."

Setelah mengobrol bersama Riyan, Satria langsung bergegas pergi ke kamar mandi. Setelah selesai mandi ia akan sholat dan makan.

30 menit kemudian..

Satria kini sedang berada di meja makan bersama bunda dan juga adiknya.

"Gimana A sekolahnya, lancar gak?" Tanya bunda setelah Satria selesai makan.

"Lancar bunda, cuma ya hari ini agak sedikit menyebalkan sih," jawab Satria.

Bunda terkekeh. "Loh kenapa memang A?"

Mengingat kejadian tadi di sekolah saat bertemu dengan Allea membuat dirinya kesal, gadis itu sangat menyebalkan.

"Tadi di sekolah aa kedatangan murid baru cewek, nyebelin banget."

"Ah jangan gitu, awas nanti kamu suka lagi sama dia." Bunda terkekeh pelan melihat wajah kesal putra sulungnya itu.

"Bunda kok bilang gitu sih, emang bunda mau anaknya sama cewek nyebelin kayak dia?"

"Ada istilah benci jadi cinta A," celetuk bunda. Satria mendesah pelan, tidak mau melanjutkan obrolan ini bersama bundanya. B

"Udah ah, Satria ke kamar dulu." pamit Satria, ia melangkahkan kakinya ke arah tangga. Karena kamarnua terletak di lantai atas.

Pukul 19.45 wib.

Malam hari Satria menemani Riyan belajar, karena Satria orangnya pintar jadi dia mengajarkan kepada adiknya.

Satria dan Riyan hanya beda 9 tahun, Riyan duduk di kelas 1 SD. Riyan memiliki wajah yang ganteng sama sepertia Satria.

Setelah selesai mengerjakan PR, tiba-tiba bayangan Allea terlintas di pikiran Satria dan membua Satria senyum-senyum sendiri.

"Aa kok senyum-senyum sendiri? mikirin pacar ya?" Tanya Riyan.

Satria langsung menoleh ke arah adiknya.

"Sotoy lo, anak kecil diem aja," elak Satria.

"Jangan-jangan aa lagi jatuh cinta ya," goda Riyan.

"Ebuset, lo tau dari mana tentang cinta masih bocil juga," ujar Satria.

"Aa kok gitu sama Iyan, Iyan tau lah karena cinta itu asalnya dari mata turun ke hati," ujar Riyan dengan suara cadelnya.

"Terserah lo aja njir, bikin gue jijik dengernya," ujar Satria.

"Makasih a," ujar Riyan.

"Buat apa njir?" tanya Satria sambil mengangkat satu alisnya.

"Makasih yang lebih jijik," celetuk Riyan terkekeh.

"Dasar bocah," ketus Satria dan tiba-tiba bunda masuk dan mendengar perkataan Satria.

"Aduh bun sakit bun," rengek Satria meringis kesakitan karena bunda menjewernya.

"Udah bunda bilangin juga, gak boleh ngatain yang kasar ke Rian," tegur bunda.

"Jewer bun jewer Aanya," ujar Riyan sambil terkekeh ria.

"Diem lo njir," ujar Satria dan Rian langsung menangis. Karena adiknya itu tipe orang yang mudah menangis, wajar juga kan masih kecil.

"Aa tuh liat Riyan nangis kan," tegur bunda.

"Iyan sayang adiknya aa yang ganteng udah ya jangan cengeng," ujar Satria.

"Aa!" ketus bunda.

"Hhe maaf-maaf, aa ke kamar dulu ya," pamit Satria.

"Aa kabur huhh," ledek Riyan.

Saat di kamar Satria merebahkan dirinya di kasur dan menatap langit-langit kamar, sambil memikirkan Allea ia hanya bisa tersenyum saat teringat gadis itu. Beberapa menit kemudian dia terlelap tidur.

Suara ayam berkokok mulai terdengar di sekitar rumah Satria pria itu mulai membuka matanya, tak terasa hari sudah mulai pagi. Ia beranjak dari ranjang dan pergi ke kamar mandi, setelah itu melaksanakan sholat shubuh.

"Aa udah siap kamu Nak?" Tanya bunda yang baru saja masuk ke dalam kamar.

Bunda tersenyum ke arah anak sulungnya yang kini sedang merapihkan tempat tidurnya, tak lupa juga putranya sudah rapih memakai seragam sekolah. Biasanya sebelum berangkat sekolah Satria membersihkan rumahnya telerbih dahulu, sambil membantu bundanya. Karena Satria tahu jika setiap pagi bunda selalu sibuk mengusus pekerjaan dapur.

"Udah bund, bentar lagi beres."

"Syukurlah, kalau udah beres turun ke bawah dan sarapan ya."

Satria mengangguk.

Selang beberapa menit kemudian Riyan datang ke kamar Satria, anak kecil itu sudah rapih dengan seragam merah putihnya.

"Ngapain lo ke sini bocil? Jangan berantakin kamar gue ya lo."

"Nggak a, Iyan mau pinjem hp aa."

"Buat apa?"

"Mau lihat foto pacar Aa, Iyan belum tahu pacar aa."

"Aduh bocil mah jangan ikut campur masalah ini deh, belajar berhitung, membaca dan menulis yang bener noh."

"Iya-iya."

Keduanya kini turun ke meja makan untuk sarapan, selama sarapan tidak ada yang membuka obrolan.

"Kita berangkat dulu ya bund, Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam, hati-hati ya a bawa motornya jangan ngebut."

"Iya bund."

Biasanya jika berangkat sekolah Satria mengantarkan adiknya ke SD terlebih dahulu, biasanya Riyan selalu di antarkan oleh ayah. Karena ayah sedang keluar kota jadi Satria yang selalu mengantarkan adiknya itu.

Jarak antara rumah dan Sd hanya beberapa menit saja karena dekat, setelah selesai mengantarkan Riyan motor KLX Satria sudah meninggalkan area sekolah dasar.

Hehe maafkan author jika ceritanya gak nyambung.

Makasih buat yang mau baca😍💕

See you....

RidaFa05.

My Ketos My Husband [TAMAT✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang