#chapter 8

11.4K 409 3
                                    

Happy Reading🦋

Satria dan Allea memutuskan untuk kembali ke dalam Mall setelah membahas soal ini, jujur saja ada hati tak enak jika suatu saat Satria tahu soal ini. Menerima hanya terpaksa dan hanya mendapat tantangan dari abangnya.

"Makasih," ujar Satria.

"Gak usah bilang makasih, santai aja kali."

Mereka berdua kini sedang berkeliling di dalam Mall, tak lupa Satria menggenggam erat tangan Allea membuat darah gadis itu tiba-tiba berdesir hebat.

"Mau beli sesuatu?" Tanya Satria.

Allea menggelengkan kepalanya karena ia belum di transfer oleh orang tuanya. "Gak ah gue gak ada duit."

"Gue yang bayar, terserah lo mau beli apa aja."

"G-gue mau beli eskrim sama cokelat, boleh gak?"

"Boleh."

Keduanya berjalan menuju arah tempat makanan, Allea sangat menyukai cokelat dan juga eskrim.

Satria terkekeh saat memperhatikan Allea yang kini seperti anak kecil saja.

"Lo kok bisa suka sama gue sih, bisa lo ceritain gak?" Tanya Allea di sela-sela makannya.

"Hmm gue suka merhatiin lo dari jauh, saat pertama kali gue ketemu sama lo gue udah suka, ya emang sikap gue bisa di bilang naif dengan pura-pura sama lo."

Allea mengangguk-nganggukan kepalanya, ia tidak ingin tahu lebih detail lagi pula ini hanya tantangan dari abangnya saja bukan perihal perasaan Allea yang sesungguhnya. Satria langsung mengucap puncak kepala Allea dengan lembut, membuat gadis itu diam tak bergeming.

"Lo gemesin banget, buat gue jadi cinta sama lo."

"Apa sih lo," Allea langsung salah tingkah sekarang, kedua pipinya jadi merah merona.

Saking asiknya mereka diam di sini, tak terasa hari sudah mulai gelap. Keduanya memilih untuk pulang saja dari Mall.

"Pulang yuk, udah malam," pinta Allea menyembunyikan rasa gugupnya. Karena hari tak terasa sudah mulai gelap. Sepulang dari Mall Satria terlebih dahulu akan mengantar gadisnya pulang ke rumah. Karena kedua temannya sudah berada di rumah masing-masing, sebenarnya Satria yang menyuruh mereka untuk pulang duluan di takutkan menunggu lama.

Di jalan Satria memperhatikan Allea di kaca spion, Allea hanya bersembunyi karena pipinya berubah merah. Lagi pula cewek mana yang tidak salah tingkat jika di tatap oleh cowok terganteng, terkeren dan terpintar di sekolah. Anggap saja ini rezeki anak sholehah wkwk.

"Gak usah natap kayak gitu ya, kemarin-kemarin aja ngajak ribut," sindir Allea.

"Peluk gue, takut lo terbang."

"Dih nyebelin banget sih lo, gak beda jauh sama si abang," Allea mencubut perut Satria.

"Maaf sayang."

Dahlah rasanya Allea semakin di buat salah tingkah olehnya, Allea menyandarkan dagunya di bahu Satria. Gadis itu memeluk erat tubuh Satria, aroma parfume yang wangi dan menyengat di hidung.

20 menit kemudian mereka sudah sampai di rumah Allea.

"Makasih ya, mau mampir dulu atau langsung pulang?" Tanya Allea.

"Langsung pulang aja, kapan-kapan gue kesini," ujar Satria.

"Kok lo-gue?" tanya Allea keceplosan.

"Lah ya terus harus gimana?"

"Lo kan pacar gue sekarang, aku-kamu kek gak ada romantis-romantisnya jadi cowok."

"Hmm sorry, aku pulang ya," ujar Satria.

My Ketos My Husband [TAMAT✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang