🍁 II 🍁

2.7K 204 12
                                    

Pemuda bergigi kelinci itu sedang sibuk mencuci peralatan makan bekas makan kakak-kakaknya. Sambil bersenandung kecil, pemuda itu menikmati apa yang dikerjakannya tanpa ada niat untuk mengeluh sedikitpun.

Perutnya sebenarnya terasa lapar. Sejak tadi terus berbunyi keras meminta untuk diisi. Tetapi malam itu Jungkook sedang tidak nafsu makan, jadi ia membiarkan perutnya yang sejak tadi terus saja berbunyi. Pemuda itu lebih memilih melanjutkan pekerjaannya mencuci piring dan membersihkan dapur.

Setelah semua tugasnya di dapur selesai, Jungkook segera kembali ke kamarnya. Tak lupa ia meminum susu yang tadi sempat dibuatnya demi menahan rasa lapar diperutnya.

Langkah kakinya yang lebar terhenti saat tiba di anak tangga ke empat. Di sana ia mendengar suara kakak bungsunya sedang tertawa riang bersama kakak sepupunya yang memiliki wajah imut, yaitu Jimin. Suara kedua kakaknya yang tertawa itu tanpa sadar membuat bibir pemuda bergigi kelinci itu tersenyum. Miris. Dia ingin sekali bisa tertawa bersama sang kakak seperti itu, tetapi apa daya karena keinginannya tidak mungkin bisa terjadi.

"Kookie?" sebuah panggilan pelan mengalihkan perhatian Jungkook dari kamar kakak bungsunya. Pemuda itu menoleh ke sumber suara. Terlihat Namjoon berdiri tak jauh dari kamarnya.

Jungkook segera mendekati kakak sepupunya itu dengan sangat bersemangat. Senyum manis yang tadi sempat menghilang kini sudah kembali menghiasi bibirnya.

"Ne, hyung?"

"Apa yang kau lakukan di sana?" tanya Namjoon pelan. Jungkook menggeleng dan tersenyum.

"Aniya, hyung. Aku baru saja selesai membereskan dapur." jawab Jungkook.

"Kau sudah makan?" tanya Namjoon dengan khawatir. Jungkook mengangguk. Dia berbohong.

"Ne. Aku sudah makan. Hyung butuh sesuatu? Katakan saja biar aku ambilkan." tanya Jungkook.

"Aniya! Aniya! Hyung hanya ingin mengambil air minum. Kau kembalilah ke kamar, biar hyung mengambil sendiri." jawab Namjoon sambil mengibaskan tangan kanannya di depan wajahnya sendiri. Tetapi pemuda bergigi kelinci itu menepuk lengannya pelan lalu berlari menuruni tangga dan menuju ke dapur. Ia segera mengambilkan segelas air minum untuk kakak sepupu tertuanya itu dan kembali.

"Ini, hyung." ucap Jungkook sambil menyerahkan segelas air putih pada Namjoon. Membuat kakaknya itu merasa gemas karena sikapnya.

"Kau ini! Hyung kan bisa mengambilnya sendiri." tegur Namjoon yang dibalas cengiran oleh Jungkook.

"Ya sudah. Segeralah beristirahat. Hyung masuk kamar dulu. Hyung harus mempersiapkan pekerjaan hyung untuk besok." kata Namjoon. Ia merupakan seorang guru di sebuah sekolah menengah pertama yang letaknya tak jauh dari rumah.

"Ne, hyung." jawab Jungkook lalu melangkah ke kamarnya. Saat ia berada di depan pintu kamarnya, Jungkook menoleh dan memanggil kakak sepupunya yang masih memperhatikannya.

"Namjoonie hyung... "

"Hm?"

Jungkook ingin mengatakan sesuatu. Tapi tak jadi. Pemuda itu tersenyum dan menggeleng.

"Animnida, hyung. Jaljja." kata Jungkook lalu membuka pintu kamarnya dan memasukinya tanpa menunggu balasan Namjoon yang terlihat heran karena sikapnya.

𝐂𝐚𝐧 𝐈 𝐇𝐨𝐩𝐞?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang