Hanyang University
Dua orang pemuda yang memiliki tahun kelahiran sama tengah melangkah beriringan menuju kelasnya. Keduanya melangkah tanpa memperhatikan langkah kaki mereka karena masing-masing dari mereka sedang asyik mengotak-atik ponselnya. Hingga akhirnya sebuah teriakan kencang mengejutkan atensi keduanya dari benda pipih berbentuk persegi panjang itu.
"WHOAAA!"
"Kamjagiya!!" desis Jimin dan Taehyung nyaris bersamaan karena teriakan itu. Jimin dan Taehyung menoleh, ada seorang pemuda yang sedang tertawa terbahak-bahak karena merasa berhasil mengejutkan mereka.
"Haishhh! Sialan kau, Jinyoung!" umpat Taehyung dengan kesal.
"Aku nyaris terkena serangan jantung karena teriakanmu!" ucap Jimin sambil meremas dadanya menggunakan tangan kiri. Matanya melotot ke arah sahabatnya itu yang kadang memang suka sekali membuatnya terkejut.
"Hahahaha. Wajah kalian lucu sekali." ucap Jinyoung sambil memegangi perutnya.
Jimin dan Taehyung kembali melangkah meninggalkan sahabat mereka yang masih terus tertawa. Membuat sang sahabat langsung mengejar dan merangkul bahu keduanya seolah tidak terjadi apa-apa.
"Pergi saja sana! Aku kesal padamu!" gerutu Jimin sambil berusaha menyingkirkan tangan Jinyoung dari lehernya.
"Kau marah, Chim? Aigoo..." tanya Jinyoung sambil tersenyum. Membuat Jimin memutar bola matanya malas. Ingin marah pun percuma.
"Mian, mian. Tadi aku memanggil kalian, tapi kalian sama sekali tidak menjawab. Akhirnya aku iseng saja. Aku tak mengira kalian akan begitu terkejut." kata Jinyoung sambil kembali merangkul pundak Jimin.
"Apa yang kalian lakukan sampai tak mendengar panggilanku?" tanya Jinyoung penasaran.
"Aku sedang membalas pesan dari adikku." jawab Jimin dan Taehyung. Kedua pemuda itu menjawab nyaris bersamaan.
"Adik?" tanya Jinyoung sambil menghentikan langkahnya. Rangkulan tangannya sudah terlepas dari pundak kedua sahabatnya.
"Adik mana yang kalian maksud?" tanya Jinyoung bingung.
"Kau ini berisik sekali! Memangnya aku punya adik berapa, huh? Tentu saja adikku Kim Jungkook." jawab Taehyung dengan ketus.
"Jinjja??" tanya Jinyoung dengan sangat terkejut. Suaranya yang keras menggema di koridor hingga membuat beberapa mahasiswa menoleh ke arah mereka.
"Tidak usah berteriak seperti itu. Telingaku tidak tuli, Jinyoung-ah!" tegur Jimin sambil mendengus.
"Ah, mianhae! Aku sedikit terkejut mendengar jawaban Tae." jawab Jinyoung sambil kembali melangkah.
"Tak usah membuat alasan, Jinyoung-ah! Memang pada dasarnya kau itu sangat suka berteriak." ucap Taehyung dingin. Tangannya kembali mengotak-atik ponselnya.
"Ya! Jangan sembarangan menuduhku!" bentak Jinyoung kesal.
"Arasseo, arasseo! Berhentilah berteriak seperti itu! Aku tak ingin telingaku ini menjadi tuli karena teriakanmu." jawab Jimin yang juga kembali menekuni ponselnya.
"Brengsek, kalian! Selalu saja mengataiku seperti itu!" gerutu Jinyoung. Melihat kedua sahabatnya kembali sibuk dengan ponsel masing-masing, akhirnya pemuda itu secara tiba-tiba merebut ponsel yang dipegang oleh Jimin dan Taehyung. Membuat si empunya terkejut dan kembali mengumpat padanya.
Tapi Jinyoung tak menghiraukan umpatan Jimin dan Taehyung padanya. Rasa penasarannya lebih besar dari rasa kesalnya. Dengan cepat Jinyoung memperhatikan kedua ponsel yang kini ada dalam genggamannya. Kedua ponsel itu sama-sama terbuka pada bagian pesan. Tertera nama Kookie di sana. Rupanya Jimin dan Taehyung benar-benar sedang berbalas pesan dengan adik bungsu mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐚𝐧 𝐈 𝐇𝐨𝐩𝐞?
FanfictionCOMPLETED! Seri 1 cerita Can I Hope? Kisah seorang Kim Jungkook yang merasa hidupnya begitu tidak bermakna. Kebencian yang ia terima dari kakak kandung dan juga kakak sepupunya membuatnya merasa begitu lelah. Saat kebencian itu akhirnya berakhir, Tu...