Chapter 11 || Salju Malam

118 10 0
                                    

Cup.

      
           Mataku terbelalak atas kejadian tak terduga ini. Dahiku tidak sengaja menempel dengan bibir Jungkook. Tenangkan dirimu, Yoon Sonhwa—tidak, jangan terlalu berdebar begini. Tapi, tetap saja tidak bisa! Detak jantung sialan ini mungkin bisa didengar Jungkook. Ah, aku harus bagaimana?

            Jungkook langsung menjauhkan bibirnya dari keningku. Dia terlihat merasa sangat bersalah. Aku tahu, ini terjadi secara tidak sengaja. Tapi, lihat saja wajahnya yang panik itu! Aish, Jungkook semakin menggemaskan dengan tatapan lugunya.

Mungkinkah dia?

Tidak, Sonhwa! Mengapa otakmu jadi mesum begini semenjak dekat dengan Jungkook? Padahal, dia tidak pernah mengajari yang bukan-bukan. Aku harus kembali fokus.

"Maaf, noona. Aku tidak sengaja." Ujar Jungkook, wajahnya perlahan mendekati wajahku. Sedikit berbisik, dan itu hampir tepat di telingaku.

Aku hanya tersenyum masam, bersama dengan anggukan pelan saat menanggapinya. Kemudian, sengaja memandang ke sembarang arah.

🦋🦋

Sampai.

            Kami langsung menuju toko buku itu. Banyak buku-buku, pernak pernik, bahkan hiasan-hiasan yang terpajang di kaca depan. Ini membuatku lupa dengan tujuan awal yaitu membeli bahan-bahan untuk tugas prakarya-ku. Well, Jungkook memang tak pernah salah merekomendasikan toko buku mana pun.

            Mataku terfokus pada salah satu novel romansa, Sweet Melody. Novel itu ditulis oleh penulis terkenal, Baek Myo. Aku meraih novel di atas rak yang tersusun oleh beberapa buku. Jungkook yang tadi fokus melihat-lihat novel lain, kemudian menghampiriku.

"Noona suka novelnya Baek Myo juga?"

Aku agak terkejut, saat tiba-tiba Jungkook sudah ada di sampingku. Tapi, justru yang membuatku lebih kaget lagi, dia tahu si penulis novel ini.

"Kau tahu penulisnya?"

Jungkook tersenyum, "Aku sudah membaca banyak buku karyanya. Bahkan, bukan cuma novel. Seperti puisi, cerpen, dan banyak lagi."

"Kook, kau suka Sastra, ya?" aku bertanya padanya. Sungguh, aku penasaran.

            Kulihat, Jungkook tersenyum dan mengangguk pelan. Kemudian, pergi begitu saja. Meninggalkanku yang masih terdiam sembari menggenggam novel itu. Jungkook kembali melihat novel-novel di tempat yang berbeda. Tepatnya rak di depanku.

            Dia meraih sebuah novel dan membaca deskripsi di balik novel itu. Aku masih memperhatikan Jungkook dari rak yang berbeda. Tapi, aku juga masih bisa melihat wajah Jungkook begitu jelas meskipun tertutup buku-buku.

"Kalau noona suka, ambil saja."

Aku termangu sebentar, "Maksudnya? Kau membelikannya untukku?"

"Tidak mau, ya sudah." Kulihat Jungkook berlalu begitu saja meninggalkanku.

Aku buru-buru mengambil novel itu dan menyusul Jungkook. Langkahnya sangat cepat, sampai aku harus berlari kecil agar sejajar dengannya.

"Kook, kamu serius yang membelikan novel ini?"

Jungkook mengangguk pelan. Kemudian, dia tersenyum dan menoleh ke arahku.

"Novel itu tidak seberapa dengan nasibku yang beruntung bertemu noona."

Aish, Jeon Jungkook!

Pletakk!

Novel tebal yang kira-kira terdiri dari delapan ratus lembar, sudah melayang ke kepalanya.
    
"Ah, maaf Jungkook—reflek."

My Lil Boy [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang