Chapter 21 || Malam dan Masa Lalu

20 1 0
                                    

Pengakuan 5

"Kadang, aku berpikir. Jika saja aku tidak pernah bertemu denganmu, bagaimana dengan nasibku?"

»»--♡-->

"Kalau sudah mapan, aku akan kembali untuk noona sesuai dengan janjiku."

Langkahku terhenti. Aku menoleh ke arahnya dan kemudian pandangan kami saling terkunci. Entah, pikiran apa yang mengganggu anak ini, sampai bicaranya ngelantur ke sana. Lima detik kemudian, aku berhenti menatapnya dan meninggalkan Jungkook yang masih terdiam.

"Aku sedang tidak bercanda, noona."

Memilih untuk tidak peduli, aku terus berjalan. Sampai ketika, ia mengejutkanku karena perlakuannya.

Tiba-tiba, Jungkook memelukku dari belakang. Ini membuatku gila lagi.

"Kook, jangan peluk!"

Dia menatapku heran, "Kenapa? Noona tidak mau kupeluk?"

"Ini masih di jalan, Jungkookook. Jadi, tidak boleh sembarangan melakukan itu. Paham?"

Jungkook mengangguk dengan wajah polosnya, "Maaf, noona."

"Ya sudah, tidak apa." Aku kembali tersenyum.

"Tapi, kalau di tempat sepi boleh, kan?"

Dia langsung berlari meninggalkanku sambil tertawa bahak tanpa rasa bersalah sama sekali. Ih, menyebalkan! Awas saja jika tertangkap, kucubit pipinya sampai memerah dan berteriak minta ampun. Aku kesal. Akhirnya, kukejar Jungkook sambil berteriak memanggil namanya berkali-kali.

Sedangkan, dia tidak berhenti berlari sampai tepat di halaman rumahnya. Ah, tidak terasa kami sudah sampai. Tubuhku banyak mengeluarkan peluh, begitu pun dengan Jungkook. Suhu dingin seperti ini, rasanya sudah tidak terasa lagi.

"Ayo, noona. Kita masuk."

Ketika masuk, aku sudah disambut ruangan yang terlihat rapi dan luas. Di sana juga sudah ada seorang wanita yang tengah duduk di sofa dengan senyum manisnya.

Aku mengangguk dan membalas senyumannya.

"Noona, itu ibuku." Ujar Jungkook. Kemudian, dia membuka sepatu dan mengajakku menghampirinya.

Kulihat, ibunya sedang duduk bersantai di sofa panjang sambil menyilangkan kaki dan bersedekap dada.

"Jungkook, ini siapa?"

Jungkook tersenyum padaku, "Namanya Sonhwa noona. Dia temanku yang kubilang mau main ke sini, Bu."

"Oh, kamu temannya Jungkook? Astaga, cantik sekali. Ayo, duduk sama ibu."

Aku menurut. Kemudian, segera untuk duduk di sampingnya. Ibunya Jungkook sangat ramah padaku. Wajahnya terlihat ceria dan cantik. Tak heran jika ia memiliki anak setampan Jungkook.

"Koo, kamu mandi dan ganti baju dulu, ya. Ibu masih mau ngobrol-ngobrol sama si cantik ini."

Si cantik? Astaga, pipiku sudah memerah mungkin.

"Baik, Bu. Tapi, noona-ku jangan diapa-apain, ya. Dia ke sini 'kan, mau main sama Kookie." Ujar Jungkook yang terkekeh.

Sang ibu mencubit perut anaknya. "Aish, dasar! Giliran gadis yang cantik, mengerti sekali."

Jungkook makin terkekeh dan kemudian meninggalkan kami yang masih nyaman di sofa empuk ini.

Ibunya sangat mirip dengan Jungkook. Mata yang bulat, hidung mancung, bibir yang kecil semuanya mirip. Hanya saja, dia tidak memiliki kulit secerah Jungkook, melainkan agak pucat. Namun, entah aura apa yang membuatnya tetap enak dilihat. Aku agak iri dengan kecantikannya, sih. Tapi, kukira semua wanita pasti memiliki standar kecantikan yang berbeda-beda, bukan?

My Lil Boy [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang