Cinta perlu diukir bersama
Kamulah Dewa cintaku
Karenamu, hatiku selalu terukir dengan kebahagiaan
A Little Sweet - Slience Wang
🦋🦋🦋
Pengakuan 19
"Jangan sebut kata maaf. Aku membencinya, noona."
»»——♡——>
Setelah dua puluh menit menunggu, kulihat kehadiran Jungkook saat dirinya turun dari bus.
"Sudah lama menungguku, gadis cantik?"
Kupukul saja lengannya. "Berhenti menggombal, bocah! Ingat, aku tidak pernah luluh dengan godaanmu, ya."
"Biar saja. Aku suka menggoda noona, tuh."
Jengah dengan tingkahnya, aku hanya memutar bola mataku malas. "Ya sudah, mau jalan, nggak?"
"Ayo. Tapi, kita gandengan, ya?"
Belum selesai bicara, tiba-tiba Jungkook meraih dan menggenggam tanganku. Serius, di situ jantungku berdebar sekali. Tapi, bukan. Ini tidak seperti yang sering kurasakan sebelumnya. Perasaan yang seperti apa, ya? Aku pun, belum mengerti.
"Padahal, aku belum mengiyakan, loh." Ujarku mengejek.
Dia terkekeh. "Kalau tunggu noona mengiyakan, pasti tidak diizinkan."
"Ini namanya pelecehan!"
"Mana aku peduli?"
🦋🦋
Pukul sembilan malam, aku berada di depan laptop dan bersantai di ruang tamu. Meski ujian telah usai, aku masih harus bolak-balik membuka halaman website untuk melihat-lihat kampus yang akan kupilih nantinya. Selain itu, aku juga mencari-cari jurusan yang cocok denganku.
Tiba-tiba, bunda datang dari arah dapur dan menghampiriku yang duduk di sofa.
"Yoon Sonhwa?"
"Nde?" tatapanku menoleh pada bunda. "Kenapa, Bun?"
"Kamu sudah cari-cari perguruan tinggi yang cocok denganmu?" tanya bunda padaku.
Aku mengangguk. "Sebetulnya, aku masih ingin menunggu pengumuman hasil kelulusan dulu. Tapi, daripada di sini tidak berbuat apa-apa, lebih baik aku cari-cari tahu kampus yang bagus. Pokoknya, sesuai dengan jurusanku."
"Memangnya, kamu ingin jurusan apa?"
"Sonhwa akan mengambil pendidikan anak usia dini."
"Guru TK?"
Senyumku merekah, "Mengajar anak kecil itu menyenangkan, loh."
"Kamu yakin?"
"Bunda tidak percaya padaku?" kutanya ke bunda, namun sedikit penekanan di sini.
Bunda menggeleng, "Bukannya bunda tidak percaya. Tapi, bunda kurang yakin saja dengan pilihanmu. Sebaiknya pikirkan dulu matang-matang, ini tidak boleh dibuat main-main, loh."
"Iya, aku sudah memikirkan matang-matang, kok. Lebih matang sama halnya dengan memasak sup Kimchi."
"Sonhwa, bunda serius!"
Aku terkekeh, "Iya, Bunda. Aku yakin, kok. Percayakan saja padaku, ya?"
"Bukannya seperti itu, Sonhwa. Maksud bunda..." pembicaraan kami tiba-tiba terhenti.
"Hm?"
Bunda menghela napas berat, sebelum akhirnya kembali melanjutkan bicara. "Maksudnya, bunda ingin memasukimu di salah satu perguruan tinggi yang sudah bunda pilihkan."
"Kenapa harus bunda yang memilih? Aku bisa memilih kampus sendiri yang cocok denganku, kok."
Tak ada jawaban dari bunda. Serius, aku heran. Kenapa bunda berubah menjadi tak mempercayaiku seperti ini? Tidak biasanya bunda yang selalu mendukung apapun pilihanku, kalau itu merupakan hal baik.
Tapi, kali ini agak berbeda. Apakah ada sesuatu yang bunda sembunyikan dariku? Atau sesuatu yang ingin dikatakan bunda padaku? Baiklah, aku tidak ingin lagi berprasangka buruk pada bunda. Jadi, kuputuskan untuk menanyakan alasannya baik-baik.
"Bun, kok, diam? Kenapa aku harus masuk perguruan tinggi yang bunda pilihkan?"
Kulihat, bunda sedikit ragu melanjutkannya. "Kau masih ingat anak temannya ayah yang waktu itu sempat dekat denganmu?"
"Kim Taehyung?"
Bunda mengangguk, "Dia sekarang kuliah di Swiss. Jadi, ayah dan bunda ingin kamu masuk perguruan tinggi di sana juga."
"Bunda serius?"
"Di saat situasinya seperti ini, bunda pernah bercanda?"
Serius, aku masih bingung dengan apa alasan bunda yang menyuruhku masuk perguruan tinggi di sana. Apa bedanya dengan kuliah di Korea? Terlebih lagi, aku sangat bodoh dalam bicara bahasa Inggris.
Lagi pula, jika teman masa kecilku yang katanya juga kuliah di sana, kenapa aku juga harus mengikuti Kim Taehyung? Oke, aku paham jika waktu itu kami sempat mengenal dan dekat. Tapi, itu hanya masa lalu.
"Lalu, masalahnya apa kalau aku harus mengikuti Taehyung yang kuliah di sana?" tanyaku lagi pada bunda.
Bunda mengerti, jika aku adalah tipe orang yang tidak suka basa-basi. Tanpa sadar, aku jadi emosi sendiri dengan pernyataan bunda yang sangat bertele-tele. Tetapi, bunda langsung menenangkanku setelah suaraku meninggi dengan sendirinya. Tentu saja tidak terima dengan permintaan bunda yang sangat mendadak ini.
Berakhir, bunda yang menarik tubuhku ke dalam pelukannya. Kemudian, bunda juga membelai rambutku dengan penuh kasih sayang.
"Kenapa, Bun? Jawab!"
Bunda melepas pelukannya, "Ssstt... Tenang dulu, Yoon."
"Ya makanya bunda jawab dulu, kenapa?!"
Awalnya, bunda terlihat ragu mengatakannya. Namun, jawaban itu akhirnya kudengar juga dari mulut bunda. Jawaban yang membuat dadaku bergemuruh saat mendengarnya.
Seperti ada ribuan silet yang menggores dan mencabik-cabik hatiku dengan perlahan. Rasanya, jantungku tiba-tiba berhenti berdetak. Sungguh, aku terkejut mendengarnya.
"Ayah dan bunda ingin kamu bisa dekat lagi dengan Kim Taehyung."
Sepasang mataku menatap bunda dengan tatapan lirih, "Kenapa harus?"
"Ayah dan bunda akan menjodohkanmu dengan Taehyung setelah kalian lulus."
.
[ ]
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lil Boy [TAMAT]
Fanfic"Terkadang, cinta datang seperti halnya menunggu sebuah bus. Meskipun kita telah menemukan seseorang yang tepat, bukan berarti mendapat perjalanan yang mulus." ©My Lil Boy