"Noona, ayo kita makan di sana." Ujar Jungkook, menunjuk ke arah meja kosong yang tak jauh dari etalase makanan.
Aku mengiyakan.
Kami duduk berhadapan. Satu meja, makan berdua. Bahkan, kulihat kami menjadi bahan perhatian murid-murid. Tapi, aku mana peduli? Pokoknya, hari ini aku akan membuat Jungkook puas dengan traktiranku. Dan lagi pula, Jungkook terlihat sangat senang.
"Pesan saja makanan yang kau ingin. Aku samakan denganmu, ya."
Jungkook mengangguk antusias, beranjak dari kursinya dan menghampiri penjaga kantin itu. Tak lama, Jungkook kembali dengan membawa dua porsi makanan. Kulihat, dia menambahkan satu mangkuk sup Kimchi dan Jajangmyeon. Tak lupa, ia juga membawa dua botol susu pisang kesukaannya.
Jungkook pernah bilang, dia sangat menyukai minuman itu. Semua makanan yang Jungkook suka mengandung vitamin dan sehat-sehat. Aku yang awalnya paling anti dengan sayuran dan seafood, sekarang jadi suka semenjak makan bersamanya saat di taman itu. Dia memberiku banyak pengaruh positif.
Terkadang, Jungkook juga banyak menjelaskan tentang manfaat buah dan sayuran padaku. Anak itu ternyata mempunyai nafsu makan yang tinggi. Lihatlah, porsi nasinya bahkan dua kali lebih banyak dari milikku. Aku sampai kaget ketika dia menaruh mangkuk nasi ke meja kami.
"Kook, kamu yakin bisa menghabiskan semua itu?"
Dia terkekeh, "Jungkookie lapar, noona."
"Ya sudah, pokoknya habiskan tanpa sisa, ya. Aku tidak mau kamu membuang makanannya." Kemudian, Jungkook mengangguk.
Kami akhirnya menyantap makan siang dengan nikmat. Jungkook terlihat begitu lahap dengan makanannya. Aku hanya menahan tawa. Jika saja aku membawa ponsel, inginnya memotret pose Jungkook yang tengah melahap makanannya, seperti orang yang tidak makan seminggu. Pipinya menggembung karena isi makanan yang terlalu banyak di mulutnya.
"Makan pelan-pelan, Jungkook."
Dia mengangkat kepalanya dan menatapku. Sial, bibirnya itu seksi juga kalau terus diperhatikan. Apalagi dengan sisa nasi yang menempel di pinggirnya. Ah, fokusmu jadi kemana sih, Sonhwa?! Inginnya aku...
"Ah, kenapa, sih!"
Jungkook menatapku heran, "Kenapa, noona? Ada apa?"
"Itu, ada nasi di situ. Di mulutmu." Aku mendadak kaku menjawabnya.
"Mana?" Jungkook berusaha meraih nasi yang menempel di bibirnya, namun tidak berhasil.
Aku geram. Mau tidak mau, kuraih sisa nasi itu di sudut bibirnya dengan ibu jariku. Mata kami bertemu. Kulihat Jungkook agak terkejut dengan perlakuanku. Itu tak berlangsung lama seperti pada adegan drama romantis kebanyakan, karena memang hidup itu tidaklah seindah drama Korea. Setelahnya, aku langsung menjauhi wajahku dari wajah Jungkook.
Melepas tautan yang merusak momen kami sementara. Situasi kini semakin canggung, kami sama sekali tak berbicara saat kejadian itu. Jungkook memalingkan wajahnya yang memerah. Tersenyum malu menyembunyikan pipinya, begitu pun denganku.
🦋🦋
"Noona?"
Aku menoleh ke arahnya, "Ya?"
"Jangan sering-sering melakukan seperti itu."
"Kenapa?"
Kulihat dia menelan ludahnya, "T-tidak baik untuk jantungku. Rasanya selalu berdebar."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lil Boy [TAMAT]
Fanfic"Terkadang, cinta datang seperti halnya menunggu sebuah bus. Meskipun kita telah menemukan seseorang yang tepat, bukan berarti mendapat perjalanan yang mulus." ©My Lil Boy