07 ; Komitmen Lama

651 199 51
                                    

Pria itu melangkahkan kakinya pergi dari ruang Tata Usaha, ia berjalan menuju kelasnya. Beberapa murid tersenyum sopan kepadanya, siapa sih yang tidak mengenal pria tersebut?

Pria yang pernah menyandang sebagai ketua Majelis Perwakilan Kelas pada tahun lalu itu selalu mendapatkan perlakuan sopan dari beberapa murid.

Arjuna Mahawira Gardapati—Juna nama panggilannya, dia tidak ingin disebut dengan nama lain. Nama panggilannya harus tetap Juna dan Juna.

Juna berjalan ke kelasnya, sebelum benar-benar sampai ke kelasnya. Ia melirik sebentar di depan sebuah kelas, ia melirik kelas tersebut dan ia menangkap seorang gadis yang tengah asyik mengobrol bersama temannya.

Juna tersenyum tipis dan melanjutkan perjalanannya kembali, ia berharap perempuan tersebut tetap bahagia walaupun gadis tersebut benar-benar tidak merasa hidup bahagia di dunia ini.

GEPLAK—

"APAAN SIH ANJIR?" Ujar seorang pria yang tengah asyik bermain handphone tersebut diganggu oleh Juna.

"Lo tuh main hape deket banget, minus lo naik baru tahu rasa!" Juna memperingatinya sambil menjauhkan handphone milik temannya.

"Santuy aja dong bang, ini lagi asyik. Tadi gue lagi main di daerah Moscow. Banyak zombienya anjir!" Ujar temannya kembali fokus bermain game di handphone miliknya.

"World War Z kah? Ngikut dong!" Kini salah seorang temannya yang duduk di sebelahnya mengambil handphonenya dan menyenggol temannya.

"Play dah, gue siap dari tadi. Dah kalah nih," ujar Hansel—nama temannya yang handphonenya dipukul oleh Juna tadi.

Juna hanya menggelengkan kepalanya, ia mengambil handphonenya dan memasang AirPods di kedua telinganya.

You'll never be alone

Now look me in the eyes

I still love you

I still love you 'til forever

"Ngegalau terus pak'de pagi-pagi," ujar Markus—temannya yang tengah memegang gitar untuk dimainkan olehnya. Juna mendengarnya sekilas lalu melepaskan AirPods miliknya dan tersenyum menatap Markus.

"Tumben pak bawa gitar," ujar Juna kepada Markus saat melihat Markus tengah memasang kunci di palang gitarnya.

"Nganggur gitar di rumah, mending bawa ke sekolah. Ngecover yuk!" Ujar Markus sambil menatap ke arah Juna dan kembali fokus menatap gitarnya.

"Cover apaan?" Tanya Juna sambil mengangkat kedua alisnya.

"Lagunya HiVi, yang Bumi Bulan bagus tuh!" Ujar Markus sambil menggerakkan telunjuknya ke arah Juna karena berhasil mendapatkan ide.

Markus mulai memainkan jari-jarinya di palang gitar, Juna mulai menyamakan nada suaranya dengan nada gitar yang dimainkan oleh Markus.

Beberapa murid kelas tersebut menatap mereka berdua yang asyik memainkan lagu tersebut. Tak lupa juga ada beberapa teman sekelas mereka yang meng-upload video mereka untuk diunggah di insta-story milik mereka.

"Mantep konser dadakan!"

"Lain kali bawa gitar lagi, Mark!"

"Mantep Jun, nggak lama gebetan loh makin banyak termasuk gue ck."

Juna hanya tersenyum menanggapinya sedangkan Markus hanya menggelengkan kepalanya sambil melanjutkan memainkan gitarnya hingga akhir lagu.

Kita bagai, bagai bumi dan bulan.

Guardianship【✓】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang