39 ; Back

291 86 15
                                    

Dirinya menginjakkan kakinya ke kota ini. Setelah sekian lama menghilang seperti ditelan bumi, akhirnya ia berani menampilkan batang hidungnya di kota dengan populasi penduduk terbanyak nomor tiga di negaranya.

Ia keluar dari bus lalu melangkahkan kakinya berjalan menapaki jalan. Keramaian terminal ini menemaninya, ia berjalan menuju salah satu warung yang tak jauh dari tempatnya berpijak.

"Ibu, ada air mineralnya?"

Sang penjual yang semua tertutup dengan barang dagangan menatap pria tersebut, ia mengangguk lalu memberikan sebotol air mineral kepadanya.

"Berapa bu?"

"3 ribu aja mas," Ia segera mengambil uang didalam dompetnya lalu memberikan kepada sang penjual. Setelah mengucapkan terima kasih, ia segera keluar dari terminal tersebut.

Ia berdiri di pinggir trotoar sambil menghadap ke jalan, menengok ke kanan berharap ada sebuah angkutan umum yang lewat di depannya.

Dan benar saja, angkutan umum berhenti tepat didepannya saat ia melambaikan tangannya.

"Kemana bang?" Ujar sopir angkutan umum.

"Ke Kalirang."

Sopir tersebut mengangguk, ia segera masuk ke dalam angkutan tersebut yang hanya berisi dua orang dan ditambah satu dengannya ; total sekarang menjadi tiga penumpang.

"Mas'e nembe teko yo? Saka kutho endi, mas?" Tanya ibu berjilbab yang duduk di sebelahnya, ia tersenyum. (Masnya baru datang ya? Dari kota mana, mas?)

"Nggeh bu, kulo saka kutho sebelah." Balasnya sambil menunjukkan senyum yang manis. (Iya bu, saya dari kota sebelah.)

"Waduh mas, kowe tampan tenan. Kuliah yo, mas?" Dia tersenyum ke arah ibu tersebut. (Waduh mas, kamu tampan banget. Kuliah ya, mas?)

"Nggeh bu, kuliah anyar semester papat. Matur nuwun bu," (Iya bu, kuliah semester empat. Terima kasih bu,)

"Arep neng endi, mas?" Tanya lagi ibu tersebut yang memegang sebuah tas belanjaan yang berisi sayur-sayuran. (Mau kemana, mas?)

"Neng Kalirang bu, neng TPU." (Ke Kalirang bu, ke TPU.)

Tak lama setelah asyik mengobrol dengan ibu di angkutan. Dia turun dan memberikan uang kepada sopir tersebut.

"Makasih bang,"

Angkutan tersebut meninggalkan dirinya di tempat, ia menoleh ke belakang. Sudut bibirnya terangkat saat ia menatap dan membaca palang tulisan yang berdiri di atasnya.

TPU KATOLIK KALIRANG.

**

Dua gadis tersebut keluar dari ruangan ujiannya, ia melepas kalung name tag mereka lalu bergegas berjalan menuju kantin sekolah mereka.

"Woy!"

Mereka bertiga menatap kedua gadis tersebut, keduanya mendekat dengan ketiga gadis tersebut.

"Gimana tadi try outnya gampang nggak?" Tanya Miya kepada mereka berdua yang baru saja datang di hadapan mereka.

"Lumayan lah, daripada try out kemarin." Balas Alin menjawabi pertanyaan Miya.

"Etapi gue bingung dah yang pertanyaan tentang DI/TII itu, itu tanggal berapa sih?" Yera mempertanyakan soal tersebut kepada teman-temannya.

"Itu bukannya tanggal 7 Agustus 1949 ya?" Timpal Daron sambil menghentikan aktivitasnya mengunyah bakso tersebut.

Guardianship【✓】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang