40 ; Halo Yera

330 88 15
                                    

Dirinya dibuat terkejut dengan sikap adiknya—Gia, kakak kandung Yera kembali lagi ke kehidupan Yera seolah tak membawa luka apapun dari masa lalu.

Saat mendengar kabar itu, Yera tak lekas pulang ke rumah. Sekitar jam sembilan malam ia pulang dan ia bertemu dengan Gia di ruang keluarga.

"Halo Yera,"

Yera yang mendengarnya menoleh ke belakang, mendapati kakaknya yang sedang tersenyum lebar ke arahnya sambil melebarkan tangannya.

Bukannya menghampiri dan memeluk kakaknya, Yera menganggap jika itu hanya halusinasinya saja. Ia lalu bergegas menuju kamarnya.

Gia dibuat terkejut dengan sikap adik perempuannya, tapi Gia mencoba sabar dengan hal tersebut.

Gia menatap adiknya sampai ia masuk ke dalam kamarnya. Lalu setelah itu ia duduk kembali ke sofa ruang keluarga sambil menghela napasnya.

"Gia," Gia menengok ke belakang dan mendapati seorang pria dewasa yang sedang berjalan ke arahnya.

"Iya, pi?" Kepala keluarga Purnamasan duduk di sebelah Gia lalu menepuk paha anak laki-lakinya.

"Sabar sama sikap Yera, Yera banyak berubah semenjak kepergian mami dan Echan." Gia mengangguk dan tersenyum menghadap papinya.

"Pi, maafin Gia ya." Ujar Gia sambil memegang kedua tangan Jovin Purnamasan tersebut.

"Papi udah maafin kamu. Papi juga yang salah, kak." Ujar Jovin sambil mengelus kepalanya.

Momen kedua pria tersebut membuat seorang wanita yang mengintip mereka tersenyum hangat. Tak kala air matanya mengalir begitu saja dari kelopak matanya.

"Papi apa kabar?" Tanya Gia sambil menatap ke arah Jovin.

"Papi baik, gimana kabarmu selama ini? Kamu selama ini kemana aja?"

"Aku kabar baik, aku pergi ke kota sebelah." Jovin terkekeh lalu menepuk pelan kepala anak sulungnya tersebut.

"Kamu kuliah?" Gia mengangguk.

"Kamu pasti kerja? Mulai sekarang kembali ke Papi, papi yang akan biayai kamu!" Ia tersenyum lalu terkekeh menatap Jovin.

**

Berbeda dengan Jovin dan Gia yang sedang mengobrol santai, Yera sedang menenangkan dirinya sendiri didalam kamarnya.

Ia menatap lurus ke depan, menatap kaca cermin yang menampakkan dirinya yang sedang memurungkan muka. Lalu menutup kedua matanya perlahan.

Mami, kak Gia udah balik. . .

Kemudian mengucapkan kalimat tersebut didalam hatinya, Yera perlahan membuka matanya menatap dirinya kembali.

Tiba-tiba saja, Yera mendapat pukulan yang sangat hebat didalam pikirannya. Seolah otaknya tengah dipukul hebat oleh seseorang yang membuat otaknya hampir saja keluar dari tulang tengkorak.

TRING. . .

Yera melirik layar ponselnya yang tiba-tiba berbunyi, ia mengambil lalu membaca notifikasi yang tertera di atas sana.

Aheng mengirim anda pesan.

Aheng
| Bol
| Cebol
| Are u fine?
| MAIN YUK!
| GAS PUBG?
| KUY KUY!!
| TARUHAN LAGI NIH GUE, LO
MENANG GUE JAJANIN SEPUASANYA

Males |
Capek |

| Ish:'(
| Yuk bol
| Ayuk ah

Capek |
Sana sm Fausta aj |

Guardianship【✓】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang