18 ; Kemauan

331 113 17
                                    

All have vanished because of one person's mistake.

Ia melirik sebentar ke sebuah stiker tulisan yang tertempel di dinding kamarnya. Ia menghela nafasnya dan bergegas mengambil tas hitam miliknya.

Jam kuliahnya sedang kosong di pagi ini, kelasnya akan dimulai pada jam 1 siang nanti. Jadi dia memutuskan untuk pergi ke tempat kerjanya terlebih dahulu.

"Nggak ada kelas?" Celetuk seorang perempuan sambil menatapnya dan mengambil sebuah gelas didalam rak gelas. Dia hanya menggeleng untuk menjawab pertanyaan tersebut.

"Es jeruk?" Celetuk perempuan itu lagi dan ia mengangguk. Tak lama, ia menyeruput es jeruk yang disajikan oleh perempuan tersebut.

"Kak, aku mau nanya dong lowongan pekerjaan lagi selain disini. Adakah?" Perempuan itu menatapnya heran, dia masih dalam posisinya dengan tatapan meminta bantuan.

"Kan kamu udah kerja di sini. Kenapa? Kurang uangnya?" Ujar perempuan tersebut masih menatap heran ke arahnya.

"Enggak kak, cuman takutnya aja nanti biaya buat ke depannya kurang. Aku mau nabung aja mulai sekarang," balasnya sambil menatap minta bantuan ke arah perempuan tersebut.

Sebelum dibalas oleh perempuan tersebut. Seseorang memanggilnya, "Sini dulu!" Panggil atasannya mengarahnya dan dia bergegas menuju atasannya tersebut.

"Kenapa mas?" Ujarnya yang sekarang berada dihadapan atasannya tersebut.

"Tolong cepat kamu urus model itu. Soalnya dia mau pergi keluar kota, ibunya masuk rumah sakit." Dia mengangguk setelah itu orang di hadapannya lenyap dari pandangannya. Segera ia mengarahkan wanita cantik yang memakai  gaun indah tersebut untuk melakukan pose.

Saat model tersebut berpose, tak lupa ia memotretnya. Itu merupakan ahli dan pekerjaannya saat ini, seorang fotografer di salah satu studio di kota ini.

Tak butuh waktu lama, hanya sekitar setengah jam ia menyelesaikan pekerjaannya. Ia menghentikan pekerjaannya saat timer miliknya berbunyi. Ia memberikan tanda 'ok' dan segera ia duduk di dekat sebuah bar kecil didalam studio tersebut.

"Kak, es jeruknya satu lagi dong!" Ujarnya sambil menunjuk ke arah beberapa jeruk lemon yang berada didalam rak buah dan tak lama kemudian dia menggeletakkan kepalanya di meja.

Huh rasanya lelah sekali, padahalan dia baru bekerja setengah jam saja. Ini diakibatkan oleh dia yang kurang beristirahat di rumah dan terus bekerja dan bekerja tanpa mengenal kata lelah untuk membiayai hidupnya.

Semenjak ia tinggal sendiri selama tiga tahun belakangan ini. Ia selalu membiayai hidupnya sendiri tanpa bantuan orang lain. Dulu ia pernah di masa paling terpuruknya. Ia harus berada di sisi yang paling bawah. Hingga ia bangkit dan menemukan hidup barunya.

Memang dia masih berstatus menjadi mahasiswa semester empat yang masih anteng-antengnya di dunia perkuliahan. Tapi jangan lupakan kesibukannya untuk mencari nafkah menghidupkan dirinya dan biaya perkuliahan nantinya.

"Nih!" Ujar perempuan tadi sambil menyerahkan es jeruk dan ia langsung kembali menegakkan badannya sambil tersenyum bahagia. Ia langsung menyeruput es jeruk yang diberikan perempuan tersebut.

"Kamu udah tahu kabar mereka gimana?" Tanya perempuan tersebut sambil menatap ke arahnya yang masih asyik menyeruput es jeruk miliknya.

"Nggak tahu kak, aku nggak ikutin papi aku. Kalau adikku sendiri, dia belum update status terbaru. Semoga kabarnya baik aja ya."

**

"Percuma mama ngajarin kamu, capek mama. Sana minta bantuan adik kamu aja!" Ujar mama Lukas sambil berdiri meninggalkan Lukas yang masih fokus memainkan tuts-tuts pianonya yang berada di hadapannya sekarang.

Guardianship【✓】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang