"Good, Luke. Main lo sudah cukup bagus," mereka berempat tersenyum puas menatap Lukas yang sedang menaruh bass-nya.
"Akur juga kan," Celetuk Juna yang dihadiahi cengiran yang berasal dari Lukas dan Dery.
Sudah hampir tiga minggu belakangan ini mereka latihan band bersama, keakraban mulai muncul di antara mereka. Mereka sudah tak canggung lagi antara satu dengan yang lain.
"Dulu aja sering banget ngejek-ejekin, karma kan lo!" Ujar Yera sambil menggelengkan kepalanya menatap Dery.
"Ya kan itu dulu, ogeb." Lukas tertawa sambil menatap ke arah Dery.
"Waduh kacau lo Der ngejekin gue," Dery menatap sinis ke arah Lukas.
Tak terasa, tinggal menghitung berapa minggu lagi mereka akan mengikuti perlombaan band. Persiapan mereka sudah cukup sempurna hingga saat ini, mungkin kekurangannya yaitu masih kurang fokus ketika latihan.
"Kemarin gue ngeliat orang ngedate. Penasaran nggak kalian siapa tuh?" Markus kembali ke antara mereka berempat setelah menaruh gitarnya.
"Siapa?"
"Kalau ghibah mah lancar mulu,"
"Siape?"
"Hah?"
Markus membuka ponselnya dan menunjukkan sebuah foto kepada mereka berempat.
"Lah, kok hukum Coulomb?" Juna menatap layar ponsel Markus. Markus menarik ponselnya dan terkejut, ternyata ia memberikan bukti yang salah. Ia menggeser layarnya dan menunjukkan sekali lagi layar ponselnya.
"HEH BADROL! NGGAK AJAK-AJAK YA LO!" Ujar Yera sambil menjewer telinga Dery.
"Nyai, nyai—jurig emang lo." Dery menepis paksa jeweran Yera lalu mengelus kesakitan.
"Pasti lihat di Line ya, lo?" Markus mengangguk lalu mengambil botol mineral di bawahnya.
"Kok gue nggak liat sih? Curiga nih, gue belum di addback sama lo, Drol." Ujar Juna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardianship【✓】
Teen Fiction[ SHOULD BE ] [ COMPLETED (20/12/25) ] ❝ Always needed the presence or departure of others to find out the depths of the heart. ❞ - Shita Hapsari. Jangan salah sangka, semesta kadang tak sejahat itu kok! ©2020 by immaclik 🏅#7 in Yeri (20/10/19...