Sudah seminggu ia bekerja di perusahaan Taehyung dan menjadi asisten pribadi lelaki itu, tidak ada hal hal yang mencurigakan memang, kecuali ketika ia tak sengaja mendapati tatapan mata Taehyung yang mengarah padanya atau ketika lelaki itu selalu mengajaknya makan siang bersama.
Malam itu Sena terpaksa lembur, ia harus segera menyelesaikan berkas untuk bahan rapat esok pagi. Ponselnya tiba tiba berdering dan menampilkan nama Bibi Song disana, ia lekas tersenyum hangat, Juna pasti merindukannya. Namun, senyuman wanita cantik itu luntur kala bukan mendapati suara jagoan kecilnya, melainkan suara isakan Bibi Song yang mengatakan jika Juna demam tinggi dan sekarang dirawat di rumah sakit.
Wanita itu lekas memasukkan semua barang barang pribadinya kedalam tas, pikirannya kalut terisi dengan Juna dan juga bagaimana keadaan putra kecilnya. Sementara Taehyung yang baru saja keluar dari kamar mandi terheran dengan gerakan Sena yang terburu buru, juga beberapa tetes airmata yang mengalir membasahi pipi mulus wanita itu.
"Hei Park Sena, kau kenapa? ada apa? sudah selesai berkasnya?" Taehyung lekas bertanya.
"Sajangnim- tolong-maafkan-aku. Aku-aku harus segera pergi sekarang." Wanita itu berkata tersendat sendat.
"Tapi kenapa? pekerjaanmu bahkan belum selesai."
"Putraku masuk rumah sakit sajangnim."
🔻🔻🔻🔻🔻🔻
Sena menatap sendu kearah Juna yang juga menatapnya dengan pandangan sayu, jemari kecil putranya itu menghapus jejak jejak airmata yang masih membasahi pipi mulusnya.
"Mama tidak boleh sedih, Juna tidak apa apa kok. Juna kan jagoan, jadi tidak apa apa sakit sedikit. Mama jangan menangis lagi, maafkan Juna ya sudah membuat Mama sedih." Bocah kecil itu berkata yang membuat Sena semakin trenyuh.
"Tidak apa apa sayang, Juna tidak salah. Mama yang terlalu cengeng, maafkan Mama ya?" Sena mengelus pelan punggung tangan mungil sang putra yang dibalas senyuman manis Juna.
Sementara itu di sofa dekat ranjang Juna, Kim Taehyung tengah terduduk, ia memang memaksa mengantar Sena dengan alasan takut jika wanita itu kenapa kenapa karena panik tadi. Ia menyaksikan semuanya, bagaimana bocah lelaki kecil itu sangat menyayangi Sena dan bagaimana sedihnya Sena mendapati putra satu satunya itu terbaring di ranjang rumah sakit dengan selang infus yang tertancap pada tangan mungilnya.
Sedari tadi Taehyung memang mengamati sosok bocah kecil itu, bocah kecil itu jika dilihat secara seksama memang sangat mirip dengannya. Atau memang benar jika Juna adalah putranya? Pemikirannya terhenti ketika suara bocah itu memasuki telinganya.
"Itu siapa Ma? kenapa paman itu datang belsama Mama?" Sena terkesiap mendengar pertanyaan Juna, ia mengalihkan pandang ke arah Taehyung yang kini juga menatap ke arahnya.
"Dia bos Mama di kantor, Juna mau berkenalan dengannya?" Sena mati matian menahan getar suaranya.
"Eung." Jawaban Juna membuat Taehyung lekas berdiri dan berjalan mendekat, lelaki itu memasang senyum manisnya.
"Halo jagoan! nama paman Kim Taehyung. Namamu Park Juna bukan? cepat sembuh ya? jagoan kan kuat." Ucap Taehyung pada Juna yang tersenyum, sementara Sena melihat pemandangan itu dengan tatapan sendu.
"Oke paman, Juna akan segela sembuh. Tapi bolehkah Juna meminta sesuatu pada paman?" Pertanyaan bocah kecil itu membuat Sena terkejut, sementara Taehyung mengangguk kecil .
"Juna mau dipeluk paman, pasti hangat lasanya." Ucapan Juna membuat hati Sena berdenyut sakit, ia menahan air mata yang hendak tumpah. Namun sayangnya air matanya tumpah begitu saja ketika melihat Taehyung memeluk tubuh mungil Juna dan Juna yang berkata,
"Pelukan paman hangat ya, lasanya sepelti Juna dipeluk papa."
🔻🔻🔻🔻🔻🔻
Tbc!
KAMU SEDANG MEMBACA
Singularity (Completed)
FanfictionKim Taehyung adalah seorang lelaki tampan dan juga kaya raya dengan hidup begitu sempurna. Namun di setiap langkahnya, ia selalu dikelilingi penyesalan. Penyesalan karena telah merenggut masa depan seorang gadis yang bahkan ia tak tau namanya hanya...