Assalamu’alaykum readers... entah ini up nya kelamaan atau justru malah kecepetan? Tapi keknya yang kedua nggak mungkin deh. Soalnya udah banyak yang nanyain😃😃.
Oke, sudah mandi? Disini hujan anyway, tapi Rufah suka suaranya, aromanya, liat rintiknya yang jatuh di genangan air depan rumah, cukup buat Rufah nyaman. Dengan secangkir teh hangat plus kayu manis sama sebungkus besar Lays rasa rumput laut, Rufah buat part ini dengan tangan yang ngilu semua karna habis nyobain motor baru yang berat, dan nggak sama dengan motor yang dulu😁😁.
Jadi kasih Rufah vote dan komenan yang banyak ya, biar perjuangan Rufah buat nyenengin kalian terlunaskan tuntas dengan jejak vote dan komen kalian.
Btw, dua part kemarin itu salah nama keknya. Harusnya Zahra bukan Zara. Entah Rufah selalu keingetan ama lapak sebelah atau emang Rufah yang kurang fokus, wallahu a’lam bishshowaab.
🍃🍃🍃
Hari ini Zahra pulang lebih awal dari dua hari kemarin. Tepat saat dirinya menginjakkan kaki di teras depan rumahnya, hujan mereda dan menyisakan gerimis-gerimis kecil yang kontan membuat dirinya kesal. Pasalnya sedari tadi ia kehujanan di atas motor ojek online yang kebetulan tidak membawa mantel untuk penumpang belum lagi hujan begitu lebat dan jalanan lumpuh total karena truk kontainer yang terguling di perempatan jalan menuju rumah sakit tempat ia bekerja mengakibatkan jalanan tertutup oleh badan kontainer dan ia terjebak dalam kendaraan yang tak dapat bergerak sama sekali dengan badan basah kuyup dan perut lapar, sebab tadi ia hanya makan sedikit saat istirahat sebelum acara makan siangnya terganggu karena rapat.
Zahra membuka pintu rumahnya dan mengucapkan salam. Sepatu basah yang ia kenakan ia taruh di rak sepatu dekat pintu agar tidak mengotori rumah dengan posisi berdiri agar segera kering. Ruang tamu terlihat sepi. Abangnya mungkin masih bekerja, sedangkan ibunya pasti ada di dapur karena tidak mungkin beliau ada di halaman belakang karena sekarang masih gerimis. Sementara ayahnya saat ini tengah dinas ke Bogor untuk mengevaluasi perusahaan cabang yang ada disana.
Zahra segera menuju ke kamarnya untuk berganti baju meski bayangan berendam di air hangat cukup menggiurkan. Namun baru di pertengahan anak tangga suara melengking mamanya menghentikan langkah gadis itu sebelum menapaki tangga lebih banyak.
“ZAHRAAA!” teriakan itu membuat Zahra berbalik dan mendapati raut terkejut sang bunda.
“Kamu abis nyemplung dimana nak? Udah gede janganlah kamu main air dijalanan?” kata bundanya dramatis. Benar-benar dramatis dalam artian yang sebenarnya. Bundanya itu membuat raut keterkejutan yang lumayan lebay, membuat ia mengernyit jijik.
Plis deh, dia udah besar. Udah wisuda dokter juga, walaupun masih koas. Masak pake kata kecemplung segala dikira dia kucing kecemplung got apa?
Belum sempat ia membalas ucapan sang bunda, muncul suara lain yang amat membuat ia kesal.
“Nyemplung di got depan komplek, bun. Finding Dori katanya.”
Zahra cemberut mendengar suara Azzam. Abangnya itu sepertinya baru saja pulang sebab masih memakai setelan kerja lengkap dengan tas berisi dokumen dan laptopnya, minus kebasahan tentu saja. Sebab abangnya menyetir mobil sendiri.
“Ih, Zahra tuh keujanan Bunda.” Kata Zahra kembali membalikkan badan dan berlari menaiki tangga menuju kamarnya, mengabaikan cekikikan bunda dan juga abangnya dibawah sana. Sesampainya dikamarnya ia segera menyambar handuk yang tergantung di balik pintu dan segera menuju kamar mandi setelah meletakkan tasnya diatas meja belajar. Bayangan air hangat memenuhi bath up dengan aromatherapy membuat ia tak sabar segera merendam dirinya disana. Badannya sudah kedinginan dan kulit jarinya sudah mengerut karena terlalu lama terkena air.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter!!!
RandomRufah paling nggak bisa bikin sinopsis. Jadi kalau kalian berminat, Rufah berterima kasih sekali sudah mau membaca. Jangan plagiat ya :) Ini murni ide Rufah sendiri. Jadi kalau ada kesamaan nama, judul, plot, dsb. itu murni karena ketidak-sengajaan...