Part 12

3.5K 164 11
                                    

Assalamu'alaykum, ketemu lagi sama rufah...

Hari ini berhubung dalam rangka tahun baru maka rufah secara special up dua part sekaligus.

Jangan lupa tinggalkan jejak dan komentar ya. Ka ada typo comment aja.

🐾🐾🐾

🎉Happy Reading🎉


Kesadaran perlahan menghampiri Azzam. Mengerjapkan mata serta menguap Azzam sempurna telah membuka mata dan netranya dengan segera menyesuaikan cahaya ruang tengah yang gelap sebab lampu tidak menyala namun Azzam masih bisa mengenali ruangan tempatnya berada. Menoleh ke samping senyumnya mengembang saat matanya menangkap wajah Zahra yang tengah terlelap pulas berbantalkan lengannya, bahkan tangan dan kakinya melingkari pinggang serta melilit kaki Azzam. Benar-benar mirip koala.

Melepaskan diri secara perlahan dari belitan Zahra, Azzam kemudian berdiri dan menuju saklar lampu untuk menyalakan lampu ruang tengah. Azzam tahu benar bahwa Zahra memiliki banyak phobia, salah satunya yaitu tempat gelap. Maka sebelum ia membangunkan Zahra Azzam harus memastikan bahwa Zahra berada di tempat yang terang. Sebab bila Zahra mendapati dirinya berada di ruang gelap, bisa-bisa anak satu itu pingsan lagi. Untung kemarin ia selalu memeluk Zahra saat tidur, dia sempat terbangun saat ibunya mengelus rambutnya kemarin sebelum mencium keningnya dan pergi mematikan lampu. Hanya itu satu-satunya trik agar Zahra tak terbangun dan mendadak histeris yang kemudian berlanjut hingga pingsan. Sungguh tak ada yang dapat mengerti ketakutan Zahra sebaik Azzam.

Kemudian kakinya melangkah menuju dapur untuk mengambil minum, tenggorokannya terasa kering sehabis tidur. Selepas minum dan menuntaskan dahaga Azzam kembali mengisi gelas kosong dengan air putih hingga penuh dan membawanya ke ruang tengah tempat adiknya masih tertidur pulas. Beranjak pergi dari dapur setelah mematikan lampu Azzam mendapati Zahra yang tengah meringkuk seperti janin di atas karpet. Selimut yang tadi masih menyelimuti sebagian tubuhnya sudah teronggok di bawah kakinya. Azzam menyimpan gelas berisi air putih itu di atas meja depan sofa kemudian berbalik menghadap Zahra dan berjongkok tepat di depan wajah polos adiknya.

Sesaat Azzam memerhatikan wajah Zahra yang begitu lelap dalam tidurnya. Entah ini tidur lelap yang keberapa dalam bulan ini, Azzam tak tahu. Sebab yang ia tahu adiknya selalu terbangun saat tengah malam sebab mimpi buruk yang sejatinya adalah kepingan masa lalu yang telah terlupakan oleh Zahra secara tidak sengaja. Azzam yakin tak lebih dari jumlah jari tangan miliknya Zahra dapat tidur tenang tanpa mimpi buruk. Mekanisme perlindungan diri yang menyebabkan otak Zahra melupakan memori menyakitkan dan menakutkan dari ingatannya.

Siapa yang tahu wajah polos dengan senyum lebar dan mata hitam besar yang penuh binar bahagia tiap kali terbuka telah mengalami begitu banyak hal buruk yang mungkin hanya segelintir orang saja yang mengalami hal serupa dengan adiknya. Penculikan oleh orang terdekat kemudian penyiksaan yang tidak manusiawi hingga mengakibatkan berbulan-bulan Zahra mengalami trauma hebat meski tengah ditangani psikiater dan tenaga ahli, dan itu dialami oleh Zahra, adiknya yang waktu itu masih mengenyam bangku sekolah dasar. Adiknya ini begitu lembut seperti Fatimah binti Muhammad namun juga begitu rapuh seperti Layla pujaan Qais, yang kemudian menjadi majnun karena cintanya yang begitu besar.

Ruang tengah begitu lengang. Hanya suara jarum jam yang terus berdetik menunjukkan pukul dua dini hari yang mengisi keheningan Azzam memerhatikan adiknya dengan sayang dan tatapan lembut serta senyum tulus yang tersungging di bibirnya. Tak mau berlarut-larut dalam lautan kenangan masa lalu yang menyakitkan, Azzam memencet-mencet pipi Zahra hingga mulutnya mengerucut seperti mulut ikan membuat Zahra risih dan merasa terganggu. Kernyitan di dahinya makin terbentuk saat Azzam berkata lembut, “Bangun princessnya abang, udah jam dua. Tahajjud gih.” Katanya yang membuat Zahra menggumam dan mengulet tubuhnya, melenturkan otot tubuhnya yang terasa kaku kemudian beranjak duduk meski matanya belum terbuka sama sekali.

Dokter!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang