Happy reading 💐
Typo bertebaranSilahkan di Coment jika Ada Typo 😉
Lisa dan Sean memasuki rumah membuat semua mata tertuju pada mereka berdua, termasuk adik-adik Sean yang memandang Lisa tak suka.
"Sean kau dari mana saja?" tanya Silvia.
"E ibu, aku tadi ada urusan sebentar sama Lisa," kata Sean.
"Baiklah, jangan sampai terjadi apa-apa dengan mu yah! pernikahan adikmu sudah dekat," kata Silvia.
"Iya Bu," kata Sean.
"Ibu, dimana Rafa?" tanya Sean.
"Tadi dia pamit ingin menghadiri rapat," kata Silvia.
"Baiklah aku akan menyusulnya," kata Sean tapi Silvia menahannya.
"Eeh mau kemana? Rafa bisa mengatasinya sendiri sekarang kau bantu ibu mendekor rumah," kata Silvia.
"Ibu kau bisa menyewa Seseorang nanti akan Ku bayar," kata Sean.
"Sean! ini pernikahan anak perempuan ku yang pertama jadi aku harus mempersiapkannya dengan baik," kata Silvia.
"Baiklah Ibu, aku harus mengerjakan apa?" kata Sean pasrah.
"Pergilah ke pasar belikan bunga yang banyak dan yang cantik," kata Silvia.
"Eh Kaka tunggu, aku ingin menggunakan tema India di pernikahan ku jadi tolong belikan aku kain sari yang sangat indah," kata Bela.
"Ajak Lisa bersama mu kak dia memiliki selera yang tinggi," kata Bela membuat Sean memandang Lisa.
"Itu saja?" tanya Sean.
"Kakak belikan aku ice cream yang banyak," kata Gege.
"Hmm baiklah," kata Sean bergegas membeli barang-barang yang di butuhkan bersama Lisa.
"Lisa bagaimana kalau kita belikan bunga mawar saja? kita beli yang banyak terus di pasang di setiap sudut rumah kalau perlu di kursi-kursi tamu juga kita pasangkan," kata Sean membuat Lisa tertawa.
"Kenapa kau tertawa?" tanya Sean.
"Tuan, bunga mawar itu berduri yang ada para tamu akan kesakitan," kata Lisa membuat Sean terdiam.
"Lagipula yang kita beli itu bunga plastik biar tidak layu," kata Lisa lagi.
Sean menghentikan mobilnya di pasar tradisional yang ada di kotany, Sean melihat banyak sekali orang yang berdesakan.
Setelah bertahun-tahun tidak menginjakkan kaki di pasar ini, pasar ini tidak berubah sama sekali dan pasar ini memiliki kenangan pahit bersama Sean.
"Tuan ayo," kata Lisa.
Semua mata memandang Sean dan Lisa, ada yang tersenyum pada mereka ada juga yang menawarkan dagangannya secara gratis pada Sean dan Lisa.
"Tuan apa kau tahu tempat penjual bunga di sini?" tanya Lisa
"Ada, di depan sana," kata Sean.
"Permisi paman saya ingin membeli bunga untuk acara pernikahan," kata Lisa.
"Wah Tuan Sean, ayo silahkan di pilih ambil sesukamu kau tidak perlu mengeluarkan uang untuk ku," kata penjual itu.
"Tidak paman, kau bekerja dan aku harus membayarnya," kata Sean lagi.
"Tidak usah Tuan, ini saja belum cukup membalas kebaikan mu pada kami semua," katanya lagi.
"Ambil atau aku tidak akan membantu kalian lagi," ancam Sean sambil menyodorkan uangnya.