Happy reading 💐
Typo bertebaran
Silahkan di Coment jika Ada Typo 😉Setelah berhasil menemukan Lisa, mereka memutuskan untuk segera pulang kerumah.
Di dalam mobil Sean terus menatap Lisa yang masih menggunakan gaun pengantin berwarna putih itu tentunya dengan wajah yang terpoles make up, jantungnya berdegup kencang ini bukan yang pertama kalinya Sean rasakan saat berada di dekat Lisa.
"Berkedip kak, Lisa tidak akan hilang jika kau berkedip," ujar Rafa menggoda Sean membuat Sean menatapnya garang sedangkan Lisa hanya bisa menunduk malu.
"Di depan saja ada pusat perbelanjaan kita harus membeli pakaian baru untuk mu aku tidak ingin ibu melihat kau pulang menggunakan gaun ini," ujar Sean memandang lurus kedepan.
"Iya," jawab Lisa seadanya.
Tak butuh waktu lama mencari pakaian untuk Lisa sebab apapun yang ia pakai selalu terlihat cantik. Setelah Lisa berganti pakaian mereka memutuskan untuk pulang.
"Kak, apa kau merasa ada yang aneh?" tanya Rafa ketika mereka sudah berada dalam mobil.
"Aneh?" tanya Sean.
"Dari kejadian yang menimpa kalian berdua," ujar Rafa membuat Sean berfikir .
"Apa kau sadar kak? keamanan di rumah kita sangat ketat aku sangat yakin! jika ada musuh yang ingin masuk ke dalam Sebelum ia melewati pagar dia akan mati terlebih dahulu, lalu siapa yang merusak rem mobil mu? Jika benar itu musuh aku sangat mengakui keberaniannya," ujar Rafa lagi.
"Kau benar, mulai dari rem mobilku yang rusak dan Ravindra beserta ana buahnya yang menghadang kami dan mengarahkan kami ke jurang," ujar Sean.
"Mengarahkan? Apa mungkin mereka tahu kalau rem mobilmu rusak? Tapi mereka tahu dari siapa?" tanya Rafa lagi.
"Orang dalam!" ujar Lisa yang sedari tadi hanya diam menyimak.
"Orang dalam?" tanya Sean dan Rafa bersamaan.
"Iya, aku yakin orang di balik semua ini adalah orang terdekat kita karena hanya orang terdekat kita yang bisa keluar masuk di rumah Tuan tanpa di cegah oleh Penjaga," ujar Lisa.
"Tapi pada saat itu tidak ada tamu yang datang," ujar Sean.
"Mungkin saja mereka bersembunyi setelah berhasil melewati para penjaga," ujar Lisa lagi.
"Kita akan tahu sebentar lagi, kita akan melihat buktinya di rekaman Cctv," ujar Sean.
***
"IBUUU ITU MOBIL SEAAAAN," teriak Gunadhya ketika melihat mobil Sean memasuki pekarangan rumahnya.
"Syukurlah mereka pulang dalam keadaan selamat," ujar Silvia.
"Hai Bu, Hai kak," sapa Rafa.
"Syukurlah kalian sudah pulang," ujar Silvia.
"Nyonya maafkan aku telah merepotkan kalian," kata Lisa tak enak.
"Tidak Masalah yang penting kau baik-baik saja, " ujar Silvia mengusap wajah Lisa seketika membuat Lisa rindu dengan sosok ibunya.
"Beristirahat lah untuk hari ini biarkan aku dan Gege yang membuat makan malam,".
"Baik Bu," ujar Sean berjalan meninggalkan mereka menuju kamarnya.
Sean menjatuhkan tubuhnya di atas kasurnya yang sangat empuk, ia kembali memikirkan perbincangan di mobil tadi.
"Siapa orang di balik semua ini," gumam Sean sambil menatap langit-langit kamarnya.
"Kakak," panggil Bela membuat Sean bangun dari tidurnya.
"Ada apa? Kau butuh sesuatu?" tanya Sean.
"Ah tidak, aku hanya ingin bertanya," ujar Bela.
"Duduklah di sampingku," ujar Sean tersenyum pada adiknya.
"Ada apa hmm?" tanya Sean.
"Kau janji tidak akan marah?" tanya Bela.
"Tidak,".
"Kenapa kau menolong Lisa?" tanya Bela membuat dahi Sean berkerut.
"Memangnya kenapa?" tanya Sean.
"Yaa apa kau lupa dengan apa yang sudah dia lakukan pada kakak, dia membantu Felysia pergi di hari pernikahan mu, dia telah mengkhianati mu kak, lalu kenapa kau masih menolongnya?" tanya Bela sedikit kesal membuat Sean menatapnya heran.
"Apa kau juga lupa dengan janji yang aku buat di ujung kematian ibu Lisa? aku berjanji akan menjaganya," ujar Sean.
"Sekarang kau sudah menempati janji, lalu kenapa kau membiarkan gadis itu tetap di rumah kita?" tanya Bela lagi.
"Bela, janji ku itu akan selamanya ada bukan hanya sekali," ujar Sean.
"Apa jangan-jangan kau telah jatuh cinta dengan Lisa?" kata Bela membuat Sean terdiam.
"Sudahlah jangan menanyakan hal-hal seperti itu, sekarang aku ingin tahu bagaimana perkembangan keponakan ku ini?" tanya Sean membuat Bela menghela nafasnya.
"Sebentar lagi dia lahir, dan kata dokter bayi ku ini laki-laki," ujar Bela semakin membuat Sean melebarkan senyumnya.
"Gunadhya Junior," ujar Sean.
"Ya sudah kak, aku keluar dulu selamat malam,".
Makan malam telah selesai, Sean bingung karena sedari tadi ia tidak melihat keberadaan Lisa.
"Apa Lisa sudah makan?" tanya Sean membuat Silvia tersenyum.
"Belum, katanya dia belum lapar," kata Silvia.
"Lalu dimana dia?" tanya Sean.
"Taman belakang Nak,".
Setelah mengetahui keberadaan Lisa, Sean berniat untuk menyusulnya, di sana Sean melihat Lisa sedang menatap kolam ikan kecil.
"Kau belum makan?" tanya Sean membuat Lisa terkejut.
"Aku tidak lapar Tuan," ujar Lisa tanpa memandang Sean.
Keheningan terjadi, malam itu angin berhembus kencang membuat beberapa helai rambut Lisa terus bergerak dan membuat Sean terus menatapnya.
"Tuan, terimakasih karena kau telah menolong ku, aku pikir kau tidak akan datang dan membawa ku pulang tapi yang terjadi kau datang di waktu yang tepat, sekali lagi terimakasih,Tapi, aku ingin tahu kenapa kau ingin menolongku?" ujar Lisa tersenyum sambil menatap Sean.
"Karena aku mencintaimu,".
Bersambung....