10. Hilang Tanpa Bilang

4.3K 414 6
                                    

Tidak terasa sudah terhitung satu minggu Velyn dan Elno berpacaran, semenjak itu pula mereka sering menghabiskan waktu bersama seperti sepasang kekasih yang benar-benar bahagia.


Di satu minggu belakangan ini, Elno sering sekali mengantar jemput Velyn sekolah rasanya jika nanti takdir berpihak kepada mereka berdua akan banyak rintangan rumit yang harus dilalui terlebih dahulu.

Di satukan ataupun tidak nantinya, hanya Tuhan lah yang tahu dan berhak atas takdir mereka berdua.

Sekarang ini hari Minggu, hari di mana semua orang bebas dari tugas sekolahan. Sama halnya seperti, Velyn sekarang gadis itu sedang bersiap-siap untuk pergi ke rumah kekasihnya yaitu Elno.

Malam tadi, Elno memberitahu bahwa besok tepatnya hari ini lelaki itu akan mengajak Velyn joging serta kerumah orang tuanya hanya untuk berkunjung.

Elno

[Besok kita joging di sekitar komplek lo.]

[Berdua aja, 'kan?]

[Iya.]

[Oke! Seneng, deh, hehe.]

[Tidur sana, udah malem cewek gak baik begadang.]

[Iya, ini juga mau tidur kok. Kamu kenapa belum tidur?]

[Nunggu lo tidur dulu.]

[Ih perhatian banget, jadi makin sayang, deh. Met bobo El.]

[Hem.]
(Read)

Kira-kira seperti itulah percakapan mereka pas malam tadi, terlihat seperti sepasang kekasih bahagia bukan?

Bahkan selama berpacaran sandiwara ini sikap Elno berubah menjadi lebih Posesive dari biasanya. Entahlah Velyn juga bingung dengan perubahan sikap Elno yang tiba-tiba begini.

Pagi harinya Velyn sudah terlihat sangat rapi dari biasanya.

Setelah bersiap-siap, Velyn langsung beranjak keluar dari kamar dan menuju meja makan. Terlihat Ibu serta kakaknya itu seperti bahagia tanpa adanya Velyn di sana.

Saat di pertengahan tangga, seketika wajah Ibu serta kakaknya berubah menjadi dingin saat melihat gadis itu berada di tangga.

"Aku rindu Mama yang dulu," batin Velyn sedih.

"Mau ke mana kamu?" tanya Mama Velyn dingin.

Gadis itu tersenyum manis, setelah dirinya sampai di hadapan Ibu dan Jesslyn. "Mau joging sebentar, Ma." balasnya.

"Makan dulu, Vel." Jesslyn berkata.

Tanpa membalas ucapan saudara tirinya, ia pun langsung duduk di meja makan dan melahap roti yang sudah di beri selai, serta segalas susu coklat yang ia minum dengan satu kali tegukan langsung habis sekejap.

"Aku pergi dulu," ujar Velyn, langsung pergi dari meja makan tersebut.

Bahkan tidak ada yang mengucapkan kata apapun sebelum, Velyn pergi satu hal yang Velyn ketahui saat ini. Bahwa, Ibunya lebih peduli kepada kakak angkatbya di bandingkan gadis itu.

Velyn [SELESAI] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang